01 September 2025
14:14 WIB
Kader Konservasi Dijadikan Penjaga Lingkungan Gunung Rinjani
Program Kader Konservasi yang melibatkan masyarakat. diharapkan menumbuhkan kesadaran semua lapisan masyarakat untuk mencintai dan peduli pada lingkungan
Editor: Rikando Somba
Pemandangan kawah, Anak Rinjani, dan danau Gunung Rinjani yang menakjubkan dari tepi Senaru. Shutterstock/muhd fuad abd rahim.
MATARAM- Pengelola Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) membentuk kader konservasi alam dari elemen masyarakat setemnpat. Kegiatan pengukuhan kader konservasi baru tersebut dirangkaikan dengan kemah konservasi yang diikuti organisasi pecinta alam di pintu Masuk Air Terjun Jeruk Manis kawasan Gunung Rinjani.
"Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan di kawasan Gunung Rinjani," kata Kepala Balai TNGR Nusa Tenggara Barat Yarman di Mataram, Senin (1/9).
Yarman berharap, dengan adanya program tersebut dapat menumbuhkan kesadaran semua lapisan masyarakat untuk mencintai dan peduli pada lingkungan. "Kegiatan ini juga diharapkan dapat memperdalam pemahaman masyarakat tentang konservasi alam, khususnya di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani," katanya.
Dalam kegiatan itu disampaikan beberapa materi tentang dasar-dasar kehutanan, dasar-dasar konservasi, dasar-dasar ekowisata, games, olahraga bersama, pengenalan PPPK dan SAR, pengenalan flora fauna yang ada di Taman Nasional Gunung Rinjani.
"Kader konservasi berperan menjaga lingkungan dan upaya konservasi sumber daya alam hayati maupun ekosistem lainnya," katanya.
Sebelumnya, Balai TNGR juga telah melakukan perbaikan jalur pendakian di kawasan Gunung Rinjani dalam rangka meningkatkan keselamatan wisatawan atau pengunjung telah rampung dilakukan.
Selain perbaikan jalur pendakian Torean selesai dilakukan perbaikan, pihaknya juga telah menyelesaikan perbaikan jalur pendakian Senaru kawasan Gunung Rinjani. "Kegiatan ini merupakan salah satu upaya kami dalam meningkatkan keselamatan pengunjung Gunung Rinjani," katanya.
Perbaikan yang dilakukan di jalur pendakian itu, kata Yarman tim pemeliharaan telah menyelesaikan pekerjaan pelebaran jalur di area Banyu Urip, termasuk pemapasan batu dan pembuatan trap di sekitar ujung tali pegangan bagian bawah.
Perbaikan juga dilakukan di jalur pendakian menuju Danau Segara Anak Gunung Rinjani dengan harapan dalam meningkatkan keselamatan para pengunjung yang melakukan pendakian.

Status Dievaluasi
Sementara, General Manager Geopark Rinjani Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Qwadru P Wicaksono mengungkapkan hasil evaluasi terkait masa depan Geopark Rinjani sebagai jaringan Unesco Global Geopark akan dilakukan pada September 2025 di Chili.
"Informasinya, September di Chili. Namun kita belum tahu bisa hadir apa tidak. Tapi nanti di September itulah disidangkan penilaian ulangnya (revalidasi) tersebut oleh Unesco," ujarnya dikonfirmasi wartawan di Kantor Gubernur NTB di Mataram, Rabu.
Dikutip dari Antara, dia mengatakan, dalam sidang pertemuan Unesco yang digelar di Chili pada bulan September tersebut, seluruh hasil dari evaluasi yang telah dilakukan oleh tim asesor saat turun ke Lombok pada Juni dan Juli 2025, akan dibahas semuanya di dalam sidang tersebut.
"Kalau untuk pengumumannya baru dilaksanakan di April tahun depan," kata Qwadru sapaan akrabnya.
Baca juga: Sedang Dinilai UNESCO, Geopark Rinjani Pede Kembali Dapat "Kartu Hijau"
Geopark Meratus Dikenalkan Ke 12 Negara
Diketahui Gunung Rinjani di Pulau Lombok, NTB ditetapkan sebagai geopark dunia dalam sidang Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 2018.
Gunung Rinjani, masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Salah satu pesona unggulan TNGR, adalah Danau Segara Anak yang berada pada ketinggian 2.010 meter dari permukaan laut. Danau Segara Anak berada di sebagian Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut.
Qwadru tidak menampik pada saat dua tim asesor dari Unesco turun ke Lombok, ada beberapa hal yang menjadi perhatian tim asesor untuk diperbaiki dan dilengkapi oleh pengurus Geopark Rinjani. Salah satunya, terkait papan informasi yang ada di Pusat Informasi Geopark Rinjani (PIGR) di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur yang belum tersedia secara lengkap.
Selain papan informasi di PIGR Sembalun, beberapa catatan yang menjadi perhatian tim asesor khususnya di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara. Diantaranta adalah penambahan materi promosi di ruang tunggu juga akan dilengkapi, sehingga semakin memperkuat informasi geopark tersebut.
Secara umum Geopark Rinjani dinilai lengkap oleh tim asesor baik dari sisi budaya dan keterlibatan masyarakat. Oleh karena itu, dirinya optimis Unesco akan tetap memberikan green card atau kartu hijau untuk Gunung Rinjani sebagai jaringan Geopark Dunia.
"Ini (Geopark Rinjani) mendapat tepuk tangan dibandingkan dengan geopark lain di luar negeri. Makanya mudah-mudahan kita tetap mendapatkan green card. Itu sih harapan kita semua," katanya.