c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

22 April 2025

20:11 WIB

Cuci Pembalut Atau Langsung Buang, Mana Yang Lebih Tepat?

Baik dicuci terlebih dahulu atau langsung dibuang, menurutnya yang terpenting adalah menjaga kebersihan.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Cuci Pembalut Atau Langsung Buang, Mana Yang Lebih Tepat?</p>
<p>Cuci Pembalut Atau Langsung Buang, Mana Yang Lebih Tepat?</p>

Konferensi pers Charm "Ekspresikan Diri Tanpa Henti" di Jakarta. Dok. Gemma F Purbaya

JAKARTA - Pembalut merupakan kebutuhan primer wanita ketika siklus menstruasi tiba. Setelah menggunakan pembalut, ada wanita yang langsung membuangnya ke tempat pembuangan sampah, tetapi ada pula yang mencucinya terlebih dahulu sebelum dibuang. Di antara keduanya, mana yang lebih tepat?

Corporate Planning Division Head of PT Uni-Charm Indonesia Tbk Heni Indrayati mengatakan memang ada kebiasaan di masyarakat yang mengharuskan mereka mencuci pembalut sebelum dibuang. Namun, baik dicuci terlebih dahulu atau langsung dibuang, menurutnya yang terpenting adalah menjaga kebersihan.

"Tetap menjaga kebersihan setelah (pembalut) digunakan. Jangan sampai (darahnya) berceceran kalau tidak dicuci gitu. Dibungkus rapat menggunakan kertas atau bungkus pembalut, jangan sampai terbuka. Jadi mau dicuci atau langsung dibuang tergantung pada kebiasaan orang tersebut," kata Heni dalam konferensi pers Charm di Jakarta, Selasa (22/4).

Kendati begitu, spesialis obstetri dan ginekologi dr. Beeleonie, menganjurkan agar masyarakat tidak mencuci pembalut. Dia beralasan, mencuci pembalut tidak memberikan dampak apapun, baik pada lingkungan ataupun individu, malah berisiko menjadi sumber bakteri.

"Jangan mencuci pembalut, apalagi kalau tidak ada tempat cuci tangan karena tangan bisa terkena bakteri dari darah. Tangan sendiri kan dipakai untuk menyentuh banyak barang, termasuk makanan sehingga bakteri bisa masuk ke mulut," ungkap dr. Beeleonie dalam kesempatan yang sama.

Maka itu, dia menyarankan agar langsung membuang pembalut yang telah digunakan karena lebih higienis. Apalagi jika tempat untuk mengganti pembalut tidak memiliki area untuk mencuci tangan sehingga langsung membungkus dan membuang pembalut lebih terjaga kebersihannya.

Namun sayangnya, hingga saat ini masih belum ada pengelolaan limbah khusus untuk pembalut. Limbah pembalut masih tercampur dengan limbah rumah tangga yang lain. Untuk mengatasi permasalahan itu, Charm sendiri telah berupaya menggunakan bahan-bahan pembalut yang lebih ramah lingkungan untuk menjadi salah satu solusi limbah pembalut bekas pakai.

"Kami melakukan berbagai macam upaya supaya bisa mengurangi limbah pembalut tetapi tidak signifikan karena masih tercampur dengan limbah rumah tangga. Makanya kami menggunakan bahan-bahan pembalut yang terbuat dari biomaterial untuk menjadi salah satu cara mengatasi limbah pembalut bekas pakai," imbuh Heni.

Limbah pembalut dan popok sendiri diketahui masih menjadi tantangan besar dalam pengelolaan limbah domestik di Indonesia karena tergolong sebagai limbah residu yang sulit terurai secara alami. Data Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) BRIN pada 2022 bahkan menunjukkan potensi sampah pembalut mencapai 42ribu ton per bulan. Maka itu, pengelolaannya perlu menjadi perhatian dari berbagai pihak, termasuk salah satunya produsen pembalut.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar