27 Mei 2024
13:44 WIB
Ilmuwan Temukan 3 Bintang Tertua Di Sekitar Lingkar Halo Galaksi Bimasakti
Astronom dari MIT menemukan tiga bintang dengan usia yang sangat tua yang dipercaya lahir tak lama setelah kejadian Big Bang 13 miliar tahun yang lalu.
Editor: Rendi Widodo
Ilustrasi gugusan awan dari formasi bintang di pinggiran Galaksi Bimasakti. Dok. NASA/Serge Brunier
JAKARTA - Sebuah tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil menemukan tiga buah bintang tertua dengan usia setidaknya 12 miliar tahun. Yang mengejutkan adalah letaknya , di mana ketiga bintang ini ternyata terletak di sekitar halo (lingkar pendar cahaya) Galaksi Bimasakti.
Berhasil ditemukan dengan teleskop James Webb, pemaparan tiga bintang ini dipublikasikan di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society pada 14 Mei 2024.
Halo dari Galaksi Bimasakti sendiri merupakan formasi awan yang terdiri dari jutaan bintang di sekitar galaksi kita. Para peneliti meyakini bahwa ketiga bintang tua tersebut sudah lahir sejak 12 hingga 13 miliar tahun yang lalu, berdekatan dengan asumsi kemungkinan awal alam semesta terbentuk.
DIkutip dari Popsci, para peneliti pun menyebut bintang-bintang ini sebagai Small Accreted Stellar System (SASS), di mana masing-masing bintang dipercaya awalnya memiliki galaksi kecilnya sendiri-sendiri, dan seiring berjalannya waktu diserap oleh formasi-formasi galaksi yang lebih besar (Galaksi Bimasakti).
“Letak bintang-bintang tua ini, yang berada di pinggiran galaksi besar seperti Bimasakti menunjukkan berbagai pemahaman baru tentang bagaimana sebuah galaksi terbentuk (membengkak)," kata salah satu astronom MIT, Anna Frebel.
Pencarian tentang bintang berusia tua datang dari kelas-kelas di MIT, di mana spesifik mencari bintang-bintang kuno yang lahir tak lama setelah kejadian Big Bang di sekitar 13.8 miliar tahun lalu.
Dalam periode waktu tersebut alam semesta masih hanya terdiri dari helium and hydrogen tanpa banyak variasi elemen kimia lain seperti barium dan strontium. Para peneliti menyisir data yang dikumpulkan Frebel selama beberapa tahun dari teleskop Magellan-Clay di Chile.
Lewat metode pengukuran spektrum cahaya bintang yang mengindikasikan rendahnya kandungan strontium dan barium, para peneliti pun bisa memperkirakan usia-usia bintang yang mereka temukan.
Analisis para peneliti pun berhasil menemukan ketiga bintang tersebut memiliki spektrum cahaya yang mengindikasikan kandungan strontium dan barium yang sangat rendah.
Bintang-bintang ini pun memiliki kandungan elemen besi yang juga sangat rendah, di mana bintang-bintang yang jauh lebih muda seperti Matahari memiliki kandungan besi yang tinggi.