c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

22 September 2025

17:49 WIB

Fakta-fakta Unik Jam Gadang

Jam Gadang merupakan bangunan ikonik dengan berbagai fakta unik.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Fakta-fakta Unik Jam Gadang</p>
<p>Fakta-fakta Unik Jam Gadang</p>

otret Jam Gadang di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat pada Kamis (5/6/2025) malam. ANTARA/Muhammad Zulfikar

JAKARTA - Bukittinggi, memiliki pesona wisata yang luar biasa, dari alam, kuliner, hingga warisan budaya dan sejarah. Yang menarik, kota yang dijuluki "Parijs van Sumatra" memiliki bangunan paling ikonik yang punya kisah sejarah panjang, Jam Gadang.

Ada fakta-fakta unik yang berkaitan dengan sejarah dari menara jam setinggi 26 meter yang berlokasi di jantung Bukittinggi atau tepatnya di Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh, Benteng Ps. Ateh, Bukittinggi, Sumatera Barat ini. Apa saja? Berikut keunikan Jam Gadang seperti dilansir Antara

Hadiah Ratu Wilhemina

Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda Wilhelmina kepada Rook Maker, yang saat itu menjabat sebagai sekretaris Fort de Kock—nama lama dari kota Bukittinggi. Jam Gadang dirancang oleh arsitektur asal Minangkabau bernama Yazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh.

Denah dasarnya berbentuk dengan ukuran 13x4 meter dan memiliki tinggi 26 meter. Sementara di bagian atas terdapat jam berukuran besar berdiameter 80 cm di keempat sisi luarnya. Itulah sebabnya menara ini dikenal dengan nama Jam Gadang, yang dalam bahasa Minangkabau berarti 'jam besar'.

Uniknya, Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan besi maupun semen. Konstruksinya hanya menggunakan campuran kapur, putih telur, dan pasir putih. Putih telur ini digunakan sebagai pengganti semen yang berfungsi untuk merekatkan bangunan tersebut.

Mesin Buatan Jerman Seperti Big Ben

Jam Gadang dan Big Ben, menara jam ikonik di London, Inggris, ternyata memiliki keterkaitan yang menarik. Keduanya menggunakan mesin jam buatan Jerman yang sangat langka. Bahkan, mesin ini hanya diproduksi sebanyak dua unit di dunia, dan masing-masing kini terpasang di kedua menara tersebut.

Jam Gadang juga memiliki lonceng yang di permukaannya terdapat tulisan “Vortman Recklinghausen”, yakni nama pabrik tempat jam diproduksi. Vortman merupakan nama belakang sang pembuat jam,sementara Reckling adalah kota di Jerman.

Bukan Angka Romawi IV

Keunikan lainnya, Jam Gadang tidak menggunakan angka Romawi empat (IV) seperti yang lazim digunakan, namun ditulis sebagai 'IIII'. Hingga kini, belum ada penjelasan pasti mengenai alasan penulisan angka tersebut.

3 kali Ganti Atap

Pada awal dibangun, Jam Gadang memiliki atap berbentuk bulat dan di atasnya terdapat patung ayam jantan menghadap timur. Namun, pada masa pendudukan Jepang, atapnya diubah menjadi berbentuk pagoda—atap berundak yang berkembang di Asia Timur, terutama di negara dengan pengaruh agama Buddha.

Pasca Indonesia merdeka, atap Jam Gadang kembali diubah menjadi berbentuk bagonjong, yakni atap rumah gadang khas Minangkabau, yang masih bertahan hingga saat ini.

Jam Gadang bukan sekadar penunjuk waktu, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Bukittinggi. Jadi, jika Anda berkesempatan mengunjungi kota ini, sempatkanlah untuk singgah dan merasakan pesonanya secara langsung.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar