c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

16 Januari 2025

09:41 WIB

Kegelapan Dan Teror Dari Lapisan Visual Film Bayang-Bayang Anak Jahanam

Melalui berbagai strategi pencahayaan, perspektif hingga pergerakan kamera, dia memberi sentuhan ciamik untuk memperkuat nuansa horor.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Kegelapan Dan Teror Dari Lapisan Visual Film <em>Bayang-Bayang Anak Jahanam</em></p>
<p>Kegelapan Dan Teror Dari Lapisan Visual Film <em>Bayang-Bayang Anak Jahanam</em></p>

Sesi konferensi pers film Bayang-bayang Anak Jahanam di CGV Grand Indonesia, Jakarta, Senin (13/1). Validnews/Andesta

JAKARTA – Film Bayang-Bayang Anak Jahanam menyajikan kegelapan di seputar dunia ritual hitam. Mengangkat praktik manusia yang bersekutu dengan setan untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidup, namun pada akhirnya membawa petaka yang mengerikan.

Berkisah tentang Gina (diperankan Taskya Namya), seorang perempuan yang mencoba melawan takdir dengan mengikuti ritual hitam. Dia menjalani sebuah ritual sekte demi menghidupkan kembali bayinya yang telah meninggal di dalam kandungan.

Anak itu bernama Agni (Ali Fikry), yang kemudian tumbuh dengan membawa teror. Dia tumbuh menjadi anak yang berbeda dari kebanyakan, dan di saat bersamaan juga membawa kekuatan mistis dan jahat yang mengancam nyawa orang-orang di sekitarnya.

Kehadiran anak dalam rumah tangga Gina dan suaminya, Gani (Rizky Hanggono) semula diharapkan membawa kebahagiaan. Namun, kehidupan mereka justru diliputi kegelapan. Berbagai kejadian kelam membayang, mengancam kehidupan mereka.

Bayang-Bayang Anak Jahanam adalah film produksi Anami Films, karya sutradara A.M.R. Film ini menawarkan kesan horor yang intens lewat cerita, sajian visual mapun suara yang dihadirkan di sepanjang film.

Salah satu yang menarik adalah elemen visual yang digarap oleh sinematografer Yudi datau. Melalui berbagai strategi pencahayaan, perspektif hingga pergerakan kamera, dia memberi sentuhan ciamik untuk memperkuat nuansa horor.

Menyimak elemen visual Bayang-Bayang Anak Jahanam, penonton akan diajak untuk mengikuti transformasi emosi tokoh cerita melalui transisi visual yang mencolok. Fase-fase perjalanan tokoh digambarkan lewat karakteristik visual berbeda, menandakan fase emosi tokoh tersebut.

“Saya mencoba menerjemahkan cerita lewat beberapa elemen fotografi. Bagaimana sih ibu, fasenya kan ada ketika di fase dia hamil, keguguran, bertemu dengan perjanjian-perjanjian setan, lalu kehidupan itu berubah semuanya menjadi sebuah kehancuran,” ungkap Yudi saat konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Fase-fase itu digambarkan lewat pembagian gaya visual dari berkarakter terang dan penuh cahaya, hingga lama-kelamaan meredup dan semakin kelam. Seolah, elemen visual adalah wujud pikiran dan hati tokoh utamanya.

Mulai dari bagian awal cerita yang menggambarkan fase penuh harapan saat tokoh Gina hamil dan menanti kelahiran anaknya. Bagian ini direkam oleh Yudi Datau dalam gaya visual yang ‘hidup’ atau bercahaya.

Namun ketika tokoh utama mengalami keguguran dan lantas masuk ke dalam ritual sekte, pencahayaan visual meredup, memberi kesan misterius bagi penonton.

Puncak teror dan kegelapan bagi tokoh utama ada pada bagian akhir cerita, ketika sang anak yang lahir dari ritual hitam, menebar teror di keluarga mereka.  Tokoh utama kemudian mengalami fase kompleks, terombang-ambing antara cinta kepada anak, ketakutan, dan keraguan untuk mengambil keputasan.

Emosi itu digambarkan melalui transisi cahaya visual perlahan, dari waktu ke waktu menjadi semakin redup. Pada akhirnya, kegelapan itu menjadi semakin pekat, sehingga adegan-adegan berjalan serasa di balik bayang-bayang.

“Ada tiga fase, itu yang kalau penonton bisa mungkin merasakan, ada kegelapan-kegelapan yang semakin gelap di akhirnya,” ungkap Yudi.

Yudi melanjutkan, melalui sajian visual, dia hendak menyampaikan cerita kepada penonton. Cerita tentang manusia yang mengalami dinamika kehidupan yang kontras, dari kehidupan penuh cinta dan harapan hingga penuh keputusasaan.

“Cinta itu bisa berdampingan dengan keputusasaan manusia. Ketika putus asa, ada jalan-jalan yang berdekatan dengan hal-hal yang melawan takdirnya Allah dengan bermain dengan dunia-dunia magis, mitologi, dan itu dekat sekali sama masyarakat kita,” ucapnya.

Film Bayang-Bayang Anak Jahanam turut menampilkan bintang Maryam Supraba, Ruth Marini, serta Yayu Unru (almarhum). Film ini rilis di bioskop mulai hari ini, 16 Januari 2025.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar