c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

15 Agustus 2022

14:22 WIB

Kata Epidemiolog Soal Ancaman Virus Langya

Virus Langya atau LayV merupakan virus baru yang disebut menular melalui tikus. Bagaimana potensi penularan antarmanusia?

Penulis: Tristania Dyah Astuti

Editor: Satrio Wicaksono

Kata Epidemiolog Soal Ancaman Virus Langya
Kata Epidemiolog Soal Ancaman Virus Langya
Ilustrasi virus. freepik.

JAKARTA - China kembali menjadi sorotan lantaran menjadi tempat munculnya virus baru yang dikenal dengan nama Langya (LayV). Virus ini merupakan penyakit zoonosis atau virus yang ditularkan dari hewan ke manusia. 

Para ilmuan menyimpulkan bahwa virus ini masuk dalam kelompok Henipavirus, kelompok yang sama dengan virus Hendra dan Nipah yang ditemukan pada 2018 lalu. Saat ini, dilaporkan virus Langya telah menginfeksi sebanyak 35 orang yang berada di dua provinsi, yakni Shandong dan Henan, China. 

Melansir Healthline, mayoritas pasien mengalami gejala pernafasan seperti demam, batuk, hilang nafsu makan, mual, muntah, dan mialgia atau nyeri otot pada seluruh tubuh. Gejala ini hampir sama dengan gejala infeksi virus Hendra dan Nipah.

Namun, hasil pemeriksaan sebagian pasien yang terkena virus Langya dilaporkan menunjukkan jumlah trombosit darah yang cukup rendah, jumlah sel darah putih yang rendah, gangguan fungsi hati, atau gangguan fungsi ginjal. Akan tetapi belum ada laporan pasien meninggal akibat virus ini.

Awal Mula Deteksi LayV
 Berdasarkan laporan otoritas kesehatan di China, pasien pertama adalah seorang wanita berusia 53 tahun yang mengunjungi rumah sakit pada Desember 2018 dengan keluhan demam, sakit kepala, dan gejala lainnya. Para peneliti kemudian mengambil sampel usap tenggorokan dari wanita tersebut.

Setelah beberapa waktu, teridentifikasi 35 orang lainnya juga terinfeksi virus ini dan seluruhnya memiliki riwayat kontak dengan hewan baru-baru ini.

Dikutip dari Nature.com, para peneliti menduga virus LayV menyebar ke manusia melalui tikus. Hal ini berdasarkan penelitian yang mengambil sampel jaringan dan urine dari 25 spesies hewan kecil liar. Peneliti menemukan antibodi LayV pada beberapa kambing dan anjing, dan mengidentifikasi RNA virus LayV pada 27% dari 262 sampel tikus.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penularan LayV di antara tikus. “Entah bagaimana virus ini menginfeksi manusia. Tidak jelas bagaimana orang pertama terinfeksi apakah langsung dari tikus atau hewan perantara,” ujar Emily Gurley, ahli epidemiologi penyakit menular di Universitas Johns Hopkins di Baltimore.

Potensi Penularan Antar Manusia
 Meski menyerang sistem pernafasan, tetapi para peneliti belum menemukan bukti kuat bawah virus ini dapat menular antar manusia. Pasalnya, dari 35 orang yang terinfeksi, tidak ada laporan bahwa orang-orang yang melakukan kontak erat dengan para pasien ini ikut terinfeksi.

Akan tetapi, Profesor Virologi Molekuler di The Pennsylvania State University, Anthony Schmitt mengatakan, setiap muncul virus bersifat zoonosis akan ada potensi virus tersebut beradaptasi dalam tubuh manusia.

"Virus mungkin memiliki peluang meski pun peluang itu kecil, tetapi mungkin untuk beradaptasi dengan inang barunya dalam tubuh manusia dan mampu menular ke orang lain," kata Anthony, dikutip dari Healthline.

Senada, Epidemiolog Dicky Budiman pun mengatakan bahwa potensi penyebaran antar manusia mungkin terjadi. Apalagi, virus ini masih tergabung dalam satu kelompok virus lainnya.

"Potensinya tetap ada, misal pertama melihat dari virus yang masih dalam kelompok atau keluarga, itu kan (virus yang satu kelompok) bisa menyebar antar manusia juga. Jadi potensi LayV menular antar manusia juga ada," kata Dicky dihubungi melalui pesan singkat, Senin (15/8).

"Kedua, dari 35 virus yang dilaporkan itu, sebenarnya baru 9 orang yang benar-benar dilakukan tracking intensif. Sisanya belum ada data yang kuat apakah ada penularan atau tidak,” lanjutnya.

Oleh karena itu, menurut Dicky, setiap negara khususnya pada wilayah penyebaran zoonosis yang tinggi dan sangat berpotensi, seperti Asia, perlu melakukan kajian rutin dan berkala agar dapat mendeteksi virus sedini mungkin. Dengan demikian penyebaran virus dapat ditekan.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar