17 Desember 2024
13:22 WIB
Hyaluronic Acid Juga Mampu Jaga Kelembapan Alami Pada Area Intim
Hyaluronic acid mampu menahan air agar tetap berada di dalam jaringan kulit agar tidak mudah menguap ke luar tubuh.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Rendi Widodo
Ilustrasi kelembapan kulit. Unsplash
JAKARTA - Ketika mendengar nama hyaluronic acid, biasanya orang-orang akan mengingat dengan produk perawatan kulit. Hyaluronic acid sendiri merupakan sejenis molekul atau senyawa alami yang memiliki peran penting dalam mempertahankan kelembapan dan elastisitas kulit.
Namun, tidak hanya pada produk perawatan kulit, ternyata hyaluronic acid juga saat ini bisa ditemukan pada kondom. Produsen kondom kenamaan asal Jepang Okamoto meluncurkan varian terbaru mereka, Okamoto 0.03 HA yang menggunakan hyaluronic acid sebagai pelumas.
"Kondom ini adalah kondom super tipis dengan ketebalan 0.03 mm yang konsisten dari ujung sampai pangkal, yang dilapisi dengan pelumas hyaluronic acid yang memberikan kelembapan lebih pada kondom untuk pengalaman seksual yang lebih berkesan bagi setiap pasangan. Sesi bercinta pun tidak akan sama," kata Senior Chief Marketer Okamoto Industries Holly Kwan dalam keterangan tertulisnya.
Spesialis kulit dr. Agung Mohamad Rheza sendiri mengatakan bahwa hyaluronic acid mampu menahan air agar tetap berada di dalam jaringan kulit agar tidak mudah menguap ke luar tubuh.
Kemampuannya ini membuat senyawa tersebut mampu menjaga kelembapan kulit. Dari sana, tidak heran banyak produk perawatan kulit yang memiliki kandungan hyaluronic acid di pasaran.
"Seperti halnya di wajah, kulit area genital butuh kelembapan. Tingkat kelembapan kulit area genital sangat penting untuk kenyamanan saat berhubungan seksual. Ketika terlalu kering, kulit area genital rentan iritasi dan bisa menimbulkan risiko infeksi, terutama bagi perempuan," kata dr. Agung.
Selain dari menggunakan kondom berpelumas hyaluronic acid, cara lain untuk menjaga kelembapan pada kulit area genital bisa dilakukan dengan mengenakan pakaian yang nyaman terbuat dari bahan katun sehingga bisa menyerap keringat.
Tidak ketinggalan, gunakan sabun yang lembut dan bebas pewangi saat membersihkan area genital karena sabun yang keras bisa menghilangkan minyak alami dan menyebabkan kulit area genital kering.
Begitupun dengan aktivitas douching atau proses membersihkan bagian dalam vagina menggunakan air atau cairan tertentu karena dapat mengganggu keseimbangan alami bakteri yang ada pada vagina.