c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

28 Mei 2025

10:30 WIB

1 Dari 4 Perempuan Berpotensi Alami Pendarahan Menstruasi Berat

Perdarahan Menstruasi Berat (PMB) atau heavy menstrual bleeding (HMB) adalah kondisi darah menstruasi keluar berlebihan. Sayangnya, kondisi kerap dianggap wajar oleh sebagian besar perempuan.

<p>1 Dari 4 Perempuan Berpotensi Alami Pendarahan Menstruasi Berat</p>
<p>1 Dari 4 Perempuan Berpotensi Alami Pendarahan Menstruasi Berat</p>

Ilustrasi menstruasi. Shutterstock/chatiyanon

JAKARTA - Perdarahan Menstruasi Berat (PMB) atau heavy menstrual bleeding (HMB) merupakan kondisi terjadinya menstruasi dengan keluar darah yang berlebihan. Kondisi ini dapat memengaruhi secara fisik, emosional hingga material seorang perempuan.

Gejala PMB meliputi sering mengganti pembalut atau tampon setiap satu hingga dua jam karena penuh, perdarahan lebih dari tujuh hari, keluar gumpalan darah yang besar hingga rasa sakit pada bagian bawah perut selama menstruasi.

Dan ternyata, satu dari empat perempuan dengan usia reproduktif berpotensi mengalami PMB. Meski demikian, Dokter Kandungan dan Ahli Fertilitas Endokrinologi Reproduksi FKUI RSCM, dr. Achmad Kemal Harzif menyebut, 47% perempuan tidak mengetahui hal tersebut. Sebaliknya, mereka justru percaya bahwa PMB adalah hal yang lumrah dari menstruasi.

“Normalnya (menstruasi) memang hanya 80 cc total lima hingga tujuh hari terserah berapa hari menstruasinya, normalnya paling antara 4-8 hari. Kalau udah lewat delapan hari itu sudah memanjang,” ujar dr. Kemal, dilansir Antara.

Lebih lanjut dia menambahkan, sebanyak 39% perempuan tidak menyadari bahwa ada pilihan pengobatan yang tersedia untuk kondisi ini.

Kondisi PMB pada perempuan rupanya memiliki dampak yang serius bagi, yakni anemia atau defisiensi zat besi sehingga membuat perempuan merasa mudah lelah dan pucat. Hal lain yakni sesak napas dan peningkatan risiko masalah penyakit jantung, kemudian menurunkan kualitas hidup karena PMB mengganggu aktivitas sehari-hari.

Rasa sakit dan ketidaknyamanan juga menghantui, serta gangguan tidur dan mental juga beban finansial yang diakibatkan meningkatnya biaya yang dikeluarkan untuk obat, prosedur medis karena menyebabkan wanita kurang produktif. Karenanya dibutuhkan deteksi dini terkait kondisi ini.

Namun demikian, ia menjelaskan agar tidak perlu khawatir karena terapi penanganan PMB telah tersedia tergantung dengan kondisi pasien. Bagi pasien yang berencana untuk hamil, manajemen medis seperti penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dan asam traneksamat dapat diberikan oleh dokter.

Sementara bagi pasien yang sedang tidak melakukan program hamil ada terapi yang bisa menjadi pilihan yakni Levonorgestrel Releasing Intraurine System (LNG IUS).

LNG IUS merupakan perangkat berukuran kecil menyerupai huruf T yang diaplikasikan ke dalam rahim dengan melepaskan hormon secara perlahan di dalam rahim, untuk mencegah penebalan dinding rahim dan berfungsi mengurangi perdarahan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar