30 Mei 2025
14:41 WIB
Jangan Sebarang, Ini Form Lari yang Tepat Agar Tidak Cedera
Jika jari-jari kaki terangkat lebih dahulu dibandingkan tumit, beban pada tendon Achilles dan betis bisa meningkat dan risiko terjadinya cedera pada tendon naik.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Andesta Herli Wijaya
Peserta berlari saat mengikuti Jakarta Running Festival 2024 di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (13/10/ 2024). Sumber: AntaraFoto/Rivan Awal Lingga
JAKARTA - Maraknya acara lari yang ada belakangan ini membuat banyak orang berbondong-bondong untuk mengikutinya. Tidak dimungkiri, olahraga lari memang menjadi salah satu olahraga yang digemari sejak pandemi Covid-19.
Dibandingkan dengan olahraga lainnya, lari memang cenderung lebih mudah dan mudah karena tidak memerlukan peralatan khusus. Kendati begitu, bukan berarti kalau olahraga lari minim cedera.
Diceritakan oleh spesialis ortopedi RS Eka Hospital Bekasi dr. Yohannes Toban Layuk Allo atau yang dikenal dengan nama dr. Toban, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan cedera saat berlari, loh. Salah satunya adalah form lari yang kurang tepat.
Mulai dari kaki yang mendarat jauh di depan tubuh dengan tumit terlebih dahulu, badan condong ke depan secara berlebihan, sampai ayunan tangan terlalu lebar, ke samping, hingga melintasi tubuh. Lantas, bagaimana cara lari yang tepat?
"Ada yang namanya biomekanik dalam berlari atau gerakan yang paling efisien. Pertama, saat berlari ketika heel (tumit) yang diangkat lebih dulu daripada jari kaki. Idealnya seperti itu, tetapi sering kali terlewat oleh banyak orang saat berlari," ucap dr. Toban dalam diskusi media Eka Hospital beberapa waktu lalu di Jakarta.
Saat tumit yang diangkat terlebih dahulu, itu membuat langkah tetap ringan dan cepat sehingga berlari menjadi lebih mudah dan meminimalisir cedera. Sebaliknya, jika jari-jari kaki terangkat lebih dahulu dibandingkan tumit, beban pada tendon Achilles dan betis bisa meningkat dan risiko terjadinya cedera pada tendon bisa naik.
Baca juga: adidas Move For The Planet 2025, Kampanye Donasi Untuk Bumi
Selain itu, pastikan pandangan mata lurus ke depan saat berlari agar leher tidak pegal. Begitupun pada bahu juga harus rileks karena kalau bahu terlalu kaku juga bisa menjadi masalah. Semisal, otot lain seperti pinggang, punggung, dan lengan, akan bekerja lebih keras dan berisiko menimbulkan cedera di area lain.
"Panggul juga jangan kaku atau bokong terlalu ke belakang, atau yang dikenal dengan nama duck walk, karena itu tandanya ada masalah pada otot. Panggul itu seharusnya lurus, bukan ke belakang. Orang masih banyak, tanpa disadari seperti itu," dr. Toban menambahkan.
Jika dibiarkan, form yang kurang tepat ini bisa meningkatkan risiko cedera pada lutut dan pergelangan kaki, menyebabkan nyeri pinggul, punggung bawah, dan telapak kaki karena beban yang tidak merata. Pada lari, form yang salah juga menurunkan efisiensi langkah dan kecepatan.
Maka itu, dr. Toban menyarankan agar masyarakat mulai berlari dengan form yang tepat. Dengan demikian, aktivitas fisik yang dilakukan pun bisa memberikan manfaat kesehatan, bukannya malah mendatangkan cedera di kemudian hari.