c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

11 November 2021

14:32 WIB

Ini Pabrikan-Pabrikan Yang Siap Migrasi Ke Produksi Mobil Listrik

Pabrikan-pabrikan mobil non-mewah atau mainstream juga sudah mulai menginvestasikan dana dalam jumlah besar untuk bersiap-siap menghadapi transisi.

Penulis: Kevin Sihotang

Editor: Rendi Widodo

Ini Pabrikan-Pabrikan Yang Siap Migrasi Ke Produksi Mobil Listrik
Ini Pabrikan-Pabrikan Yang Siap Migrasi Ke Produksi Mobil Listrik
Jaguar I-Pace. Dok. Jaguar

JAKARTA – Negara-negara di dunia kini tengah bersiap mengurangi tingkat emisi pada beberapa tahun mendatang guna mencegah dampak buruk perubahan iklim. 

Berbagai negara sudah melarang penggunaan bahan bakar fosil atau minyak pada kendaraan, terutama mobil. Hal ini membuat beberapa pabrikan mobil di dunia pada akhirnya memutuskan untuk beralih sepenuhnya ke produk mobil elektrik. 

Biaya produksi yang tinggi dari mobil listrik beserta baterainya, membuat beberapa pabrikan mobil mewah mulai mengambil alih dan menguasai pasar. 

Sementara itu, untuk pabrikan-pabrikan mobil non-mewah atau mainstream juga sudah mulai menginvestasikan dana dalam jumlah besar untuk bersiap-siap menghadapi transisi dalam beberapa dekade mendatang.

Jadi, merek-merek mobil mana saja yang akan beralih ke mobil listrik, dan kapan mereka akan benar-benar beralih sepenuhnya ke mobil ramah lingkungan tersebut?

Dilansir ABC Net, pabrikan-pabrikan mobil mewah mengambil inisiatif awal dalam proses ini. 

Pabrikan mobil mewah asal Inggris, Jaguar, telah mengumumkan bahwa perusahaan akan sepenuhnya memproduksi mobil elektrik pada 2025. 

Sementara itu, masih satu induk dengan Jaguar, pabrikan Land Rover juga berkomitmen untuk memproduksi mobil dengan nol karbon pada tahun 2039. Mobil listrik pertama Land Rover akan dirilis pada tahun 2024 mendatang.

Kemudian, ada pabrikan mobil mewah asal Jerman, Audi. Audi akan beralih sepenuhnya ke mobil listrik pada 2026. Mobil-mobil mesin bensin, diesel, dan hibrida yang sudah diproduksi sebelum tahun tersebut akan tetap dijual hingga awal tahun 2030. 

Perusahaan yang kini dimiliki oleh Volkswagen Group itu akan mulai membangun mesin pembakaran internalnya sendiri yang diklaim lebih ramah lingkungan pada 2033.

Lalu ada pabrikan mobil super mewah asal Italia, Alfa Romeo. Perusahaan tersebut mengumumkan bahwa mereka akan hanya menjual mobil bertenaga baterai di Eropa, Amerika Utara, dan China dimulai pada tahun 2027. 

Induk perusahaan Alfa Romeo, Stellantis, yang juga memproduksi Jeep, Fiat, Peugeot, dan Chrysler juga sudah menginvestasikan dana hingga US$47 miliar pada produksi mobil listrik hingga 2025.

Pabrikan mobil mewah lain asal Inggris, Rolls-Royce juga sudah mengumumkan pada September lalu bahwa mereka akan memproduksi mobil listrik sepenuhnya pada tahun 2030 mendatang. Anak usaha BMW itu untuk pertama kali akan merilis mobil listrik pada akhir 2023 mendatang yang diberi nama Spectre. 

Kemudian, anak usaha BMW yang lain, Mini, akan memproduksi mobil dengan pembakaran internal yang terakhir pada 2025 mendatang, setelah itu mereka juga akan beralih ke mobil listrik.

Pabrikan mobil asal Swedia, Volvo, menargetkan 50% penjualan mobil listrik secara global sebesar 50% dari total produksi, kemudian 50% sisanya mereka akan menjual mobil hybrid. Setelah itu, mereka akan benar-benar beralih sepenuhnya ke mobil listrik pada tahun 2030.

