c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

10 November 2025

16:02 WIB

Jangan Anggap Sepele Anak Kurus, Bisa Jadi Wasting

Anak yang wasting tampak sangat kurus karena kehilangan jaringan lemak dan otot akibat kekurangan asupan gizi atau sering menderita penyakit.

Penulis: Annisa Nur Jannah

<p>Jangan Anggap Sepele Anak Kurus, Bisa Jadi <em>Wasting</em></p>
<p>Jangan Anggap Sepele Anak Kurus, Bisa Jadi <em>Wasting</em></p>

Ilustrasi menimbang berat badan anak. Foto: Freepik.

JAKARTA - Tubuh anak yang tampak kurus sering kali dianggap hal biasa oleh orang tua, apalagi jika anak terlihat aktif dan tidak rewel. Padahal, kondisi anak yang terlalu kurus bisa menjadi tanda masalah gizi serius yang dikenal dengan istilah wasting. Bahkan, kondisi ini dapat mengancam tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

Melansir laman Nature, wasting merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi akut yang ditandai dengan berat badan anak yang jauh lebih rendah dibanding tinggi badannya. Menurut standar pertumbuhan anak dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisi ini ditetapkan ketika berat badan anak berada di bawah −2 standar deviasi (−2 SD) dari nilai median normal. 

Secara sederhana, anak yang wasting tampak sangat kurus karena kehilangan jaringan lemak dan otot akibat kekurangan asupan gizi atau sering menderita penyakit. Kondisi ini tergolong gawat darurat medis karena dapat meningkatkan risiko kematian pada anak balita.

Anak yang mengalami wasting cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Akibatnya, mereka lebih rentan terhadap berbagai infeksi seperti diare, campak, atau penyakit pernapasan. 

Dalam jangka panjang, wasting dapat memengaruhi perkembangan otak, menyebabkan gangguan kognitif, penurunan kemampuan belajar, dan prestasi sekolah yang rendah. Dampaknya bisa berlanjut hingga dewasa, di mana anak yang pernah mengalami wasting berisiko memiliki produktivitas rendah dan kualitas hidup yang menurun di masa depan.

Menurut data UNICEF tahun 2020, terdapat sekitar 45,4 juta anak di bawah usia lima tahun yang mengalami wasting, dan 13,6 juta di antaranya tergolong parah atau severely wasted. Angka tersebut meningkat hingga 1,5 kali lipat dari perkiraan sebelumnya, terutama akibat dampak pandemi Covid-19, krisis ekonomi keluarga, serta terbatasnya akses terhadap makanan bergizi. 

Secara global, wasting bertanggung jawab atas lebih dari 800.000 kematian anak balita setiap tahun, atau sekitar 12 hingga 13 persen dari total kematian balita di dunia. Asia menjadi wilayah dengan beban terbesar, menampung sekitar 69% kasus wasting dunia, disusul Afrika dengan 27%.

Penyebab Wasting Anak
Penyebab wasting bukan hanya karena anak tidak mendapat cukup makanan, kondisi ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks seperti keadaan sosial ekonomi keluarga yang rendah, akses terbatas terhadap pangan bergizi, lingkungan yang tidak bersih dan rawan penyakit. Selain itu, pola asuh serta kebiasaan makan yang kurang tepat, hingga faktor budaya dan kebijakan juga memengaruhi pemenuhan gizi anak.

Ketika anak sering sakit atau mengalami diare berulang, penyerapan nutrisi dalam tubuh juga terganggu, memperburuk risiko terjadinya wasting. Anak berusia di bawah dua tahun memiliki risiko wasting yang lebih tinggi dibanding kelompok usia lainnya, terutama pada masa transisi dari ASI ke makanan pendamping.

Pada usia ini, anak sedang berada dalam masa transisi dari ASI ke makanan pendamping (MPASI), sehingga kebutuhan nutrisinya meningkat, tetapi sering kali tidak terpenuhi dengan baik. Karena itu, periode ini menjadi masa yang sangat penting untuk memantau pertumbuhan dan memastikan asupan gizi seimbang bagi anak.

Mendeteksi wasting sejak dini sangat penting agar anak dapat segera mendapatkan perawatan yang tepat. Pemeriksaan rutin di posyandu atau fasilitas kesehatan membantu memantau berat badan dan tinggi badan anak sesuai kurva pertumbuhan WHO. 

Jika anak terdeteksi kurus, tenaga kesehatan akan menilai apakah kondisi tersebut disebabkan oleh wasting dan memberikan intervensi berupa perbaikan pola makan, suplementasi gizi, hingga perawatan medis apabila diperlukan. Oleh karena itu, orang tua perlu lebih peka terhadap kondisi anak. 

Tubuh yang tampak kurus tidak selalu menandakan anak bertubuh kecil secara alami, melainkan bisa menjadi sinyal bahwa anak sedang mengalami kekurangan gizi akut atau wasting yang perlu segera ditangani.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar