06 Oktober 2025
08:00 WIB
Guruh Gipsy Bawa Kemegahan Musik Dan Budaya Ke Synchronize Fest 2025
Album Guruh Gypsy yang rilis tahun 1977 dan digarap oleh Guruh Sukarno Putra bersama Band Gipsy, yang beranggotakan Keenan Nasutuon, Chrisye, Roni Harahap, Oding Nasution, dan Abadi Soesman.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Mahakarya legenda musik Indonesia, Guruh Gipsy, tampil perdana di panggung festival musik Synchronize Fest 2025, di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (4/10/2025). ANTARA/Sri Dewi Larasati.
JAKARTA - Karya legendaris musisi Indonesia era 70-an hidup kembali di panggung Synchronize Fest 2025. Guruh Gipsy, album studio dari para legenda musik Indonesia dibawakan kembali oleh Guruh Sukarno Putra, bersama anggota Band Gipsy Keenan Nasution hingga Abadi Soesman di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (4/10) malam.
Guruh bersama para musisi senior itu tak hanya menyajikan kemegahan musik kepada penonton yang didominasi muda-mudi, tapi juga kemegahan budaya Indonesia lewat ekspresi seni tradisional dari Bali.
Album Guruh Gypsy yang rilis tahun 1977 dan digarap oleh Guruh Sukarno Putra bersama Band Gipsy, yang beranggotakan Keenan Nasutuon, Chrisye, Roni Harahap, Oding Nasution, dan Abadi Soesman. Mereka membawakan kembali album tersebut dengan nuansa baru dan lebih segar, melibatkan musisi lintas generasi dan seniman, seperti Bubi Sutomo, Andy/Rif, Irang Arkad, Karisk, Daryl Nasution, Biko Nasution, Kompiang Raka, Gamelan Saraswati, hingga Harry Murti.
Penampilan merekaa dibuka dengan suguhan tari Barong, kesenian asal Bali yang diiringi musik instrumental disertai dengan alunan gamelan menghadirkan suasana yang menyerupai pentas seni tradisional.
Setelah itu, Daryl Nasution, tampil di atas panggung menyanyikan "Smaradhana", lagu legendaris yang dipopulerkan oleh Chrisye. Panggung Guruh Gipsy juga menghadirkan para penari yang menarikan Tari Legong, tarian klasik asal Bali.
Adapun lagu-lagu lainnya yang dibawakan dalam penampilan spesial Guruh Gipsy, termasuk "Janger 1897 Saka” dibawakan oleh Andy Rif. Kemudian juga lagu “Barong Gundah" dan ditutup dengan lagu "Indonesia Maharddhika" yang dinyanyikan oleh Keenan Nasution.
Penampilan Guruh Gipsy di panggung Synchronize Festival 2025 juga menjadi momen haru, saat mereka mengenang para sahabat mereka yang telah berpulang, yakni Chrisye, Oding, dan Roni Harahap.
"Dan ini juga adalah persembahan kami untuk teman-teman semua di sini. Tapi khusus juga kami persembahkan untuk teman-teman kita yang sudah almarhum dan serta untuk keluarganya, yaitu keluarga Chrisye, keluarga Oding, dan keluarga Roni Harahap,"ujar Guruh Sukarno Putra sebagaimana dilansir dari Antara, Minggu (5/10).
Festival musik Synchronize Fest 2025 berlangsung selama tiga hari, yang dimulai dari Jumat (3/0 hingga Minggu (5/10). Tahun ini menjadi edisi ke-10 bagi festival populer ini sejak pertama kali digelar.
Baca juga: Nostalgia WSATCC Hingga Solidaritas Kunto Aji Di Synchronize Fest 2025
Riuh Kolaborasi Dan Sajian Lintas Genre
Selain Guruh Gipsy, hari kedua Synchronize Fes 2025 juga diramaikan oleh pertunjukan "Musik dari Rangga dan Cinta", menghadirkan para pemeran film Rangga & Cinta (2025) serta beberapa kolaborator seperti Hindia, Rara Sudirman, Sal Priadi, Bilal Indrajaya, dan Andien. Kemudian ada Diskoria Orchestra, menampilkan lagu-lagu mereka yang dinyanyikan oleh kolaborator seperti Andien, Afifah Yusuf, BCL, Dira Sugandi, Neida, serta diiringi oleh Alvin Witarsa & Alchestra dan Bandung Jazz Orchestra.
Ada pula Jakarta Movin bersama RAPOT yang mempersembahkan pertunjukan spesial bertajuk Putar Kembali: OST. Film Indonesia, membawa nostalgia dari soundtrack-soundtrack legendaris seperti "Galih dan Ratna", "Melompat Lebih Tinggi", hingga "Terbuang Dalam Waktu" dari era kini. Teenage Death Star (TDS) tampil sangar bersama kolaborator Namoy Budaya, Pamungkas, hingga Sukatani.
Perayaan musik hari kedua itu ditutup dengan penampilan dari grup rock and roll yang dicintai semua orang, The Changcuters di panggung utama, Dynamic Stage; serta Orkes Shaggydog di District Stage.
Synchronize Fest 2025 mengusung tema #SalingSilang menghadirkan ratusan musisi lintas genre, mulai dari jazz, pop, rock, hardcore, ska, reggae, hingga dangdut. Selain itu juga mencerminkan keterhubungan musik, seni, dan budaya dalam membentuk harmoni di ekosistem festival musik Indonesia.