05 Desember 2023
08:19 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Kopi menjadi salah satu minuman yang digemari oleh banyak orang, tidak terkecuali orang Indonesia. Apalagi saat ini telah banyak kedai kopi yang bisa ditemui di mana saja, sehingga menjadikan orang lebih mudah untuk mengonsumsi kopi.
Namun, tahukah Anda kalau ada kondisi yang disebut dengan nama kecanduan kopi?
Dilansir dari Healthline, kopi mengandung kafein atau stimulan alami yang juga terdapat pada produk seperti teh, coklat, maupun minuman berkarbonasi. Kafein diketahui mempunyai banyak manfaat pada tubuh, seperti meningkatkan metabolisme tubuh, meningkatkan performa seseorang, hingga memperbaiki mood.
Tidak hanya itu saja, kafein juga dapat membantu meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan motivasi dalam bekerja. Dengan demikian tidak heran rasanya kalau seseorang kerap 'ngopi' sebelum melakukan aktivitas. Tetapi, sayangnya konsumsi kopi setiap hari ternyata dapat membuat seseorang menjadi adiktif.
Dikutip dari Very Well Mind, kafein memberikan dampak pada sistem apresiasi di otak, yang kemudian memicu pelepasan senyawa bernama dopamine. Dopamine dapat membuat seseorang merasa senang dan menciptakan siklus apresiasi yang memotivasi seseorang agar tetap mengonsumsi kopi supaya bisa merasakan hal yang sama. Dari sana, 'kecanduan kopi' pun mulai terjadi.
Apabila seseorang mulai mengurangi atau berhenti 'ngopi', maka mereka akan merasakan ragam gejala yang tidak nyaman. Seperti kelelahan, sakit kepala, mudah tersinggung, kenaikan tekanan darah, gugup, dan gangguan tidur. Umumnya, gejala ini akan timbul sekitar 12-24 jam dari terakhir kali seseorang 'ngopi' dan bertahan selama 2-9 hari.
Lantas, bagaimana cara mengatasi kecanduan kopi?
Pakar diet tersertifikasi Beth Czerwony dilansir dari Cleveland Clinic mengatakan, ada baiknya untuk menilai terlebih dahulu seberapa banyak konsumsi kafein harian. Setelah itu, baru mulailah dari hal yang kecil. Semisal, kurangi kafein yang dikonsumsi dan dilakukan secara bertahap supaya terhindar dari efek samping atau gejala dari tidak mengonsumsi kafein.
Setelah itu, buat batasan waktu agar tidak mengganggu tidur. Pasalnya, sebagian besar orang mengalami sulit tidur sehabis ngopi setelah pukul 2 siang. Dari sana, lakukan percobaan dengan mengubah kebiasaan konsumsi kopi. Semisal dari kopi diganti dengan teh. Yang tidak boleh terlewat, pastikan asupan cairan harian terpenuhi agar tidak mengalami dehidrasi, mengingat kafein juga bersifat diuretik.
"Penting untuk mengetahui opsi bebas kafein jika ingin mengurangi secara menyeluruh asupan kafein dengan membuat tubuh tetap terhidrasi dan mengurangi stimulan yang ditambahkan pada tubuh," tutup Czerwony.