11 Oktober 2023
12:21 WIB
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Masih tingginya angka pemalsuan dokumen yang terjadi di Indonesia, membuat sejumlah mahasiswa dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, berinisiatif membuat tinta yang bisa digunakan untuk mencegah pemalsuan dokumen, namun dengan harga yang lebih terjangkau.
Dalam keterangan di halaman resmi Unpad, diungkapkan bahwa menurut data Direktori Putusan Mahkamah Agung, tercatat masih mencapai lebih dari 2.500 kasus pemalsuan yang terjadi sepanjang tahun 2023 ini di Indonesia. Di mana dokumen yang dipalsukan meliputi sertifikat, ijazah, akta cerai, hingga KTP.
Salah satu upaya pencegahan pemalsuan sendiri sebenarnya sudah ditemukan sebelumnya, yakni dengan menggunakan tinta keamanan atau tinta fluoresens.
Sebuah tinta yang memiliki kemampuan unik untuk memancarkan warna ketika disinari laser UV. Namun sayangnya, harga tinta tersebut masih cukup mahal, bisa mencapai Rp700 ribu dalam ukuran 100 ml.
Karena itulah sekelompok mahasiswa Fakultas MIPA Unpad, Sukma Jan Eda (Fisika), Mita Putriyani (Fisika), dan Najwa Osya Azhari (Fisika) menciptakan tinta anti pemalsuan dengan yang dinamakan C.FINK.
C.FINK pada dasarnya merupakan tinta fluoresens berbasis carbon quantum dots. Namun berbeda dengan tinta keamanan biasa, C.FINK dapat memancarkan dua warna berbeda ketika disinari sinar laser UV dan laser hijau.
Tinta C.FINK akan memancarkan warna biru tosca ketika disinari laser UV dan memancarkan warna kuning ketika disinari laser hijau.
"Tinta C.FINK ini akan memberikan keamanan ganda pada dokumen cetak karena sifat uniknya yang memancarkan dua warna berbeda," jelas Sukma.
Pembuatan tinta yang telah mendapatkan insentif Program Kreativitas Mahasiswa – Riset Eksakta (PKM – RE) Kemendikbudristek tahun 2023, dan atas bimbingan Prof. Dr.rer.nat Ayi Bahtiar, M.Si. ini sendiri memanfaatkan berbagai bahan sederhana yang berharga murah.
Seperti asam sitrat, asam borat, dan urea. Ketiga bahan ini telah melalui proses hidrotermal sehingga menghasilkan partikel karbon berukuran kurang dari 10 nanometer yang disebut carbon quantum dots. Partikel ini memiliki sifat optik yang unik, yaitu dapat memancarkan cahaya.
Selanjutnya, material carbon quantum dots yang didoping nitrogen dan boron dilarutkan dengan etanol hingga menjadi larutan kental yang memiliki viskositas sama dengan tinta konvensional. Larutan ini kemudian dicampurkan dengan tinta konvensional.
Hasil dari proses itulah yang kemudian bisa dijadikan tinta printer yang siap digunakan untuk mencetak dokumen. Dokumen tersebut bisa dicetak dalam bentuk tulisan, barcode, atau pun QR code yang nantinya dapat memancarkan warna ketika disinari laser UV atau laser hijau.
Karena dibuat dari bahan-bahan yang murah dan prosesnya juga relatif sederhana, membuat pembuatan tinta C.FINK ini lebih terjangkau dibandingkan tinta keamanan biasa dengan volume yang sama.
"Kami mengharapkan bahwa tinta C.FINK ini bisa memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat Indonesia. Selain itu, kami berharap bahwa inovasi ini akan memberikan solusi yang terjangkau untuk menjaga keaslian dokumen dan mengurangi kasus pemalsuan dokumen di Indonesia," kata Sukma.