07 November 2025
18:49 WIB
Jelang KTT Iklim COP30, KPOP4PLANET Desak Konser Rendah Karbon
Kemegahan setiap konser K-pop punya dampak negatif bagi lingkungan, jejak karbon yang dihasilkan bisa terlalu tinggi. Mampukah konser-konser ke depan digelar dengan konsep rendah karbon?
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Satrio Wicaksono
Foto udara suana Stadion Utama Gelora Bung Karno saat hari pertama konser grup K-pop Blackpink "DEADLINE" di Jakarta, Sabtu (1/11/2025). (ANTARA/HO-IME Indonesia)
JAKARTA - Di balik kemegahan konser K-pop, ada dampak negatif terhadap lingkungan yang dihadirkan. Setiap konser menghasilkan jejak karbon besar, dari listrik untuk pencahayaan dan suara, hingga lautan sampah plastik bekas minuman dan suvenir.
antusiasme penggemar pun tak pernah surut, ditambah seiring grup seperti BTS dan BLACKPINK yang aktif melakukan tur internasional. Dampaknya, jumlah karbon yang dihasilkan industri K-pop terus meningkat.
Penelitian organisasi non-profit Inggris, Julie’s Bicycle memperkirakan, sekitar 73% emisi industri musik berasal dari penampilan langsung, dan setara dengan emisi karbon sekitar 92 ribu mobil/tahun.
Fakta tersebut mungkin belum disadari semua penggemar K-Pop. Namun bagi mereka yang peduli, fakta itu menjadi alarm nyata bahwa kesenangannya punya konsekuensi buruk bagi bumi.
Ambassador Klimates KPOP4PLANET Indonesia, dan leader fanbase My Day Jars Social Project, Nunik menilai, fakta tersebut seharusnya menjadi peringatan kepada para pelaku industri K-pop untuk membangun kesadaran dan berkontribusi. Misalnya dengan menggelar konser rendah karbon.
"Konser rendah karbon adalah cara bagi industri K-pop menunjukkan kepeduliannya terhadap masa depan bumi dan generasi mendatang. Penyelenggara konser harus mulai mendengarkan suara kami (penggemar) yang ingin konser idola kami dilaksanakan secara lebih berkelanjutan," ujar Nunik, dalam keterangan yang diterima Validnews, Jumat (7/11).
Menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP30 di Brasil yang berlangsung mulai 10 November mendatang, Nunik bersama sekelompok penggemar K-Pop yang tergabung dalam KPOP4PLANET, menyuarakan pentingnya meminimalisir jejak karbon dalam setiap konser, lewat laporan bertajuk “Konser K-pop Rendah Karbon: Bernyanyi Bersama untuk Masa Depan Kita”.
Laporan yang menjadi bagian dari kampanye kreatif “K-pop Carbon Hunters”, mengungkap fakta bahwa industri K-pop masih tertinggal dalam praktik konser berkelanjutan. Kampanye ini terinspirasi dari serial animasi Demon Hunters, yang mengajak penggemar menjadi 'pemburu karbon' demi masa depan industri musik yang lebih hijau.
Contoh Buat Penggemar
Dalam laporannya, KPOP4PLANET fokus pada lima perusahaan hiburan raksasa di industri K-pop, yakni CJ ENM, HYBE, JYP, SM, dan YG Entertainment. Beberapa perusahaan memang pernah menyebutkan konser rendah karbon dalam laporan keberlanjutan mereka.
Sayangnya, belum ada tujuan atau kerangka waktu spesifik, kapan mereka akan mengurangi emisi terkait konser berkelanjutan atau penggunaan energi terbarukan.
Laporan itu mengungkap, baru YG Entertainment yang menerbitkan laporan berkelanjutan, berfokus pada komitmen untuk beralih ke konser berkelanjutan pada 2030. Itu terjadi pasca penunjukkan BLACKPINK sebagai duta COP26 pada 2021 lalu.
Leader dari fanbase Blink Official Indonesia, Jevon Christian, mengaku bahwa langkah yang dilakukan BLACKPINK dan YG Entertainment terbukti mampu membawa penggemar menjadi lebih peduli terhadap isu lingkungan.
"Sebagai ambassador dari COP26, BLACKPINK sudah menginspirasi banyak BLINKs (fans BLACKPINK) untuk peduli dengan lingkungan dan krisis iklim. Kami berharap konser Blackpink selanjutnya dapat dilaksanakan dengan rendah emisi karbon, seperti kata BLACKPINK ‘Climate Action in Your Area!’," terangnya.
Didukung oleh Music Sustainability Alliance, Julie’s Bicycle, dan Music Declares Emergency, laporan ini turut memberikan rekomendasi konkret bagaimana sebaiknya konser K-pop rendah karbon digelar.
Standar paling rendah adalah dengan mengukur dan mengungkapkan emisi di seluruh area konser. Kemudian, beralih ke energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin sebagai sumber daya, menghapus plastik sekali pakai, mengoptimalkan manajemen sampah, serta meminimalkan emisi dari perjalanan musisi, kru, dan penonton.
Selain itu, para artis didorong untuk ikut memberikan edukasi dan memberikan pengaruh kepada para penggemarnya.
"K-pop memiliki kekuatan untuk memimpin. Konser rendah karbon telah terbukti dan meningkatkan skala konser sekarang akan menciptakan dampak nyata serta memperkuat reputasi K-pop di seluruh dunia," yakin Juru Kampanye KPOP4PLANET di Korea Selatan, Nayeon Kim.
Menurut Kim, K-pop memiliki kekuatan unik, penggemarnya loyal, terorganisir, dan mampu mendorong perubahan sosial. Konser rendah karbon sudah terbukti bisa dilakukan. Jika K-pop memimpin langkah ini, dampaknya akan besar, bukan hanya untuk bumi, tapi juga bagi reputasi global K-pop sebagai ikon budaya yang peduli dan progresif.