c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

28 Juli 2023

14:41 WIB

Efek Rumah Kaca Membius Penonton Di Konser Rimpang

Sesuai tajuknya, konser ini berfokus pada album baru Efek Rumah Kaca, Rimpang yang dirilis belum lama ini.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

Efek Rumah Kaca Membius Penonton Di Konser Rimpang
Efek Rumah Kaca Membius Penonton Di Konser Rimpang
Konser Rimpang Efek Rumah Kaca di Senayan, Jakarta. Validnews/Andesta

JAKARTA - Efek Rumah Kaca sukses menggelar konser tunggal di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Kamis (27/7) malam. Konser ini dihadiri ribuan penonton, para penggemar setia yang mencintai dan mengapresiasi setiap lagu-lagu Efek Rumah Kaca.

Konser ini berfokus pada album baru Efek Rumah Kaca, Rimpang yang dirilis belum lama ini. Cholil dan kawan-kawan memperdengarkan keseluruhan nomor dalam album terbarunya, dari “Fun Kaya Fun”, “Sondang” hingga “Bersemi Sekebun”.

Semua lagu itu dibawakan dengan ciamik oleh Cholil, Poppy, Akbar dan Reza di panggung. Kian sempurna dengan gelombang nyanyian para penonton yang tampak hampir semuanya fasih bernyanyi, ikut terbawa dalam melankolia, perasaan marah maupun keyakinan dan kegembiraan dalam tiap-tiap lagu Efek Rumah Kaca.

Dalam salah satu sesi, band ini juga menghadirkan kolaborasi yang ciamik dengan Ucok alias Morgue Vanguard. Ia turut membacakan narasi yang menyinggung berbagai tragedi di tanah air. Sebuah orasi yang membangkitkan emosi yang kuat bagi para penonton.

Validnews hadir di konser, di tengah-tengah massa penonton di area Festival depan panggung. Terasa magisnya konser itu sebab semua orang bernyanyi, semua orang hafal lirik setiap lagu yang dibawakan dengan baik. Pun, semua orang tampak selalu antusias memandang ke arah panggung, mendengar sapaan Cholil dkk, bertepuk tangan untuk setiap lagu, atau sesekali berdecak kagum untuk setiap selebrasi yang terjadi di panggung.

Jelaslah bahwa Efek Rumah Kaca berhasil membawa para penontonnya dalam pengalaman musik yang ‘mahal’. Khusuk nyanyian Cholil di atas panggung, lebih khusuk lagi para penonton bernyanyi dari penjuru area depan panggung.

Selama sekitar satu jam, Efek Rumah Kaca merampungkan set list dari album Rimpang. Satu jam pertama menandai babak pertama konser tersebut, sebelum kemudian Efek Rumah Kaca mengambil jeda, lalu masuk ke babak kedua dengan set list dari album-album lama mereka yang telah melekat di hati penggemar.

Panggung bergemuruh dengan deretan lagu-lagu lama Efek Rumah Kaca yang monumental, dari “Seperti Rahim Ibu”, “Putih”, “Cinta Melulu”, “Balerina”, “Desember”, “Hujan Jangan Marah”, “Palung Mariana” hingga “Sebelah Mata”.

Di babak kedua, babak nostalgia ini, panggung semakin meriah karena deretan kolaborasi yang ditampilkan. Efek Rumah Kaca, di beberapa lagu, bernyanyi bersama sejumlah musisi. Ada Ghandie, Gudtings, Suraa, Angan Senja, Sivia Azizah, The Adams.

Ada pula Anda Perdana yang tampil membawakan lagu “Desember” dengan versi akustik. Sendiri di atas panggung, figur musisi yang terbilang legendaris dalam skena ini, membius penonton dengan cara yang sederhana, tanpa gemuruh musik.

Yang terasa sentimentil, adalah kolaborasi dengan Adrian Yunan, mantan bassist Efek Rumah Kaca yang keluar dari band itu tahun 2017 silam. Bagi penggemar setia, ia adalah sosok yang dicintai, namun harus meninggalkan band karena mengalami masalah penglihatan.

Adrian bergabung ke panggung Efek Rumah Kaca dengan disambut pelukan dari rekan-rekannya. Duduk di kursi, ia didaulat membawakan beberapa lagu. Pertama yaitu “Putih”, salah satu lagu Efek Rumah Kaca yang paling emosional, bercerita tentang kematian; lalu lagu “Hilang” yang menuturkan tragedi ’98.

Di lagu “Hilang”, selain Adrian, Efek Rumah Kaca juga memboyong penyanyi senior Ubiet. Kemampuan vokalnya yang unik memberi sentuhan yang berbeda bagi lagu tersebut, ditambah dengan adegan teatrikal yang membuat pertunjukan itu semakin kaya.

Efek Rumah Kaca selama pertunjukannya membawakan sekitar 27 lagu, sebagiannya adalah lagu-lagu berdurasi panjang dalam katalog musik mereka. Cholil menutup pertunjukan dengan lagu pamungkas, “Di Udara”.

Mewah Tanpa Sponsor
Konser Rimpang agaknya berhasil menyuguhkan pertunjukan musik yang mewah, meski di luar soal panggung, konser ini sepenuhnya independen, terbebas dari kehadiran para sponsor seperti lazim pada acara-acara musik.

Cholil berkali-kali mengungkapkan hal itu di sela-sela aksinya di atas panggung. Sebagai konser mandiri, konser ini sepenuhnya dibiayai oleh penonton, para penggemar yang hadir malam itu.

“Terima kasih untuk semuanya karena konser ini tidak bersponsor. Konser ini didanai dari kalian semua yang ada di sini,” ungkap Cholil.

Dengan menggandeng promotor Plainsong Live, Efek Rumah Kaca sukses menyuguhkan pertunjukan musik yang berkesan bagi penonton.

Di samping sederet kolaborasi ciamik, aksi panggung yang energik, satu hal lagi yang belum disebutkan di tulisan ini adalah visual yang terasa ‘mewah’ dalam kesederhanaannya. Para personil Efek Rumah Kaca memang selalu tampil sederhana di atas panggung. Tapi, kali ini, mereka memberi sentuhan mewah lewat suguhan seni visual yang ciamik.

Sebuah seni cahaya, menghadirkan pola string besar dan menjulang merentang dari bawah hingga ke atas panggung. Sebuah ‘tirai cahaya’, memberi visual yang unik di atas panggung, dengan permainan warna yang juga terasa pas. Instalasi cahaya ini merupakan karya dari seniman interior Rubi Roesli.

Seperti pada setiap penyelenggaraan pertunjukan musik, tentunya ada minus ringan di berbagai lini. Misalnya pada segi pola kerja kru di atas panggung yang terasa bermasalah, seringkali mengambil waktu jeda terlalu lama untuk mempersiapkan alat di setiap sesi pergantian penampil.

Sesekali, gangguan suara dari microphone juga mengusik pendengaran. Serta secara keseluruhan, ada minus pada aspek distribusi suara, di mana vokal terdengar agak ‘tenggelam’ di sepanjang pertunjukan berlangsung.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar