10 November 2025
19:33 WIB
Ikan Salmon Dan Perjalanan Migrasi Yang Menakjubkan
Sejauh apa pun melintasi samudra luas, ikan-ikan salmon akan kembali lagi ketempat kelahirannya untuk bereproduksi.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi Ikan Salmon ditangkap oleh jaring nelayan. Shutterstock/withGod
JAKARTA - Di balik jernihnya sungai-sungai di pesisir Pasifik Amerika, tersimpan kisah menakjubkan tentang perjuangan hidup ikan salmon. Ikan ini dikenal karena rasanya lezat, kandungan gizinya tinggi, serta perjalanan hidupnya yang luar biasa penuh keteguhan dan keajaiban alam.
Dalam satu siklus kehidupan, salmon menempuh perjalanan ribuan kilometer. Semuanya dimulai dari sungai tempat mereka menetas, lalu berenang menuruni arus deras menuju samudra luas, sebelum akhirnya kembali lagi ke sungai asal untuk bertelur dan menutup lingkaran kehidupannya. Fenomena alam yang luar biasa ini dikenal sebagai migrasi salmon.
Mengutip laman NOAA Fisheries, kehidupan seekor salmon bermula di sungai-sungai berair tawar di wilayah Washington, Oregon, California, dan Alaska. Di sana, induk betina menggali sarang di dasar sungai berbatu yang disebut redds untuk meletakkan ribuan telur, kemudian dibuahi oleh salmon jantan.
Telur-telur ini menetas menjadi anak ikan kecil yang disebut fry. Selama beberapa bulan hingga beberapa tahun, anak salmon tumbuh dan beradaptasi di sungai sebelum bersiap memulai perjalanan panjang menuju laut.
Saat tiba waktunya, tubuh mereka mengalami perubahan menakjubkan yang disebut smoltification, yakni proses alami yang memungkinkan mereka beralih dari kehidupan di air tawar ke air asin. Setelah melewati muara sungai, mereka berenang ke Samudra Pasifik dan memulai fase baru sebagai pengembara laut.
Di lautan, salmon tumbuh pesat dengan memangsa ikan kecil, cumi-cumi, dan udang. Beberapa spesies hidup di laut selama satu hingga enam tahun, menempuh perjalanan lintas negara bahkan lintas samudra mulai dari perairan Alaska hingga pesisir Jepang.
Namun, sejauh apa pun jarak yang mereka tempuh, naluri untuk pulang selalu lebih kuat. Ketika tiba waktunya bereproduksi, salmon akan berbalik arah, berenang melawan arus deras, menelusuri sungai yang dulu menjadi tempat kelahirannya.
Proses migrasi pulang ini bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga tiga bulan, tergantung pada arus air, suhu, dan kondisi lingkungan sungai yang mereka lintasi. Dalam rentang waktu itu, salmon tidak makan sama sekali dan hanya mengandalkan cadangan energi dalam tubuhnya untuk bertahan hingga mencapai tujuan akhir.
Perjalanan pulang ini bukan tanpa rintangan. Salmon harus menghadapi jeram dan air terjun, menembus bendungan buatan manusia, serta menghindari predator seperti beruang dan elang.
Beberapa bahkan melompat hingga setinggi tiga meter demi mencapai tujuan terakhir, tempat mereka akan bertelur dan melahirkan kehidupan baru. Setelah proses ikan berkembang biak dengan melepaskan telur dan sperma ke dalam air agar terjadi pembuanan selesai, salmon dewasa biasanya mati, dan tubuh mereka yang membusuk menjadi sumber nutrisi penting bagi ekosistem sungai.
Migrasi salmon sendiri memiliki arti penting yang jauh melampaui kisah biologis. Ia menjadi penanda kesehatan lingkungan. Sungai yang bersih, bebas polusi, dan tidak terhalang oleh struktur buatan manusia adalah syarat utama agar salmon dapat bermigrasi dengan selamat.
Sayangnya, aktivitas manusia seperti pembangunan bendungan, pencemaran air, serta perubahan iklim kini menjadi ancaman serius bagi perjalanan mereka. Untuk itu, berbagai lembaga lingkungan, termasuk Washington State Department of Transportation (WSDOT), berupaya memulihkan jalur migrasi salmon dengan membuka kembali aliran sungai yang tertutup, mengganti gorong-gorong yang menghalangi arus, serta memperbaiki habitat alami mereka.
Upaya ini penting agar generasi salmon berikutnya tetap dapat menempuh perjalanan hidupnya yang menakjubkan.