23 Agustus 2024
11:41 WIB
Climbing Cult Party, Rayakan Semangat Panjat Tebing Bareng Komunitas
Climbing Cult Party hadir di momen yang tepat, saat panjat tebing Indonesia sedang naik daun. Prestasi emas di Olimpiade Paris 2024 menunjukkan potensi panjat tebing Indonesia
Peserta mencoba menaklukkan rintangan panjat tebing sektor bouldering. dok. Climbing Cult Party 2024
JAKARTA - Ajang panjat tebing amatir Climbing Cult Party 2024 yang diinisiasi oleh Mont Hood, untuk merayakan semangat panjat tebing Indonesia bersama komunitas. Menurut Ketua Panitia Acara Climbing Cult Party 2024 Jerry Marvin, ajang ini juga menjadi momen tepat sebagai pemacu semangat tambahan para pemain muda setelah medali emas yang diraih oleh Veddriq Leonardo di Olimpiade Paris 2024.
“Climbing Cult Party hadir di momen yang tepat, saat panjat tebing Indonesia sedang naik daun. Prestasi emas di (Olimpiade) Paris menunjukkan potensi kita, dan dengan tiga medali yang diperebutkan di LA 2028 untuk disiplin Lead, Boulder, dan Speed, acara ini akan menjadi batu loncatan bagi atlet-atlet muda kita untuk meraih prestasi lebih tinggi lagi,” kata Jerry dikutip dari keterangan resmi, Jumat (23/8).
Acara ini akan digelar di dua lokasi berbeda, yaitu di Indoclimb FX Sudirman pada 23 Agustus dan di Indoclimb Lippo Mall Kemang pada 24-25 Agustus.
“Climbing Cult Party telah membuktikan kesuksesannya di masa lalu, dan tahun ini kami menargetkan 312 peserta, dengan 5 % diantaranya berasal dari luar negeri. Kami berharap dapat meningkatkan partisipasi internasional di tahun-tahun mendatang,” ucap Jerry.
Statistik peserta berdasarkan gender sendiri menunjukkan 57% laki-laki dan 43% perempuan, sementara berdasarkan usia, 56% adalah dewasa dan 44% adalah anak-anak.
Dalam ajang ini, para peserta bisa mengikuti sektor bouldering, yang merupakan salah satu dari tiga disiplin utama dalam olahraga panjat tebing, bersama dengan Lead dan Speed. Dalam bouldering, pemanjat menaklukkan rute-rute pendek namun kompleks tanpa menggunakan tali, hanya mengandalkan kekuatan, teknik, dan ketangkasan mereka. Matras tebal di bawah memberikan perlindungan jika terjadi kesalahan.
Indonesia sendiri memiliki atlet-atlet berbakat di disiplin ini, seperti Raviandi Ramadhan dan Ravianto Ramadhan yang masing-masing menduduki peringkat 7 dan 9 di IFSC Asian Qualifier Jakarta 2023.
Pada Climbing Cult Party, para peserta dari berbagai kategori usia dan tingkat pengalaman akan ditantang untuk menaklukkan berbagai rute boulder yang dirancang oleh Takeshi Tokinaga, dari Maboo Climbing Gym di Jepang.
“Saya ingin membuat jalur yang membuat audience senang, Dan, membuat climbers merasa tertantang, sehingga kehidupan panjat mereka setelah kompetisi semakin berwarna,” kata Tokinaga.
Kategori kompetisi sendiri ada Les Petits (hingga usia 10 tahun), Soup (Boulder, 11-13 tahun), Appetizer (Boulder, 14-16 tahun), Beginner (Starter), Intermediate (Entree), dan Open.
Perhatian Pemerintah
Terkait dengan perkembangan olahraga panjat tebing, Peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 Veddriq Leonardo berharap Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih 2024-2029, untuk terus memperhatikan olahraga panjat tebing agar terus berprestasi ke depannya. Atlet panjat tebing nomor speed putra itu mengatakan hal ini ketika ia berada di Kantor Kemenpora, Kamis (15/8), saat hendak memenuhi undangan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada hari yang sama.
Perhatian Presiden, kata Veddriq, diharapkan setidaknya mampu mempertahankan emas yang diraihnya pada Olimpiade Los Angeles 2028 atau empat tahun mendatang. "Pertama kalau ketemu Presiden Jokowi yang pasti mau ucapin terima kasih atas semua apresiasi dan juga semua agar supportnya," kata atlet 27 tahun itu di Kantor Kemenpora, Kamis.
"Kemudian ingin minta panjat tebing tetap didukung gitu lah, di-support agar prestasinya juga bisa makin meningkat agar minimal bisa mempertahankan prestasi," tambahnya.
Langkah Veddriq mendapatkan medali emas di Site d'escalade du Bourget, Paris, pekan lalu terbilang mulus, karena sejak elimination seeding sampai final, atlet asal Pontianak, Kalimantan Barat itu belum pernah kalah. Ia mengawali langkahnya dengan mengalahkan wakil tuan rumah Bassa Mawem dalam babak penyisihan sebelum kemudian mengalahka Rahmad Adi Mulyono pada babak eleminasi.
Di perempat final, ia kembali mengalahkan Mawem yang bermain di hadapan pendukungnya sendiri. Atlet Iran Rezza Ali Pour menjadi lawan selanjutnya yang ia kalahkan pada semifinal sebelum pada laga final, catatan 4,75 detiknya mengalahkan atlet China Wu Peng.