Koleksi perdana Paths to Alango menyajikan Bali dalam 11 film etnografis orisinal yang tersedia dalam bentuk NFT yang dapat dikoleksi.
Setiap NFT mewakili aspek unik dari warisan budaya Bali, seperti tarian tradisional, kuil-kuil bersejarah, situs-situs warisan serta filsafat yang ada di Bali. Semuanya difilmkan di lokasi dengan latar belakang lanskap budaya yang menakjubkan.
Melibatkan masyarakat setempat, antropolog, dan ahli warisan budaya, Paths to Alango menghasilkan NFT yang akurat dalam menggambarkan kekayaan budaya yang ada di Bali.
NFT tersebut dirancang tidak hanya sebagai sumber pendapatan, namun juga sebagai pemeliharaan warisan budaya, pelestarian serta promosi pengetahuan dan komunitas leluhur Bali.
Dari 11 NFT yang diluncurkan, salah satu koleksi yakni Royal Topeng berhasil mencatatkan sejarah dengan menghasilkan transaksi sebesar US$97 ribu hanya dalam waktu 15 menit.
CEO dan Founder Quantum Temple, Linda Adami mengatakan, dari total transaksi koleksi tersebut, sebesar 40% akan diberikan kembali kepada masyarakat Bali dan diabadikan melalui penggunaan teknologi blockchain. Selain itu, 5% dari hasil lelang juga dialokasikan untuk dana dampak sosial guna membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas.
Penyaluran royalti NFT dilakukan dengan transparan kepada para pemelihara budaya sebagai penghargaan nilai pekerjaan dan memberikan aliran pendapatan yang lebih adil bagi masyarakat setempat secara berkelanjutan.
"Kami juga berharap hal ini memperbarui definisi nilai-nilai pariwisata budaya dan menghubungkan wisatawan yang gemar bepergian dengan masyarakat setempat di seluruh dunia," kata Linda Adami dalam keterangan pers.
Setelah peluncuran pilot project, rencananya akan dikembangkan konsep Artifact dan Travel Experience NFTs di Bali dan destinasi lain di Indonesia untuk memberikan pengalaman wisata yang lebih berkesan dan inovatif.