09 Oktober 2024
20:07 WIB
Januari - September, 24 Kapal Pesiar Kunjungi Labuan Bajo
Kapal pesiar yang berlabuh di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), kebanyakan dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman dan negara lainnya
Satu kapal pesiar saat berlabuh di perairan Taman Nasional Komodo (TNK), Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). dok.Kantor Imigrasi Labuan Bajo
LABUAN BAJO - Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, sebanyak 24 kapal pesiar yang mengangkut wisatawan lokal dan mancanegara berkunjung ke Labuan Bako, selama Januari-September 2024.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo Jaya Mahendra di Labuan Bajo, Rabu (9/10) seperti idlansir Antara mengatakan, 24 kapal pesiar tersebut mengangkut sebanyak 23.225 wisatawan mancanegara dan 116 wisatawan lokal.
"Kapal pesiar ini berlabuh di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), kebanyakan dari Australia lalu Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman dan negara lainnya," kata Jaya.
Jaya menjelaskan, pemeriksaan keimigrasian terhadap orang asing, dilakukan secara kolaboratif bersama pihak bea cukai serta pengawasan juga dilakukan oleh Balai Taman Nasional Komodo. Pemeriksaan keimigrasian, lanjut dia, dilakukan di atas kapal pesiar untuk memastikan paspor yang dimiliki warga negara asing (WNA) sah dan masih berlaku hingga perekaman data.
"Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan mereka (WNA) tidak masuk daftar penangkalan, artinya mereka merupakan orang-orang yang tidak masuk black list (daftar hitam) untuk masuk ke Indonesia, lalu terkait kepemilikan visa. Jadi kami periksa semua dan terakhir perekaman data," katanya.
Jaya menambahkan, selama warga negara asing memiliki dokumen yang sah dan masih berlaku serta tidak melakukan pelanggaran hukum, maka dinyatakan dapat masuk ke wilayah Indonesia termasuk Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat. Lebih lanjut, ia juga mengimbau wisatawan asing maupun agen jasa wisata, untuk menggunakan layanan e-visa agar memudahkan wisatawan dalam pengajuan visa.
"Sekarang ada kemudahan penerbitan dan pemberian visa itu sudah dapat dilakukan secara elektronik. Kami imbau sebelum masuk ke Indonesia dari pihak keagenannya baik itu prinsipal dan keagenan lokal dapat menginformasikan, imigrasi memberikan kebijakan kemudahan dengan layanan e-visa yang dapat dilakukan kapan saja, di mana saja. Jadi tidak harus mereka pada saat masuk ke Indonesia," katanya.
Kolaborasi Banyak Pihak
Sebelumnya, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF) menekankan pentingnya kerja sama atau kolaborasi semua mitra, dalam pengembangan pariwisata. Terlebih, setelah adanya penerbangan internasional langsung rute Kuala Lumpur-Labuan Bajo pada 3 September 2024 lalu.
"Selamat untuk Labuan Bajo menjadi pintu masuk, pintu gerbang dan satu-satunya bandara internasional di NTT adalah Bandara Komodo," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh.
Ia menjelaskan, terdapat berbagai tantangan tingginya angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Labuan Bano. Tantangan ini menjadi 'pekerjaan rumah' bagi pemerintah dan mitra pariwisata agar selalu memberikan kesan menarik bagi wisatawan.
"Kami lihat pergerakan wisatawan khususnya dari mancanegara pasti apa yang dia akan lihat, apa yang dia akan rasakan, apa yang dia bisa bawa pulang dan ini adalah pengalaman yang harus menjadi tanggung jawab kita bersama dan tentu ini sekaligus juga memberikan perhatian kepada kita bahwa harus ada kerja sama saya antara mitra," katanya lagi.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan, hal yang yang harus ditingkatkan dalam peningkatan pariwisata adalah meningkatkan kualitas produk pariwisata dari aspek-aspek pelayanan dan sumber daya manusia (SDM).
Selanjutnya, para wisatawan juga harus didorong untuk mengunjungi berbagai destinasi dan melihat beragamnya kebudayaan di wilayah Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Wisatawan diharapkan tidak terkonsentrasi di Labuan Bajo seperti kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) dan destinasi lainnya.
"Berarti kita punya tantangan bersama menambah atau meningkatkan jumlah kunjungan membuat juga mereka lebih lama tinggal dan mereka juga mau datang kembali. Saya kira itu menjadi PR kita," katanya lagi.
Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Manggarai Barat Getrudis Naus mengatakan, adanya penerbangan internasional merupakan pencapaian luar biasa dari berbagai pihak demi perkembangan pariwisata di Labuan Bajo, dan dapat menjadi awal bagi penerbangan internasional lainnya ke Labuan Bajo.
"Kami bersyukur dengan adanya penerbangan ini, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini ada penambahan lagi dari negara lain seperti Singapura atau Australia," serunya.
Namun demikian, ujar dia lagi, hal yang perlu ditingkatkan adalah memberikan kesan yang menarik bagi wisatawan, seperti meningkatkan pelayanan serta memperbanyak pertunjukan kesenian dan kebudayaan di Labuan Bajo.
"Sehingga tamu tidak bosan, pementasan tidak hanya acara tertentu karena ada tamu yang ingin lama di sini, ingin lihat, sehingga tamu yang punya waktu, tidak pergi trip lihat apa yang kita punya secara berkelanjutan," imbuhnya.
Selanjutnya, ujarnya pula, penanganan sampah secara efektif harus dilakukan secara kolektif oleh semua pihak sehingga Labuan Bajo semakin bersih. "Terkait sampah harus kolaborasi pemerintah dan masyarakat dan pelaku pariwisata karena travel agent hanya promosi destinasi, tapi apa kesan tamu saat pulang, baik destinasi, pelayanan di hotel, bandara itu yang dibawa ke luar negeri," tuturnya.
Sebelumnya, maskapai penerbangan AirAsia dengan penerbangan internasional dari Kuala Lumpur-Labuan Bajo mencatat, telah membawa sekitar 1.800 penumpang sejak rute ini dibuka. Tingkat kenaikannya lebih dari 85% sejak awal bulan September 2024, dan sekitar 95%penumpang penerbangan internasional ini adalah wisatawan mancanegara.