c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

08 Agustus 2025

20:11 WIB

Hanya Indonesia Mampu Mengonservasi Badak Jawa

Populasi badak Jawa kian memprihatinkan, jumlahnya bahkan tidak lebih dari 100 badak. Hanya Indonesia yang mampu mengonservasi badak Jawa.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Hanya Indonesia Mampu Mengonservasi Badak Jawa</p>
<p>Hanya Indonesia Mampu Mengonservasi Badak Jawa</p>

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) hasil pemantauan tahun 2017 Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Provinsi Banten. (FOTO ANTARA/HO-https://www.menlhk.go.id)

JAKARTA - Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) masuk dalam kategori kritis dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) atau sangat terancam punah. Data terakhir menyebut, populasinya diperkirakan tinggal 87-100 ekor. 

Secara historis spesies badak Jawa tercatat menyebar tidak hanya di Pulau Jawa dan Sumatra, tapi juga sampai ke wilayah Asia Tenggara hingga India, Bhutan dan China. Saat ini, badak Jawa hanya tersisa di wilayah TN Ujung Kulon dan dinyatakan punah di wilayah lain.

Karena itu, perlu upaya kuat untuk melakukan konservasi satwa purba tersebut. Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyebut, hanya Indonesia yang berhasil menjaga keberadaan badak Jawa.

"Dari seluruh negara yang punya badak Jawa, yang berhasil mengonservasi siapa? Dulu di Vietnam ada, di India ada badak Jawa . Tapi, yang berhasil mengonservasi, sorry saja, hanya Indonesia yang mampu walaupun populasinya kecil," jelas Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, dikutip dari Antara, Jumat (8/8). 

Tidak hanya badak Jawa, Satyawan menjelaskan Indonesia juga terus berupaya melakukan konservasi badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) yang juga berstatus kritis terancam punah.

Secara historis, satwa itu sebelumnya tersebar di wilayah Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Laos, Myanmar sampai dengan negara Asia lain termasuk India, Bhutan, Bangladesh dan China. Namun, saat ini diketahui hanya sedikit wilayah yang tercatat memiliki populasinya di wilayah Indonesia.

Indonesia sudah memiliki Suaka Rhino Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur untuk menjaga dan berusaha menambah populasi satwa badak Sumatra.

"Tinggal kita juga yang punya (badak Sumatra), jadi memang ini ada beberapa yang menjadi hewan kritis, tapi kita harus melakukan bagaimana populasi kecil itu bisa bertahan," ujarnya.

Penangkaran Khusus

Kemenhut juga merencanakan adanya suaka atau penangkaran khusus untuk badak jawa untuk mendorong penambahan jumlah populasiinya. Seperti yang sudah dilakukan dengan badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Suaka Rhino Sumatera di Taman Nasional Way Kambas.

Di lokasi tersebut sudah berhasil dilahirkan hasil pengembangbiakan semi liar, termasuk Andalas yang lahir pada 2001 menandai kelahiran pertama badak sumatera di dalam penangkaran dalam kurun waktu 112 tahun. Dengan kelahiran terbaru diumumkan pada 2023 di lokasi tersebut.

"Yang kedua nanti tentu ada upaya-upaya yang kita lakukan seperti yang kita lalukan di Way Kambas dengan membuat sanctuary untuk mempelajari ekologi dan pengembangbiakan badak jawa. Sehingga nanti populasinya bisa terjaga, walaupun kritis, jumlahnya sedikit, tapi tidak menuju kepunahan," katanya.

Kemenhut tengah memproses translokasi individu terpilih badak jawa ke area penangkaran khusus Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA).

Translokasi direncanakan dari habitat alaminya di Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang. Keduanya masih berada dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon dan berjarak sekitar 14 kilometer.

Tanslokasi dilakukan untuk mendukung program pengembangbiakan guna membantu meningkatkan keanekaragaman genetik populasi badak.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar