16 Januari 2025
19:47 WIB
Fay Fairus Debut Album Stories After Sunset
Fay Fairus merilis debut albumnya Stories After Sunset. Memakan waktu hingga enam tahun, album ini berisi delapan lagu yang cocok menemani para pendengarnya di sore hari dengan balutan musik akustik.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
Penyanyi-penulis lagu Fay Fairus merilis album debut Stories After Sunset. Foto: Fay Fairus/ Attracted to Meanings.
JAKARTA – Kancah musik Indonesia terus diramaikan dengan munculnya nama-nama baru ke skena populer. Salah satunya adalah Fay Fairus, penyanyi dan penulis lagu asal Sidoarjo yang baru saja merilis album debutnya bertajuk Stories After Sunset.
Peluncuran album Stories After Sunset ditandai dengan acara sesi dengar yang digelar di Jakarta pada Rabu (15/1). Sang musisi melantunkan lagu-lagunya secara langsung kepada publik, dengan mengusung sajian musikalitas yang mumpuni.
Stories After Sunset adalah album berkonsep yang unik dan kuat dari Fay. Merangkum delapan lagu, dengan enam lagu orisinal dan dua lagu dwi-bahasa yang saling terikat dalam kesatuan tema. Fay mengatakan, album ini sebuah suguhan musik yang cocok didengarkan kala senja, menemani para penikmat musik untuk rehat setelah melewati hari yang panjang.
"Di album Stories After Sunset, aku ingin menciptakan sesuatu yang bisa menjadi teman bagi siapa saja setelah hari yang panjang—teman yang menemani mereka merenung, tersenyum, atau bahkan hanya diam menikmati momen langit yang berubah warna,” ungkap Fay dalam keterangannya, dikutip Kamis (16/1).
Seluruh lagu dalam Stories After Sunset diciptakan oleh Fay, dengan dibantu oleh produser Rishanda Singgih. Konon, Fay dan Rishanda menjalani proses kreatif penciptaan yang cukup lama, yaitu enam tahun untuk merampungkan album ini.
Hasilnya adalah delapan lagu yang bercerita kepada para pendengar, ditingkahi harmoni musik akustik yang eklektik serta padu padan dari vokal Fay yang jernih.
Fay mengatakan, Stories After Sunset adalah tuturannya tentang perjalanan hidup yang penuh dinamika, kadang bergulir naik kadang pula turun. Lewat lagu-lagunya, Fay mengajak untuk merefleksikan perjalanan hidup yang terkadang memang berat, namun juga selalu menyimpan harapan.
Album berdurasi 33 menit 43 detik ini dibuka dengan “Permata”, lagu mengenai pencarian kekuatan dan keindahan diri, seperti permata yang tercipta dari kondisi yang jauh dari ideal. Vokal Fay yang khas dibalut dengan genjrengan dan petikan gitar akustik yang manis, serta liukan suara klarinet yang membius. Kehadiran klarinet menjadikan lagu ini istimewa karena di Indonesia jarang sekali ada lagu yang ada bunyi klarinetnya.
Lagu kedua “Tentang Cinta” merupakan sebuah eksplorasi yang menyentuh dari berbagai wujud cinta, dari hubungan cinta yang romantis hingga cinta pada diri sendiri. Tuturan tentang cinta yang bukan sekadar terhadap kekasih, tapi juga cinta secara universal seperti cinta platonik antara dua sahabat, cinta pada keluarga, dan cinta pada segala hal lainnya.
Sebagian besar lagu dalam album ini bernuansa akustik dengan olah suara Fay dan jalinan melodi dan harmoni dari piano, gitar, klarinet, biola, hingga cello. Terkecuali satu lagu “The Little Things Matter” yang lebih nge-beat dengan entakan perkusif dan ritmis dari drum dan bass.
Album ini menggabungkan elemen strings dan akustik, yang sebagian besar diaransemen dan direkam dengan memadukan konsep analog hingga digital.
Tentang Fay Fairus, sosok ini adalah penyanyi yang tumbuh dari keluarga yang dekat dengan musik sedari kecil. Kecintaan pada musik membawa Fay hingga bersekolah di New York University (NYU) dan NYU Abu Dhabi sekaligus, dengan pembagian fokus pada ilmu politik, bisnis, musik serta film. Di masa itulah, lahir lagu “The Little Things That Matter.”
Pulang ke tanah air, Fay memantapkan hatinya untuk berkiprah di kancah musik, dengan serius menggarap lagu demi lagu yang menjadi cikal album debutnya. Lagu-lagu dalam album ini kini tersedia di berbagai layanan pemutaran digital.