c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

KULTURA

23 Mei 2025

13:16 WIB

Indonesia-Inggris Bahas Kerja Sama Repatriasi hingga Produksi Film

Indonesia secara resmi telah mengajukan pemulangan artefak budaya dan sejarah yang saat ini berada di Inggris, yakni Prasasti Sangguran dan Prasasti Sobhamerta.

Penulis: Arief Tirtana

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted"><strong>Indonesia-Inggris Bahas Kerja Sama Repatriasi hingga Produksi Film</strong></p>
<p id="isPasted"><strong>Indonesia-Inggris Bahas Kerja Sama Repatriasi hingga Produksi Film</strong></p>

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey CVO OBE, di Jakarta, Kamis (22/5). Dok: Kemenbud.

JAKARTA - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon bertemu dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey CVO OBE untuk membahas peluang kerja sama budaya dua negara. Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Rabu kemarin, kedua negara menyoroti kerja sama untuk repatriasi hingga produksi film.

Fadli Zon mengatakan, hubungan  budaya Indonesia dan Inggris telah terbangun selama ini. Pertemuan kali ini menurutnya menjadi momentum untuk menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk saling mendukung dalam kerja-kerja pemajuan kebudayaan.

"Saya juga merasakan pertemuan ini sebagai kesempatan yang berarti untuk menegaskan kembali komitmen bersama kita terhadap kerja sama budaya, terutama dalam memajukan dialog mengenai pelestarian warisan budaya melalui prinsip penghormatan dan keterlibatan yang berorientasi ke masa depan," ungkap Fadli dalam keterangannya, dikutip Jumat (23/5).

Selaras dengan komitmen bersama terhadap pelestarian budaya, pada kesempatan ini Fadli juga secara resmi mengulangi permintaan Indonesia untuk pemulangan artefak budaya dan sejarah yang saat ini berada di Inggris. Artefak pertama, yakni Prasasti Sangguran yang saat ini berada dalam kepemilikan keluarga Minto, tepatnya di Minto Estate  di perbatasan Skotlandia.

Dalam hal ini, Kementerian Kebudayaan telah mengirimkan nota resmi ke Kementerian Luar Negeri pada 27 Maret 2025 untuk menyampaikan permohonan dukungan melalui jalur diplomatik kepada Pemerintah Inggris.

"Ini menunjukkan niat kami untuk menyampaikan permintaan ini secara terhormat, transparan, dan melalui jalur yang tepat," sambungnya.

Artefak kedua adalah Prasasti Sobhamerta, yang mencakup lempengan-lempengan kuno yang menurut para ahli arkeologi Indonesia sangat penting. Prasasti ini memuat catatan awal peradaban kuno Indonesia, termasuk dasar pemerintahan, hak atas tanah, kehidupan keagamaan, dan sistem hukum.

Selain itu, kedua negara juga menjajal peluang kerja sama di bidang film. Fadli mengatakan, film adalah media potensial untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada khalayak dunia, khususnya Inggris.

"Di Cannes, saya bertemu beberapa orang dari jaringan perfilman Inggris—dan saya melihat betapa besarnya jejaring perfilman Inggris itu. Saya berharap kita bisa menjalin kerja sama melalui film," ujar Fadli.

"Mungkin kita bisa bentuk kerja sama seperti produksi bersama atau semacamnya. Saat ini para sineas, sutradara, dan produser sangat antusias untuk menjalin kerja sama seperti ini," imbuhnya.

Menurut Fadli, Indonesia dan Inggris bisa bekerja sama dalam membuat film dokumenter yang terkait dengan sejarah atau budaya. Selain itu, kedua negara juga bisa untuk memfasilitasi ko-produksi film oleh para pelaku industri atau sineas.

Baca juga: Kemenkebud Repatriasi 828 Objek Warisan Budaya Indonesia Dari Belanda

Gagasan tersebut disambut baik oleh Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey CVO OBE, yang menegaskan "akan menjembatani" koneksi pelaku industri kedua negara.

"Hal lain yang bisa kita lakukan adalah memperkenalkan lebih banyak film Inggris di festival film di Indonesia," ujar Dominic.

Pertemuan bersama Kedutaan Besar Inggris menjadi bagian dari rangkaian dialog Kementerian Kebudayaan dengan sejumlah negara. Selain dengan Inggris, Kementerian Kebudayaan RI juga bertemu Kedubes Kazakhstan hingga Tunisia untuk membahas peluang kerja sama budaya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar