25 Juli 2025
11:52 WIB
Dorong Rempah Jadi Produk Wisata Halal Indonesia
Rempah bisa menjadi magnet baru dalam pengembangan pariwisata Indonesia, dengan menekankan pada konsep wisata halal.
Editor: Satrio Wicaksono
Pala Tidore tercatat sumber daya genetik yang dilindungi. ANTARA/Abdul Fatah
JAKARTA - Seiring dengan tren masyarakat kembali menerapkan pola hidup sehat dan meningkatkan produk halal, Indonesia harus mengambil peluang dengan mengoptimalkan potensi yang ada, rempah.
Pola hidup sehat dan produk halal bisa dijadikan sebagai salah satu magnet di sektor pariwisata. Selain berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan, upaya ini dinilainya dapat mengembalikan kejayaan rempah Indonesia di mata dunia.
Ketua Umum Asosiasi Penggemar Rempah Nusantara (APREN), Siti Nur Azizah Ma'ruf Amin menyatakan, komoditi rempah perlu di dorong jadi salah satu produk dalam wisata alam khas Indonesia.
Baca juga: Jangan Kalah Dengan Negara Lain, Industri Halal Harus Maksimalkan Potensi Dalam Negeri
"Negara seperti Eropa itu paling melihat komoditi ini, kemudian sekarang malah kembali ke (kebiasaan) back to nature, itu Amerika. Kalau Malaysia sudah melihat potensi ini ya, itu yang saya kira belum diperhitungkan oleh (sektor pariwisata) kita," kata Siti, dikutip dari Antara.
Siti menyoroti bahwa Indonesia kalah dalam hal ekspor produk halal dibandingkan negara lain karena tidak memperhitungkan rempah sebagai salah satu komoditi yang amat berharga. Padahal, rempah dapat dipromosikan sebagai salah satu produk halal dari Indonesia.
"Kita harapkan bisa rempah Indonesia itu membumbui dunia, untuk upayanya harusnya dari hulu ke hilir, ekosistemnya dipersiapkan karena pasar rempah Indonesia bagian dari produk halal, itu secara ekosistem belum dibangun optimal," ujar Ketua Umum Perhimpunan Saudagar Muslimah Indonesia itu.
Baca juga: Benarkah Sup Bisa Membantu Meredakan Pilek Dan Flu?
Dalam mempromosikan sebagai produk wisata halal, rempah dapat diperkenalkan sebagai bahan bumbu dengan cita rasa yang kuat dan menambah cita rasa makanan. Ia juga menyarankan agar menyelipkan kisah berharganya rempah bagi Indonesia sampai sejak zaman VOC yang selalu menjadi incaran pendatang.
Kualitas Rempah Turun
Walaupun memiliki potensi kuat dalam sektor pariwisata, ekosistemnya sangat ia sayangkan masih perlu banyak perbaikan. Siti membeberkan dari segi kualitas, rempah kini cukup menurun karena unsur hara dalam tanah sudah terkontaminasi oleh pupuk kimia sampai dengan tanamannya yang sudah cukup tua.
Masalah lain juga datang dari bentuk kemasan yang perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan rasa tertarik dan penasaran wisatawan.
"Padahal ini kan sesuatu yang autentik ya, yang enggak ada di negara lain, karena tropis. Negara-negara tropis seperti Indonesia yang bisa menghasilkan rempah.Makanya tadi dari segi produktivitasnya ini harus ada intervensi pemerintah tentu ya untuk kembali melakukan tatakelola tanaman rempah," ujar dia.
Dari sisi penguatan secara lokal, pemerintah dapat mengajak generasi muda yang kini sedang banyak menjalankan pola hidup sehat dengan mencicipi rempah melalui cara-cara yang menarik.
Misalnya, menikmati rempah dengan teh atau menggabungkan kopi dengan rempah. Ia mengatakan sangat penting memperkenalkan rempah melalui narasi yang menarik dan sangat otentik.
"Saya kira itu yang harus dinikmati bagaimana menciptakan produk-produk rempah yang bernarasi dan inovatif," tambahnya.