04 Februari 2025
09:03 WIB
Felix K. Nesi Hadirkan Eksperimen Padukan Sastra Dan Teater
Karya ini berkonsep parodi nan eksperimental. Felix memadukan sastra dan teater, menghadirkan lakon panggung yang seolah-olah adalah sebuah peristiwa sastra, yakni peluncuran buku puisi.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
Penulis buku puisi "Melepas Kepergian" bersama para penampil parodi sastra usai tampil di Galeri Indonesia Kaya, Mal Grand Indonesia, Jakarta pada Sabtu (1/2/2025). (ANTARA/Adimas Raditya)
JAKARTA – Penulis Felix K. Nesi menyuguhkan eksperimen seni baru lewat pertunjukan teater bertajuk “Launching Buku Puisi ‘Melepas Kepergian’ Karya Raka Sulistyo”. Karya ini dipentaskan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, akhir pekan lalu.
Bukan pertunjukan biasa, karya ini berkonsep parodi nan eksperimental. Felix memadukan sastra dan teater, menghadirkan lakon panggung yang seolah-olah adalah sebuah peristiwa sastra, yakni peluncuran buku puisi.
Felix menyatakan pertunjukan“Launching Buku Puisi ‘Melepas Kepergian’” adalah sebuah parodi sastra Indonesia yang dia persembahkan bersama Project Puri Sembilan. Didukung Galeri Indonesia Kaya, lakon ini menampilkan deret bintang layar lebar sebagai pemeran, di antaranya Daffa Wardhana, Sherina Munaf, Danu Kusuma hingga Claresta Taufan.
Perlu diketahui, Raka Sulistyo Bintang merupakan tokoh fiksi yang diciptakan Felix dalam naskah drama musikal “Memeluk Mimpi-Mimpi”. Drama ini dipentaskan oleh Titimangsa di Taman Ismail Marzuki, Jakarta tahun lalu.
Raka dalam pertunjukan ini diperankan oleh Daffa Wardhana. Tokoh yang menulis buku puisi sebagai refleksinya atas perjalanannya sebagai mahasiswa, juga usahanya untuk melepaskan kekasihnya semasa kuliah.
Setiap bait dalam buku karya Raka Sulistyo (alias karya Felix) menjadi jendela menuju dunia batinnya yang bergulat dengan kenangan, harapan, dan perasaan yang tak selalu mudah diungkapkan.
Lewat rangkaian puisi yang sarat emosi, pembaca diajak merasakan gejolak perasaan seorang pemuda yang mencoba memahami arti kepergian dan bagaimana kenangan tetap bertahan di antara lembaran waktu.
Kata-kata yang ia tuliskan bukan sekadar rangkaian diksi indah, tetapi cerminan dari perjalanan hidup yang penuh refleksi—tentang kehilangan yang tak terelakkan, tentang cinta yang mendewasakan, dan tentang pencarian makna di tengah perubahan.
Melalui lirisisme yang jujur dan menyentuh, buku ini tidak hanya menjadi kumpulan puisi, tetapi juga sebuah perjalanan batin yang dapat dirasakan oleh siapa saja yang pernah mengalami pahit-manisnya perpisahan. Kurang lebih begitu ulasan para tokoh dalam pertunjukan “Launching Buku Puisi ‘Melepas Kepergian’.
Felix mengatakan, lewat pertunjukan ini, penonton bisa menikmati puisi-puisi seorang yang patah hati, melihat bagaimana publik sastra berdiskusi tentang inspirasi yang melahirkan sebuah karya. Lewat parodi nan unik ini, dia berharap memberikan suguhan seni yang menyegarkan bagi publik.
“Senang sekali kami diberikan kesempatan untuk menampilkan karya kami kepada para penikmat seni dan menunjukkan bagaimana puisi dan seni pertunjukan dapat saling terikat dalam merayakan kelahiran sebuah karya,” tutur Felix.
Tak berhenti di dunia fiktif, buku puisi “Melepaskan Kepergian” pun benar-benar diterbitkan dan dicetak. Di sampulnya tertulis nama Raka Sulistyo sebagai pengarang, tokoh yang diciptakan oleh Felix sendiri. Menurut Felix, buku puisi ini dapat dimiliki para pembaca dengan sistem pre-order.
Program Director Galeri Indonesia Kaya, Renitasari Adrian mengungkapkan, pertunjukan “Launching Buku Puisi ‘Melepas Kepergian’” lebih dari sekadar suguhan seni panggung. Karya ini menurutnya adalah ajakan bagi generasi muda untuk merasakan, memahami, dan mencintai keindahan kata sekaligus sebuah perayaan bagaimana sastra dapat menjadi medium untuk memahami perasaan dan pengalaman manusia.
Lebih-lebih lagi, pertunjukan ini sekaligus menunjukkan luasnya potensi eksperimen seni untuk disuguhkan dalam format-format yang baru.
“Semoga pementasan ini menjadi nyala kecil yang menumbuhkan cinta terhadap sastra di hati generasi muda dan menginspirasi lebih banyak para penikmat seni,” ungkap Renitasari.