c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

29 Maret 2022

11:04 WIB

Kegagalan Perawatan Kesuburan Berisiko Picu Penyakit Jantung

Munculnya risiko penyakit jantung pada wanita yang melakukan perawatan kesuburan disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama.

Editor: Satrio Wicaksono

Kegagalan Perawatan Kesuburan Berisiko Picu Penyakit Jantung
Kegagalan Perawatan Kesuburan Berisiko Picu Penyakit Jantung
Ilustrasi ibu hamil.Freepik.

JAKARTA – Setiap pasangan yang telah menikah tentu menginginkan kehadiran buah hati. Ada banyak cara yang dilakukan oleh wanita untuk bisa hamil, salah satunya dengan melakukan perawatan kesuburan. 

Namun, agaknya para wanita yang melakukan perawatan kesuburan perlu berhati-hati. Pasalnya, gagalnya perawatan kesuburan, seperti in vitro fertilization (IVF) serta metode perawatan kesuburan lainnya, dianggap bisa memperburuk kondisi jantung dan memicu penyakit jantung.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan dr. Jacob Udell dari the Clinical Evaluative Sciences (ICES), the Peter Munk Cardiac Centre, serta Women’s College Hospital di Kanada. 

Penelitian ini meninjau data sebanyak 28.442 wanita di Ontario, Kanada, dengan usia rata-rata 35 tahun. Semuanya telah mendapatkan terapi kesuburan menggunakan hormon gonadotropin (GnRH) pada April 1993 hingga Maret 2011. 

Sementara itu, pemantauan kondisi kesehatan mereka dilakukan hingga Maret 2015.

Para wanita tersebut rata-rata telah mendapatkan perawatan kesuburan sebanyak 3 kali. Sebanyak 9.349 wanita berhasil hamil setelah menjalani perawatan kesuburan selama satu tahun. Namun, sisanya tidak berhasil.

Setelah 8,4 tahun memantau kondisi individu yang gagal hamil, diketahui sebanyak 2.686 di antaranya memiliki permasalahan kardiovaskular, terutama stroke dan gagal jantung. Diperkirakan, risiko mereka mengembangkan kondisi ini mencapai 19%.

Dikutip dari Klikdokter, peneliti menilai bahwa munculnya risiko tersebut disebabkan oleh penggunaan obat-obatan kesuburan dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama. Komplikasi yang timbul, antara lain tekanan darah tinggi hingga diabetes, kondisi kesehatan yang berhubungan dengan penyakit jantung. 

Menanggapi hal ini, edukator dari Klikdokter, dr. Reza Fahlevi mengungkapkan, bahwa obat-obatan untuk mengatasi masalah kesuburan memang bisa berdampak pada kondisi jantung. Obat-obat pemicu fertilitas biasanya meningkatkan produksi hormon-hormon reproduksi. 

Ketika jumlahnya berlebih, sirkulasi darah akan terganggu dan berdampak buruk pada kesehatan jantung.

Melansir The Embryo Project Encyclopedia, tingginya kadar hormon reproduksi juga bisa menyebabkan pembuluh darah di ovarium mengeluarkan cairan. Apabila cairan keluar secara berlebih, akan merusak ginjal dan menyebabkan pembekuan darah. Pembekuan darah dapat memicu stroke, serangan jantung, serta efek serius lainnya.

Meski studi menunjukkan risiko kegagalan perawatan kesuburan terhadap kesehatan jantung, bukan berarti hal ini menjadi penghalang wanita untuk menjalaninya. 

Peneliti pun menyampaikan bahwa efek samping, seperti serangan jantung, stroke, dan gagal jantung, tergolong minim terjadi. Terlebih, penelitian ini memiliki keterbatasan, karena tidak mengamati kondisi lain yang memengaruhi kesehatan jantung wanita, misalnya tekanan darah serta kadar kolesterol. 

Supaya perawatan kesuburan tidak berdampak buruk bagi jantung, sebaiknya lakukan pemeriksaan kardiovaskular terlebih dahulu. 

Dengan demikian, dokter dapat mengevaluasi potensi efek samping pada jantung sebelum dan sesudah perawatan dimulai. 

Menjaga kesehatan jantung selama perawatan kesuburan juga bisa dilakukan dengan menjalani pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, tidak merokok, tidak minum alkohol, dan rutin berolahraga.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar