c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

07 April 2025

12:56 WIB

Deteksi Dini Krusial Kanker Kolon Lewat Kolonoskopi

Melalui kolonoskopi, dokter dapat mengambil sampel atau biopsi dari massa kanker dan mempelajarinya untuk mengetahui langkah perawatan yang tepat.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Deteksi Dini Krusial Kanker Kolon Lewat Kolonoskopi</p>
<p>Deteksi Dini Krusial Kanker Kolon Lewat Kolonoskopi</p>

Proses deteksi kanker kolon dengan kolonoskopi. Wikimedia/Chad A. Bascom

JAKARTA - Kolonoskopi menjadi salah satu langkah paling krusial untuk mendeteksi dini kanker kolon. Metode deteksi ini sendiri dilakukan dengan cara memasukkan selang endoskopi melalui dubur guna memeriksa permukaan di dalam usus.

Dari kolonoskopi, dokter dapat mengambil sampel atau biopsi dari massa kanker. Sampel itu kemudian diperiksa di laboratorium untuk mengetahui jenis kanker serta mutasi genetiknya.

"Kanker kolon merupakan kanker yang tumbuh di area usus besar. Ini tidak serta merta muncul melainkan berproses. Sebagian besar berasal dari polip yang kecil dan terus tumbuh mengalami mutasi genetik, hingga akhirnya pertumbuhan tumor tidak terkendali dan menjadi ganas," ujar dokter spesialis penyakit dalam RS Siloam MRCCC Semanggi dr. Randy Adiwinata dikutip dari Antara, Senin (7/4).

Gejala kanker kolon umumnya meliputi perubahan pola dan konsistensi feses, buang air besar (BAB) berdarah, perasaan BAB tidak tuntas, anemia, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, benjolan pada perut atau dubur, sumbatan usus, dan perut yang membesar.

Dokter Randy menekankan pentingnya membedakan gejala kanker kolon dengan kondisi lain, misalnya wasir.

Perdarahan akibat kanker usus besar biasanya ditandai dengan darah berwarna segar yang bercampur dengan feses, disertai penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, serta perubahan pola dan konsistensi feses.

Sementara itu, perdarahan akibat wasir umumnya tidak menimbulkan rasa nyeri, dengan darah yang tidak bercampur dengan feses, melainkan menetes setelah BAB, dan sering terjadi pada feses yang keras.

"Pada prinsipnya semua perdarahan pada kotoran merupakan alarm bahwa seorang pasien memerlukan evaluasi dari dokter. Sering kali pasien menganggap ini wasir. Setelah diperiksa lebih lanjut ternyata itu kanker usus besar stadium lanjut,” tuturnya.

Selain itu, dokter juga bisa menggunakan CT scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), bahkan Positron Emission Tomography (PET) scan untuk memeriksa lebih lanjut penyebaran kanker.

Saat ini terapi kanker kolon sudah berkembang sangat pesat di mana para dokter bisa menerapkan terapi yang lebih tepat melalui pemeriksaan mutasi genetik dan pemeriksaan biomarker.

Pada kanker kolon stadium awal, terapi pembedahan umumnya menjadi pilihan. Tujuannya untuk mengangkat seluruh kanker usus besar. Sedangkan pengobatan lanjutan dengan kemoterapi tergantung pada tingkat stadium kanker.

Pada beberapa kasus, kemoterapi dilakukan lebih dulu untuk mengecilkan kanker agar pembedahan bisa dilakukan. Radiasi juga bisa menjadi tambahan pengobatan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar