c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

04 Januari 2023

10:28 WIB

Festival Koeli Kontrak, Pengingat Sejarah Perkebunan Tembakau Deli

Jejak sejarah itu dulunya terabadikan lewat ratusan bangsal-bangsal tembakau yang tersebar di berbagai wilayah Deli Serdang.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

Festival Koeli Kontrak, Pengingat Sejarah Perkebunan Tembakau Deli
Festival Koeli Kontrak, Pengingat Sejarah Perkebunan Tembakau Deli
Sisa-sisa struktur bangsal-bangsal tembakau dari era kolonial di Desa Saentis, Deli Serdang. Dok. Festival Koeli Kontrak

JAKARTA - Wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu kawasan bersejarah di Sumatra Utara. Daerah ini menyimpan jejak kelam masa penjajahan, menjadi pusat aktivitas perkebunan tembakau yang menyeret rakyat dalam skema kerja kuli kontrak.

Jejak sejarah itu dulunya terabadikan lewat ratusan bangsal-bangsal tembakau yang tersebar di berbagai wilayah Deli Serdang. Bangsal tembakau yang dulunya tempat bekerja bagi kuli-kuli kontrak dari berbagai daerah Sumatra hingga Jawa, yang berfungsi sebagai tempat penjemuran hingga pengepakan tembakau.

Namun, bangsal-bangsal itu belakangan telah musnah. Bangunan berharga dari masa kolonial itu sebagian besar telah tinggal cerita, kecuali beberapa saja yang masih tersisa dengan kondisi struktur yang telah hancur.

Hilangnya bangsal-bangsal tembakau di berbagai desa di Deli Serdang akan menjadi kehilangan yang besar bagi sejarah dan kebudayaan lokal.

Bangsal-bangsal itu adalah pengingat sejarah tentang kehidupan masyarakat di sana di masa lalu, terutama terkait eksistensi masyarakat suku Jawa yang berkembang dari gelombang kedatangan kuli kontrak masa penjajahan.

Untuk mengenang dan menyegarkan kembali imajinasi publik tentang era kuli kontrak di Deli, sejumlah penggiat budaya lokal menginisiasi program budaya bertajuk Festival Koeli Kontrak. Festival ini akan dihelat berpusat di Desa Saentis, salah satu wilayah yang kental akan jejak industri tembakau kolonial.

Ketua penyelenggara Festival Koeli Kontrak, Ayub, mengatakan bahwa festival bernuansa Jawa Deli ini akan dihelat pada 14-15 Januari mendatang. Festival ini adalah bagian dari realisasi Dana Indonesiana untuk pengelolaan ruang publik yang diterima Ayub dan rekannya sesama pegiat budaya. 

Penyelenggaraan festival ini melibatkan para pegiat budaya, serta masyarakat kesenian Desa Saentis, Kecamatan Pacul Sei Tuan, Deli Serdang.

Ayub menyebut, selain pengingat tentang sejarah kehidupan kuli kontrak di Deli, festival ini juga diinisiasi sebagai bentuk ‘ziarah’ ke bekas-bekas bangunan bangsal tembakau yang harusnya dilestarikan namun kini musnah.

"Festival Koeli Kontrak adalah sebuah kegiatan seni budaya yang bernuansa Jawa Deli, namun tujuannya untuk mengenang kembali peristiwa kelam tentang perburuhan di kebun tembakau Deli dan juga untuk kembali mempertanyakan tentang musnahnya bangsal tembakau yang bisa menjadi cagar budaya, " ungkap Ayub dalam keterangannya kepada Validnews, Rabu (04/1).

Tentang bangsal-bangsal yang musnah, Ayub menyebutkan bahwa itu merupakan warisan sejarah kelam yang keberadaannya justru sangat diperlukan guna kepentingan sejarah dan masa depan. Sayang, bangsal-bangsal itu kini sudah tak ada lagi.

Dulunya, menurut Ayub, dulunya ada banyak bangsal tembakau yang berada di Desa Saentis, maupun desa-desa lainnya seperti Sampali, Helvetia dan Desa Bulu Cina di Kecamatan Hamparan Perak, serta Kelambir di Kecamatan Pantai Labu, Deli Serdang. Bangsal-bangsal itu kini telah hancur karena usia, termasuk yang ikonis bangsal dengan tulisan 1926 di depannya.

"Jadi dengan adanya Festival Koeli Kontrak ini kita berharap kepada pemerintah daerah agar sadar dan punya kepedulian terhadap bangsal tembakau yang mempunyai sejarah teramat dekat dengan masyarakat suku Jawa yang tinggal di Deli Serdang sekitarnya itu, " sambungnya.

Para keturunan buruh tembakau yang tinggal di daerah sekitar Desa Saintis maupun desa-desa lainnya punya kenangan tersendiri terhadap bangsal-bangsal tembakau tersebut. 

Lantaran, kakek, nenek bahkan buyut mereka pernah mengalami masa-masa kelam saat menjadi Koeli kontrak di kebun tembakau.

"Oleh karenanya bangsal tembakau tidak boleh musnah. Pemerintah daerah harus merekontruksi bangunan bangsal tembakau agar anak cucu kita, tau ada perbudakan yang teramat kelam terhadap orang tua-tua kita tempo dulu," ujar Ayub.

Festival Koeli  Kontrak di Desa Saentis nantinya akan digelar berbagai kegiatan seni budaya. Acaranya antara lain, Seminar dan Diskusi, pagelaran Ketoprak Dor, atraksi Kuda Lumping, Seminar, Pawai Atribut Masa Lalu dan Kirab Budaya, serta Bazar Kuliner khas Jawa.

"Itu acara inti. Tapi kita sedang usahakan agar ada juga reog, tari-tarian, berbagai perlombaan serta sendratari dengan cerita Koeli Kontrak. Mudah-mudahan ini bisa terwujud," ujarnya.

Tak hanya itu, akan diadakan juga acara tabur bunga secara teatrikal di seni instalasi memutar seperti orang sedang tawaf. Di mana pengunjung diajak ikut menabur bunga bersama-sama sebagai aplikasi dari rasa berkabung atas musnahnya bangsal tembakau.

Di sekitar lokasi festival nantinya akan banyak sajian kuliner khas daerah, hingga pameran atribut masa lalu seperti dokar, kereta lembu, sepeda ontel, kostum mandor kebun yang akan menjadi daya tarik tersendiri.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar