13 Oktober 2025
19:07 WIB
Kapan Bayi Harus Berhenti Pakai Sarung Tangan?
Pemakaian sarung tangan pada bayi secara terus-menerus bisa menghambat stimulasi sensorik dan perkembangan keterampilan motorik halus.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi ibu memegang tangan bayi. Foto: Freepik.
JAKARTA - Bagi banyak orang tua baru, menutupi tangan bayi dengan sarung tangan adalah hal wajar. Selain membuat tangan mungil mereka tetap hangat, sarung tangan juga mencegah bayi menggaruk wajah atau mata mereka yang masih sangat lembut.
Namun, muncul pertanyaan penting, sampai kapan sebenarnya bayi perlu memakai sarung tangan?
Melansir laman Baby Connect, tangan bayi baru lahir sangat sensitif dan berperan penting dalam mengenal dunia di sekitarnya. Melalui sentuhan, mereka belajar tentang tekstur, suhu, dan berbagai sensasi yang semuanya mendukung perkembangan kognitif dan motorik halus mereka.
Sarung tangan memang bermanfaat sebagai pelindung dari goresan akibat gerakan spontan atau kuku tajam bayi. Selain itu, sarung tangan juga membantu menjaga suhu tangan agar tetap hangat dan nyaman, terutama di lingkungan yang dingin.
Namun, para ahli anak mengingatkan agar pemakaian sarung tangan tidak berlebihan. Penggunaan yang terlalu lama bisa membatasi gerakan jari dan menghambat perkembangan kemampuan menggenggam yang seharusnya mulai aktif dalam empat bulan pertama kehidupan.
Selain itu, bayi juga bisa merasa terlalu panas, terutama bila dibungkus selimut pada malam hari. Intinya, sarung tangan tetap boleh digunakan asalkan dengan bijak.
Wajar jika orang tua merasa lebih tenang saat menidurkan bayi dengan sarung tangan, terutama pada minggu-minggu awal kelahiran. Namun, kebiasaan ini tidak perlu berlangsung lama.
Di daerah bersuhu dingin atau selama musim hujan, sarung tangan memang membantu menjaga kehangatan bayi. Sebaliknya, dalam cuaca panas atau ruangan ber-AC dengan suhu stabil, sarung tangan sebaiknya dilepas agar bayi tidak kepanasan dan tetap nyaman.
Begitu pula dalam aktivitas sehari-hari, sarung tangan bisa digunakan saat bayi beraktivitas di luar ruangan atau ketika risiko tergores cukup tinggi. Tetapi di dalam rumah, terutama saat bermain, lebih baik sarung tangan dilepas agar tangan bayi bebas bergerak dan mengenal berbagai sensasi sentuhan.
Seiring bertambahnya usia, bayi juga akan mulai bisa mengendalikan tangannya dengan lebih baik. Saat itu, risiko menggaruk wajah pun menurun, dan orang tua dapat berhenti menggunakan sarung tangan, terutama saat tidur.
Meski tampak aman, pemakaian sarung tangan secara terus-menerus sebenarnya tidak disarankan. Hal ini bisa menghambat stimulasi sensorik dan perkembangan keterampilan motorik halus bayi.
Pemakaian berlebihan juga dapat menyebabkan tangan bayi kepanasan, iritasi, atau membuat mereka merasa tidak nyaman. Karena itu, orang tua perlu memperhatikan tanda-tanda seperti bayi yang tampak gelisah atau sering menarik tangannya sendiri.
Untuk mengurangi risiko, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan, seperti memangkas kuku bayi secara rutin agar tidak melukai wajah, menjaga lingkungan sekitar bayi agar bebas dari benda tajam, serta memberikan waktu tanpa sarung tangan agar mereka bisa bereksplorasi dengan aman.
Seiring waktu, bayi akan tumbuh dan secara alami tidak lagi membutuhkan sarung tangan. Peralihan ini bisa dilakukan secara bertahap, misalnya dengan mengurangi durasi pemakaian sedikit demi sedikit setiap malam.
Orang tua juga bisa mengganti sarung tangan dengan benda lembut seperti selimut kecil atau boneka kain yang memberikan rasa aman, serta menerapkan rutinitas tidur menenangkan agar bayi merasa nyaman tanpa sarung tangan. Biasanya, dokter anak menyarankan berhenti memakai sarung tangan ketika bayi sudah mampu mengendalikan gerakan tangannya dan bisa menenangkan diri tanpa risiko menggaruk wajah.
Untuk mendukung perkembangan alami tangan bayi, biarkan mereka bebas bereksplorasi dengan berbagai mainan bertekstur lembut. Aktivitas sederhana seperti memegang mainan, bermain air hangat, atau merasakan berbagai bahan dapat memperkuat otot tangan sekaligus menstimulasi indera peraba mereka.
Bila masih ragu, orang tua sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan anak untuk memastikan keputusan yang diambil sesuai kebutuhan si kecil.