10 September 2025
20:09 WIB
Insan Hollywood Bersatu Boikot Israel, Tolak "Terlibat" Genosida
Olivia Colman, Emma Stone, Mark Ruffalo dan ribuan nama lainnya sepakat menolak bekerja sama dengan lembaga terkait Israel. Bekerja sama dianggap sama dengan terlibat dalam genosida.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Andesta Herli Wijaya
Yorgos Lanthimos, Emma Stone, Ayo Edebiri, dan Josh O'Connor, empat dari beberapa nama aktor yang me nolak bekerja sama dengan lembaga film Israel. Diolah dari Wikimedia Commons.
JAKARTA - Ribuan pelaku industri Hollywood bersatu menyatakan sikap atas Israel. Yorgos Lanthimos, Olivia Colman, Emma Stone, Ayo Edebiri, Mark Ruffalo hingga Josh O'Connor bergabung dalam barisan ini bersama lebih dari 1.200 nama lainnya memboikot Israel lewat industri film.
Para tokoh Hollywood ini menyatakan tidak akan bekerja sama dengan lembaga film Israel yang 'terlibat dalam kejahatan perang. Mereka yang menyatakan ikrar ini adalah nama-nama papan atas, termasuk aktor dan sutradara dari seluruh dunia, pemenang Oscar, BAFTA, Emmy, dan Palme d'Or.
Mereka menyatakan bahwa akan menolak bekerja sama dengan lembaga dan perusahaan Israel yang "terlibat dalam genosida dan apartheid terhadap rakyat Palestina. Dipantau dari berbagai sumber, hingga Rabu (10/9), sudah ada lebih dari 2.000 nama menandatangani petisi boikot Israel tersebut.
Nama-nama lainnya yang menandatangani termasuk Adam McKay, Boots Riley, Emma Seligman, Joshua Oppenheimer dan Mike Leigh. Ada pula Lily Gladstone, Hannah Einbinder, Peter Sarsgaard, Aimee Lou Wood, Paapa Essiedu, Gael Garcia Bernal, Riz Ahmed, Melissa Barrera, Cynthia Nixon, Tilda Swinton, Javier Bardem, hingga Joe Alwyn.
Melansir Variety, pernyataan komitmen atau petisi diterbitkan pada hari Senin oleh organisasi Pekerja Film untuk Palestina, menyatakan bahwa contoh-contoh keterlibatan kejahatan perang termasuk "menutupi atau membenarkan genosida dan apartheid, dan/atau bermitra dengan pemerintah yang melakukannya." Dengan begitu, boikot ini termasuk ditujukan untuk Jerusalem Film Festival, Haifa International Film Festival, serta Docaviv and TLVfest.
"Di momen krisis yang mendesak ini, di mana banyak pemerintah kita membiarkan pembantaian di Gaza, kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk mengatasi keterlibatan dalam kengerian yang tak henti-hentinya ini," demikian bunyi pernyataan bersama mereka.
Deklarasi massa dilaporkan dipicu oleh organisasi Filmmakers United Against Apartheid yang didirikan oleh Jonathan Demme, Martin Scorsese dan 100 pembuat film terkemuka lainnya pada tahun 1987. Organisasi ini terkenal dengan suara mereka menuntut agar industri film AS menolak mendistribusikan film di Afrika Selatan yang menerapkan apartheid.
Baca juga: Pelaku Film Bersolidaritas Di Cannes, Kecam Diamnya Industri Film Soal Gaza
"Sebagian besar perusahaan produksi dan distribusi film Israel, agen penjualan, bioskop, dan lembaga film lainnya tidak pernah mendukung hak-hak penuh rakyat Palestina yang diakui secara internasional," kata Film Workers for Palestine.
"Apa yang telah kita saksikan di Gaza selama dua tahun terakhir mengguncang hati nurani," kata Einbinder. "Sebagai warga negara Yahudi Amerika yang pajaknya secara langsung mendanai serangan Israel di Gaza, saya merasa kita harus melakukan segala daya upaya untuk mengakhiri genosida. Di momen penting ini, mengingat kegagalan para pemimpin kita, para seniman harus bangkit dan menolak keterlibatan."
Mahkamah tertinggi dunia, Mahkamah Internasional, telah memutuskan bahwa terdapat risiko genosida yang masuk akal di Gaza, dan bahwa pendudukan serta apartheid Israel terhadap Palestina adalah tindakan yang melanggar hukum. Memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan kebebasan bagi semua orang merupakan kewajiban moral yang mendalam yang tidak dapat diabaikan oleh siapa pun.
"Kami menjawab seruan para sineas Palestina, yang telah mendesak industri film internasional untuk menolak kebungkaman, rasisme, dan dehumanisasi, serta untuk 'melakukan segala hal yang manusiawi' demi mengakhiri keterlibatan dalam penindasan terhadap mereka," kata para sineas.