c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

23 September 2022

18:18 WIB

Jumlah Penonton Melonjak, Film Indonesia Torehkan Sejarah Baru

Kini, sekitar 61% penonton, pergi ke bioskop untuk menonton film Indonesia.

Jumlah Penonton Melonjak, Film Indonesia Torehkan Sejarah Baru
Jumlah Penonton Melonjak, Film Indonesia Torehkan Sejarah Baru
Poster Film KKN Di Desa Penari, film Indonesia yang ditonton lebih dari 9 juta penonton. dok. instagram/kknmovie

JAKARTA - Industri film Indonesia menorehkan sejarah baru, dengan mencatat  jumlah penonton film lokal yang lebih besar dibandingkan dengan luar negeri. Menurut data filmindonesia.or.id hingga September 2022, ada 10 film Indonesia yang berhasil meraih jutaan penonton.

Di antaranya adalah "KKN di Desa Penari" (9.233.847 penonton), "Pengabdi Setan 2" (6.390.970 penonton), "Miracle In Cell No 7" (3.543.856 penonton dan masih tayang), "Ngeri-ngeri Sedap" (2.886.122 penonton) serta "Ivanna" (2.793.775 penonton).

Jumlah penonton tersebut, membuat market share penonton film di bioskop memiliki persentase 61% untuk film Indonesia dan 39% untuk film barat.

Ketua Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) Chand Parwez mengatakan, capaian ini merupakan sejarah pertama dalam dunia film Indonesia. Menurutnya, persentase tersebut sangat membanggakan dan menjadikan film lokal menjadi tuan rumah di negara sendiri.

"Saya berharap bisa bertahan sampai akhir tahun. Saya juga senang karena APFI juga mempunyai kontribusi dalam perolehan tersebut," ujar Chand Parwez dalam siaran resminya, Jumat.

Hal senada juga disampaikan oleh Produser Falcon Pictures, Frederica. Dia mengaku bangga karena pencinta film tanah air mulai mengganderungi karya sineas lokal.

"Apalagi film 'Miracle In Cell No 7' yang saat ini masih tayang di bioskop, menjadi salah satu film yang memperoleh penonton di atas 3 juta. Kabar ini, menjadi penyemangat buat kami untuk dapat berkarya lebih baik lagi," tuturnya.

Selain lima film di atas, ada juga beberapa karya lainnya yang juga mendapat angka jutaan penonton. Di antaranya "Sayap-Sayap Patah" (2.414.405 penonton), "Mencuri Raden Saleh" (2.248.931 penonton), "Ku Kira Kau Rumah" (2.220.180 penonton), "The Doll 3" (1.764.077 penonton) dan "Kuntilanak 3" (1.313.304 penonton).

Perolehan angka penonton tersebut tak hanya dari bioskop tapi juga dihitung dari film-film yang tayang di layanan Over The Top (OTT).

Pariwisata Indonesia
Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendukung Perum Produksi Film Negara (PFN), untuk mempromosikan pariwisata Indonesia melalui sektor film.

"Kami dukung untuk mempromosikan pariwisata Indonesia yang sangat efektif melalui film. Contohnya juga sudah banyak, ada ‘Lord of The Ring’, ‘Crazy Rich Asian, ‘Eat Pray Love’, dan masih banyak lagi,” kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo, Kamis (22/9).

Ia menjelaskan, saat ini isu yang berkembang di kalangan pelaku industri perfilman adalah hal-hal yang terkait keuangan dan pembiayaan, untuk menghasilkan konten dan memproduksi film

"Saya sempat berdiskusi dengan teman-teman pelaku perfilman. Isu yang paling utama mereka soroti adalah dari sisi komersial dan dari sisi financing, sebab kalau dari sisi artistik mereka sudah memiliki itu, tinggal bagaimana kita bisa membantu di kedua isu tersebut,” kata Angela.

PFN sendiri merupakan perusahaan BUMN yang berfokus pada pembiayaan film dan konten kreatif. Untuk itu Agela berharap peluang kolaborasi itu dapat dioptimalkan dengan menciptakan konten-konten yang menjadi promosi, untuk menarik wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.

“Ini kolaborasi yang menarik kalau kita bisa membuat pilot project bersama untuk mewujudkan PP Nomor 24,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah juga telah memiliki Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2022 dengan Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif. Angela juga menginginkan agar kolaborasi itu mampu menciptakan sinergi antarlembaga yang guna menghasilkan program yang optimal dengan anggaran yang efisien.

“Kami berharap ke depan ada sinergi dan satu wadah khusus agar nanti kita memiliki informasi tentang tata cara syuting di Indonesia, hingga fasilitas yang bisa didapat, lokasinya dimana, untuk itu kami di Kemenparekraf perlu kerja sama dengan berbagai pihak,” tandasnya.

 



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar