14 Agustus 2025
08:22 WIB
Hal Lain Yang Bisa Sebabkan Gula Darah Melonjak Selain Faktor Makanan
Bukan hanya disebabkan faktor makanan, lonjakan gula darah terjadi karena beberapa faktor lain, dari stres hingga menstruasi.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi alat pengukur gula darah untuk penderita diabetes. Shutterstock/Maya Kruchankova
JAKARTA - Lonjakan gula darah menjadi salah satu hal yang menakutkan. Kondisi ini seringkali dikaitkan dengan konsumsi makanan yang berlebihan, namun ternyata ada hal-hal di luar makanan yang menjadi faktor meningkatnya gula darah.
Konsultan Endokrinologi dan Diabetesi dari Rumah Sakit Wockhardt Mumbai, dr. Pranav Ghody seperti diberitakan India Express mengatakan, setidaknya ada lima faktor yang menyebabkan lonjakan gula darah selain makanan yakni stres, kurang tidur, olahraga, infeksi serta perubahan hormonal.
Untuk stres, lonjakan gula darah dapat meningkat karena terjadinya pelepasan hormon kortisol yang memicu hati seseorang untuk melepaskan glukosa yang tersimpan agar tetap bisa menjaga orang tersebut memiliki energi. Ini merupakan respons yang berguna dalam keadaan darurat karena menjaga tubuh tetap bisa berfungsi, namun tentunya akan berbahaya apabila stres terjadi berulang setiap harinya.
Selanjutnya, kurang tidur juga disebut dapat menyebabkan gula darah meningkat, apalagi jika dilakukan berulang.
"Satu malam kurang tidur saja dapat membuat tubuh lebih resisten terhadap insulin untuk sementara waktu, dan itu bisa membuat glukosa dalam darah menjadi lebih lama," katanya.
Faktor ketiga yang menyebabkan lonjakan gula darah adalah olahraga. Saat berolahraga lonjakan gula darah terjadi karena tubuh sementara melepaskan glukosa untuk memberikan energi menjalankan olahraga dengan lancar.
Meski begitu untuk faktor ketiga ini terbilang cukup baik karena biasanya tubuh yang dilatih dengan rutin bisa menghasilkan kontrol gula darah yang lebih baik seiring waktu.
Faktor keempat yang menyebabkan lonjakan gula darah adalah infeksi yang biasanya terjadi saat kekebalan tubuh bekerja berlebihan.
"Penyakit atau infeksi mendorong sistem kekebalan tubuh bekerja berlebihan, sehingga membutuhkan energi ekstra dalam bentuk glukosa," kata dr. Pranav.
Terakhir, perubahan hormonal juga bisa menjadi penyebab lonjakan gula darah. Terutama untuk wanita perubahan hormonal mungkin lebih sering terjadi di momen-momen seperti menstruasi, perimenopause, dan saat menopause.
Menurut dr. Pranav ketika terjadi perubahan hormonal tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin yang akhirnya menyebabkan fluktuasi gula darah.
Lonjakan gula darah sebenarnya tidak selalu buruk, karena sebenarnya hal itu bisa saja merupakan respons tubuh untuk menjaga kebugaran misalnya saat berolahraga atau pada saat sakit, tubuh berupaya untuk tetap berenergi.
Namun untuk kondisi-kondisi lonjakan gula darah akibat stres, kurang tidur, ataupun perubahan hormonal ada baiknya bisa dihindari karena jika terjadi berkepanjangan maka menyebabkan masalah gula darah jangka panjang.
Memahami faktor-faktor pemicu lonjakan gula darah ini merupakan langkah penting terutama untuk mengelola hal-hal yang buruk terkait gaya hidup sehingga masalah gula darah bisa diatasi.