Kemudian, pabrikan mobil asal Jerman milik Daimler, Mercedes-Benz berencana beralih ke mobil listrik pada tahun 2030. Perusahaan tersebut juga sudah menaikkan target penjualan mobil listrik dan mobil hybrid sebesar 50% secara global pada tahun 2025.

Pabrikan mobil Jerman yang lain, Volkswagen (VW) baru akan menjual mobil listrik di Eropa pada than 2035. Setelah tahun tersebut, perusahaan akan menghentikan semua penjualan mobil pembakaran internal di AS dan China. 

Sementara itu, pabrikan mobil asal Amerika Serikat, Ford, juga akan memproduksi mobil listrik sepenuhnya pada tahun 2030, khususnya untuk pabrik di kawasan Eropa. Pada tahun tersebut, perusahaan menargetkan target penjualan mobil listrik secara global hingga 40-50 persen.

Ford Motor akan bekerja sama dengan SK Innovation, pabrikan baterai asal Korea Selatan, dalam membangun beberapa pabrik mobil listrik dan baterainya di Amerika pada tahun 2050. 

Ford bahkan sudah menginvestasikan dana jumbo sebesar US$15,7 miliar untuk mendirikan satu pabrik super besar di Amerika. Angka itu menjadi angka investasi terbesar yang pernah dilakukan Ford selama 118 tahun berdiri.

Masih dari AS, General Motors (GM) yang memproduksi beberapa merek seperti Chevrolet, Buick, GMC, dan Cadillac akan hanya menjual mobil listrik pada 2035. Kompetitor Ford tersebut sudah menginvestasikan dana lebih jumbo lagi, yakni US$47 miliar. Dengan dana sebesar itu, GM juga akan memproduksi mobil listrik yang bisa mengemudi sendiri atau memakai sistem autopilot.

Beralih ke pabrikan mobil asal Asia, yakni Korea Selatan, ada Hyundai yang akan beralih ke mobil elektrik pada 2040. Perusahaan akan secara bertahap melakukan transisi tersebut dimulai dari kawasan AS, Eropa, dan China. Hyundai Group yang juga memiliki Kia ini akan memfokuskan diri pada produksi mobil hidrogen terlebih dulu, yakni mobil bensin yang digerakkan dengan tenaga listrik dan menjualnya secara komersial pada 2028 mendatang. 

Kemudia,n pabrikan dari negeri tetangga, Jepang, ada Nissan yang akan menjual mobil listrik di kawasan Jepang, China, AS, dan Eropa pada awal 2030. Perusahaan tersebut menargetkan akan sepenuhnya menjadi pabrikan mobil netral karbon pada 2050.

Pabrikan pesaing dari negara yang sama, Honda, menargetkan peralihan sepenuhnya ke mobil listrik pada 2040. Transisi itu dilakukan pada kawasan Jepang, China, dan Amerika Utara. 

Honda juga tengah menargetkan penjualan baik mobil listrik maupun mobil hidrogen sebesar 40% pada tahun 2030 dan naik menjadi 80% pada tahun 2035 mendatang.

Sementara itu, Toyota yang merupakan pabrikan mobil terbesar di dunia, berkomitmen akan ikut dalam produksi mobil nol emisi pada tahun 2050. 

Sebelumnya, bos Toyota, Akio Toyoda, sempat menyatakan kerisauannya terkait konsekuensi atas keputusan pabrikan-pabrikan mobil dunia yang secara serentak beralih ke produksi mobil listrik secara massal. 

Menurutnya, sikap pemerintah Jepang yang terus menekan industri otomotif di sana untuk beralih ke kendaraan listrik akan memunculkan permasalahan baru, yakni hilangnya sekitar 5,5 juta lapangan pekerjaan. 

Jepang yang sangat bergantung ekspor produk manufaktur tersebut dinilainya rentan akan masalah ketersediaan lapangan kerja apabila terlalu cepat beralih ke produksi mobil elektrik.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar