c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

11 November 2025

11:35 WIB

Gejala Kegawatan Pneumonia Pada Anak

Orang tua harus lebih waspada terhadap pneumonia pada anak, kenali gejala kegawatannya. Pneumonia akan semakin parah jika bakteri menjalar ke telinga, kemudian masuk ke jaringan otak. 

<p>Gejala Kegawatan Pneumonia Pada Anak</p>
<p>Gejala Kegawatan Pneumonia Pada Anak</p>

Ilustrasi sampel darah Mycoplasma Pneumoniae di tabung uji. Shutterstock/luchschenF

JAKARTA - Orang diimbau untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko pneumonia pada anak, terutama di tengah cuaca seperti belakangan ini. Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan penyebab pneumonia, selain haemophilus influenza tipe b (Hib) dan virus lainnya. 

Meski dapat menyerang siapapun, pneumonia lebih berisiko tinggi terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun karena sistem imunnya belum matang. Pneumonia juga berisiko pada kelompok lansia karena sistem imun yang sudah jauh menurun.

Dokter Spesialis Anak, dr. Kanya Ayu menjelaskan tanda kegawatan pneumonia, di antaranya ada tarikan napas cepat yang tidak normal, serta adanya retraksi yang melibatkan otot-otot di bawah leher, sela-sela iga, dan ulu hati.

Selain itu, anak dengan pneumonia terlihat bernapas dengan cuping hidung yang kembang kempis yang menandakan sesak.

"Kadang-kadang, saking sesaknya kepalanya head bobbing (kepala terantuk-antuk) itu juga ada, kalau bisa jangan tunggu muncul semuanya, salah satu saja mendingan segera di bawa dan diperiksakan," kata dr. Kanya, dilansir Antara.

Dirinya menjabarnya, pneumonia merupakan gejala klinis yang terdiri dari demam, batuk, sesak, dan didukung oleh kekurangan oksigen. 

"Jadi harus ada empat ini dulu. Bukan semua batu pilek demam biasa disebut sebagai pneumonia, as long as dia tidak sesak, tidak ada kekurangan oksigen," kata.

Bukan Hanya Bakteri
Lebih jauh, dirinya mengatakan, orang tua perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko pneumonia dari penyebab selain bakteri pneumokokus, seperti dari jamur saat musim hujan dan penularan dari percik renik (droplet) saat berbicara atau bersin.

Selain droplet, menyentuh benda yang sama juga meningkatkan risiko penularan pneumonia, terutama di sekolah-sekolah, seperti menyentuh gagang pintu atau tombol saklar lampu.

Pneumonia bisa menjadi parah jika bakteri streptococcus pneumoniae berkembang menjalar ke telinga menyebabkan infeksi telinga tengah, dan masuk ke pembuluh darah dan menjalar ke otak yang menyebabkan meningitis dan berakhir kematian.

"Jadi, dia beredar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, bikin pneumonia dan tembus ke meningitis. Itulah yang kita cegah Invasive pneumococcal disease, ini yang mematikan," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar