c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

06 Agustus 2025

09:47 WIB

Djakarta International Theater, Panggung Dan Ruang Jejaring Seniman Muda

Djakarta International Theater Platform ruang bagi seniman teater dari Indonesia dan seniman dari beberapa negara lain untuk saling berbagi lewat karya, khususnya bagi seniman muda. 

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p dir="ltr" id="isPasted">Djakarta International Theater, Panggung Dan Ruang Jejaring Seniman Muda</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Djakarta International Theater, Panggung Dan Ruang Jejaring Seniman Muda</p>

Teater bertajuk Plunge yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (5/8/2025). ANTARA/ (Sinta Ambar).

JAKARTA - Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menghadirkan Djakarta International Theater Platform (DITP). Agenda ini menampilkan sederet pertunjukan teater hingga pameran seni yang dapat diakses secara gratis oleh publik di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini dari tanggal 5 hingga 12 Agustus mendatang.

Ketua DKJ Bambang Prihadi mengatakan, DITP ajang pertemuan seniman teater dari Indonesia dan seniman dari beberapa negara lain untuk saling berbagi lewat karya, khususnya lagi ruang temu bagi seniman muda. Platform ini dibayangkan juga sarana untuk mempertegas citra Jakarta sebagai kota yang berkesenian.

"Dalam konteks Djakarta International Platform ini yang kita dorong pada kota jadi benar-benar punya kepentingan politik kesenian," ungkap Bambang Prihadi saat pembukaan DITP di TIM, Selasa (5/8).

Bambang menambahkan bahwa program DITP diharapkan menjadi sarana tumbuhnya para seniman-seniman muda lewat karya yang menginspirasi dan berkelanjutan.

Selain seniman dari Indonesia, gelaran yang juga melibatkan beberapa seniman asal negara tetangga seperti Malaysia, Myanmar, Vietnam. Hal ini diharapkan mampu memperkenalkan kota Jakarta dan bisa berdampak positif dari sisi perputaran ekonomi karena kunjungan wisatawan mancanegara lewat gelaran ini.

Selain itu, gelaran ini menurutnya turut mendukung program pemerintah yakni empat pilar kebudayaan yang meliputi pembinaan, pengembangan, pelindungan dan permanfaatan.

"Ada dampak pemanfaatan Pemanfaatan itu kemudian ya nanti pada akhirnya kota ter-branding. Masyarakat akan ter-sejahterakan karena sederhana deh, hampir setiap festival itu udah pasti ada perputaran uang secara festivalnya dia harus terus didukung, tapi dampak dari festival itu bisa dievaluasi berapa orang yang akhirnya menginap di hotel sekitar," jelas Bambang, dilansir dari Antara.

Baca juga: Indonesia-Prancis Berkolaborasi Dorong Fesyen Dan Kriya Ke Kancah Global

DITP juga diharapkan mampu mempromosikan wisata di kota Jakarta sehingga ke depan mampu menarik kunjungan wisata lebih luas.

Pembukaan DITP pada Selasa malam ditandai dengan pertunjukan bertajuk "Plunge". Mengangkat cerita hingga kritik pada tahun 1998, pentas yang dihadirkan oleh Teater Tetas ini menghadirkan refleksi kisah reformasi era 1998, yang bukan hanya membuka luka namun juga membuka ruang dialog dan kesadaran agar peristiwa serupa tidak kembali berulang.

"Plunge" menghadirkan kisah kontemporer mengenai sejarah kota, nurani kemanusiaan yang disutradarai oleh Harris Syaus, dibintangi oleh Briggitta Cynthia, Jonathan Simorangkir, Elzan Aziz, Afrido Azizi, serta Amagerald.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar