c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

31 Juli 2024

13:52 WIB

Kawasan Hutan Parapuar, Alternatif Wisata Di Labuan Bajo

Seiring dengan rencana diberlakukannya penutupan berkala Taman Nasional Komodo mulai 2025, saat ini tengah dikembangkan kawasan hutan Parapuar sebagai alternatif wisata di Labuan Bajo. 

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Kawasan Hutan Parapuar, Alternatif Wisata Di Labuan Bajo</p>
<p>Kawasan Hutan Parapuar, Alternatif Wisata Di Labuan Bajo</p>

Pemandangan lanskap dari Parapuar, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. GMaps/Aswin Nobby

JAKARTA - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) tengah mengembangkan destinasi alternatif baru di kawasan Labuan Bajo, yakni Taman Parapuar. Pengembangan tersebut dilakukan seiring dengan rencana penutupan berkala Taman Nasional Komodo pada tahun 2025 mendatang. 

Kawasan hutan Taman Parapuar sendiri merupakan satu dari delapan proyek strategis nasional, yang rencananya akan diresmikan dalam waktu dekat. Adapun nilai pengembangan kawasan tersebut mencapai Rp2,8 triliun. 

Sebagai tempat wisata alternatif, kawasan Parapuar akan dibagi menjadi empat zona yang masing-masing menawarkan sensasi berbeda. Mulai dari zona budaya hingga zona alam liar (wild life district). Untuk pengembangan tahap pertama, Taman Parapuar mengusung konsep wisata alam di dalam hutan. 

"Kami berharap dengan hadirnya (Taman) Parapuar sebagai salah satu kawasan dan destinasi baru, akan membuat wisatawan punya lebih banyak lagi pilihan saat berwisata ke Labuan Bajo juga Flores NTT pada umumnya," papar Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, dalam Weekly Brief Kemenparekraf yang berlangsung di Jakarta, Senin (29/7).

Lebih lanjut, Frans menuturkan jika Taman Parapuar lokasinya sangat strategis di pusat kota Labuan Bajo, di mana wisatawan  hanya membutuhkan waktu lima menit dari Bandara Internasional Komodo dan tujuh menit dari kawasan Marina Waterfront.

"Jadi saya kira ini satu lokasi yang strategis yang bisa diakses dengan mudah dan berada di ketinggian kurang lebih 238 meter di atas permukaan laut. Jadi pemandangannya sangat challenging, kita bisa menikmati sunset dan sunrise," tambahnya.

Labuan Bajo Semakin Diminati

Pengembangan Taman Parapuar sebagai wisata alternatif sendiri dilatarbelakangi oleh fakta bahwa Labuan Bajo semakin diminati. Sebagai salah satu destinasi unggulan, keberadaannya perlahan menjadi magnet wisata dunia, layaknya Bali.

"Berdasarkan data dari Global Dystribution System (GDS), pada tahun 2024 terdapat 4.137.720 pencarian terkait Labuan Bajo dan memang Labuan Bajo ini menjadi destinasi pelengkap di Indonesia selain Bali," ungkap Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, dalam kesempatan yang sama.

Angka pencarian dalam kurun waktu Januari-Juli 2024 tersebut, telah mendekati angka tahun sebelumnya yang menyentuh angka 4.899.240 pencarian.

"Ini menunjukkan bahwa Labuan Bajo sudah semakin dicari dan diminati, kami berharap dengan hadirnya daya tarik atau atraksi baru ditambah meningkatnya penerbangan langsung ke wilayah ini, maka akan semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang pada akhirnya menaikkan kesejahteraan masyarakat dari kegiatan pariwisata,” beber Nia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar