18 Oktober 2025
15:21 WIB
Kartunis Indonesia Dorong Pendirian Museum Kartun di Semarang
Para kartunis mendorong hadirnya Museum Kartun Indonesia di Kota Semarang, sebagai pusat riset dan dokumentasi kartun, ruang kreatif, wisata seni budaya, hingga sebagai sarana edukasi masyarakat.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Karya kartun kuno yang akan menjadi koleksi Museum Kartun Indonesia diserahkan saat Semarang Cartoonfest 2025 di Semarang, Sabtu (18/10/2025). ANTARA/I.C. Senjaya.
JAKARTA - Persatuan Kartunis Indonesia mewacanakan pendirian Museum Kartun Indonesia di Kota Semarang. Kota ini dipilih karena dianggap secara luas sebagai "Ibu Kota" Kartun Nusantara.
Ketua Presidium Persatuan Kartunis Indonesia Abdullah Ibnu Thalhah menjelaskan, Semarang tepat dianggap sebagai Ibu Kota Kartun Indonesia karena riwayat aktivitas komunitas kartun yang panjang di sini. Selain itu itu, kota ini juga asal bagi sejumlah kartunis legendaris seperti Darminto M. Sudarmo hingga Jitet Kustana.
"Mengapa (didirikan) di Semarang, karena Kota Semarang merupakan Ibu Kota Kartun Nusantara. Sejak tahun 1988 sudah banyak festival internasional yang digelar sampai sekarang," ungkap Abdullah saat acara Semarang Cartoonfest 2025 di Semarang, Jawa Tengah, dilansir dari Antara, Sabtu (18/10).
Menurut dia, Museum Kartun Indonesia nantinya akan menjadi pusat riset dan dokumentasi kartun, ruang kreatif anak muda, wisata seni budaya, serta sebagai sarana edukasi masyarakat. Ia menyebut terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dunia kartun di Indonesia.
Tantangan pertama, kata Abdulla, yakni regenerasi kartunis untuk menarik anak muda tertarik dalam dunia tersebut.
"Generasi lama ini sudah mulai berkurang, sehingga karya-karyanya perlu disimpan di Museum Kartun untuk ditampilkan sebagai media pembelajaran visual," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, para generasi muda akan tertarik untuk bergabung dan berkreasi bersama.
Baca juga: 6 Kartun Legendaris Generasi 90-an
Tantangan lain yakni perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Teknologi kecerdasan buatan, diakuinya sangat mempermudah dalam menghasilkan karya. Meski demikian, menurut dia, para kartunis diimbau untuk tetap karya dengan talenta manual yang dimilikinya.
"Kecerdasan buatan silakan, namun hanya sebatas sebagai media inspirasi," tambahnya.
Abdullah mengatakan bahwa hingga saat ini terdapat sekitar 300 kartunis yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Dalam sesi acara yang sama, anggota Komisi VII DPR Samuel Wattimena menyatakan siap mendukung pendirian Museum Kartun Indonesia. Namun, ia meminta visi dan fungsi pendirian museum kartun tersebut harus jelas.
"Jangan hanya menjadi kumpulan karya kartun saja. Fungsi dan visinya mau apa," katanya.
Ia mengkhawatirkan jika fungsi dan visi pendirian museum kartun tersebut tidak jelas, maka jejaring yang akan dibangun juga tidak jelas.