15 Oktober 2024
18:18 WIB
Insiden Berulang, Kemenparekraf Dorong Penguatan Keamanan Wisata
Insiden terbakarnya kapal pinisi yang kembali terjadi di Labuan Bajo mendorong Kemenparekraf mendorong strategi agar kejadian serupa tak kembali terulang.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
Situasi pemadaman kebakaran yang menimpa kapal pinisi KM Naraya di Pelabuhan Marina Labuan Bajo, NTT. Dok. Antara
JAKARTA - Tak selalu diikuti kabar baik, sektor pariwisata tanah air belakangan kembali diselimuti kejadian kurang menyenangkan berupa insiden yang menimpa sejumlah wisatawan di destinasi populer. Salah satunya wisatawan mancanegara (wisman) asal Belgia bernama Marie Celine (39), yang menjadi korban penjambretan di Banyuwangi, pada Rabu (9/10).
Menanggapi hal ini, Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Taufik Rohman, menyampaikan sikap terkait peristiwa penjambretan yang dialami wisman Belgia.
Taufik menegaskan jika aparat kepolisian Banyuwangi telah dengan sigap menangani kejadian penjambretan di Banyuwangi tersebur, dengan menangkap pelaku sesegera mungkin.
Di lain sisi, Taufik juga mengimbau agar wisatawan senantiasa berhati-hati dan selalu waspada ketika bepergian seorang diri di suatu destinasi wisata yang sepi.
"Kita harus berhati-hati, meskipun kondisi tampak terlihat aman dan karena sekali ada peluang, kejahatan yang tidak terencana bisa saja terjadi,” ujar Taufik, dalam agenda Weekly Brief Kemenparekraf di Jakarta, Senin (14/10).
Insiden Berulang Kapal Pinisi
Di lain sisi, daya tarik wisata populer di Labuan Bajo yakni kapal pinisi kembali mengalami kebakaran di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), tepatnya di Pulau Rinca saat sedang berlabuh pada Sabtu, (12/10) sekitar pukul 15.00 WITA.
Insiden satu ini cukup menyita perhatian, lantaran bukan kali pertama kecelakaan yang menimpa kapal pinisi di Labuan Bajo baik terbakar atau tenggelam terjadi di sepanjang tahun 2024 ini.
Beruntungnya, seluruh penumpang dan awak kapal yang terdiri dari 22 orang berhasil dievakuasi tanpa ada korban jiwa. Berdasarkan penelurusan, kebakaran yang menghanguskan bagian atas kapal itu diduga terjadi akibat arus pendek yang berasal dari genset.
Pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), mengakui jika insiden yang terjadi sangat memengaruhi citra pariwisata Indonesia, terlebih insiden tersebut terjadi di destinasi wisata yang populer di kalangan wisman.
"Kejadian ini sangat berpengaruh pada citra pariwisata kita. Oleh karena itu perlu penerapan langkah-langkah preventif yang lebih ketat dan strategis untuk memastikan keamanan dan kenyamanan bagi semua wisatawan,” ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya.
Dalam kesempatan sama, Plt Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Fransiskus Xaverius Teguh, menyampaikan rasa keprihatinan mendalam atas terbakarnya kapal pinisi Maheswari di Perairan Labuan Bajo.
“Sekali lagi kami menegaskan pentingnya untuk memastikan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan di destinasi-destinasi seperti Labuan Bajo,” ujar Frans.
Lebih lanjut, Frans menambahkan jika hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi kecelakaan serupa adalah memahami keadaan cuaca yang akhir-akhir ini banyak anomali, serta melakukan penilaian ketat terhadap kapal yang akan berlayar membawa wisatawan.
Frans juga meminta wisatawan agar mencari informasi yang detail sebelum melakukan perjalanan wisata.
“Ini agar bisa semaksimal mungkin mendapatkan informasi akurat mengenai keselamatan atau aspek yang menyangkut keamanan kapal, sehingga ada pilihan berwisata dengan menggunakan moda-moda tertentu,” tambahnya.