28 Agustus 2024
17:09 WIB
Kategori Berisiko Tinggi Terkena Virus Monkeypox
Jumlah kasus monkeypox atau Mpox dikonfirmasi terus bertambah. Ada beberapa kelompok yang disebut rentan terhadap virus ini, mulai dari ibu hamil hingga anak di bawah usia satu tahun.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi vaksin cacar monyet atau monkeypox. Shutterstock/Cristian Storto
JAKARTA - Virus monkeypox saat ini ramai diperbincangkan karena kasusnya telah menyebar ke berbagai negara, termasuk di Indonesia. Mengingat situasi ini, World Health Organization (WHO) telah menetapkan virus Mpox atau monkeypox sebagai keadaan darurat global.
Sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, virus Mpox yang awalnya dikenal sebagai monkeypox, pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958 di wilayah Afrika. Virus ini menyebar di kalangan hewan primata dan secara sporadis menginfeksi manusia di beberapa negara Afrika selama beberapa dekade.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, situasi berubah drastis. Sejak tahun 2022, virus Mpox mulai menyebar di luar Afrika, menarik perhatian global karena kemunculannya di berbagai negara yang sebelumnya tidak pernah melaporkan kasus monkeypox.
Di Indonesia, kasus pertama virus monkeypox terdeteksi pada Agustus 2022. Sejak itu, virus ini terus dipantau secara ketat oleh otoritas kesehatan.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat bahwa hingga pertengahan Agustus 2024, terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox di berbagai wilayah. Meskipun upaya pencegahan dan penanggulangan telah ditingkatkan, jumlah kasus yang dikonfirmasi terus bertambah.
Kelompok Rentan Berisiko Virus Monkeypox
Orang yang rentan terhadap Mpox mencakup berbagai kelompok memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi. Kelompok ini meliputi mereka yang memiliki kekebalan tubuh lemah, disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu atau penggunaan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan.
Selain itu, anak-anak di bawah usia 1 tahun juga termasuk kelompok yang rentan, karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang. Seseorang dengan riwayat eksim juga berisiko lebih tinggi, karena kondisi kulit mereka dapat mempermudah masuknya virus ke dalam tubuh.
Ibu hamil juga perlu berhati-hati, karena infeksi Mpox dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan ibu dan janin. Terakhir, orang-orang yang sering berinteraksi dengan hewan berisiko, seperti primata dan pengerat, memiliki peluang lebih besar terpapar virus ini, mengingat hewan-hewan tersebut bisa menjadi inang alami bagi virus Mpox.
Mpox sendiri termasuk dalam kategori penyakit zoonosis, yaitu jenis penyakit yang dapat menyebar antara hewan dan manusia. Penyakit ini awalnya ditemukan pada hewan, terutama pada primata dan pengerat, namun dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui gigitan dan goresan.
Penyebaran dari hewan ke manusia inilah yang membuat Mpox menjadi perhatian serius di bidang kesehatan, terutama dalam upaya untuk mencegah penularan lintas spesies. Meskipun demikian, CDC telah mengidentifikasi langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari virus Monkeypox.
Pertama, mencegah penularan kontak fisik dengan menghindari kontak kulit langsung dengan mereka yang memiliki ruam atau lesi menyerupai gejala Mpox, serta hewan yang diketahui membawa virus ini. Selain itu, setiap orang disarankan untuk mempertimbangkan vaksinasi sebagai langkah perlindungan tambahan.
Sebelum mendapatkan vaksinasi, sangat penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan guna memastikan vaksinasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individu. Dengan pendekatan yang tepat, risiko penyebaran dan infeksi dapat diminimalkan secara signifikan.