31 Juli 2025
15:00 WIB
Cari Peneliti, Pemkab Demak Gelar Lomba Riset
Masing-masing OPD di lingkungan Pemkab Demak juga sudah memiliki alokasi dana yang bisa digunakan untuk mendukung hasil-hasil pemenang lomba riset yang relevan,
Editor: Rikando Somba
Ilustrasi pelajar SMA melakukan penelitian praktikum di laboratorium. Shutterstock/Smatawayang |
DEMAK- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak, Jawa Tengah, menggelar lomba penelitian sebagai salah satu upaya mendorong budaya riset di kalangan pelajar dan masyarakat umum, guna memacu kontribusi terhadap kemajuan daerah. Diharapkan, dari banyaknya riset, akan muncul berbagai temuan yang bisa dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat, sekaligus mencari banyak sosok peneliti.
Dalam mendukung pengembangannya, kata dia, masing-masing OPD di lingkungan Pemkab Demak juga sudah memiliki alokasi dana yang bisa digunakan untuk mendukung hasil-hasil penelitian yang relevan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing dinas.
"Dengan banyaknya penelitian diharapkan muncul berbagai temuan yang bisa dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto saat membuka Lomba Penelitian Kabupaten Demak 2025 dengan tema "Teknologi Ramah Lingkungan dan Infrastruktur Berkelanjutan" di Aula Bapperida Demak, Kamis (31/7).
Sekda Akhmad mengatakan, sosialisasi ajang lomba nantinya harus lebih masif karena jumlah proposal lomba hanya 26 proposal. Ia mengakui lomba penelitian ini merupakan perdana, sehingga tahun depan perlu dibuat massal agar peminatnya juga lebih banyak, termasuk kalangan pelajar dan mahasiswa. Apalagi, kata dia, jumlah sekolah di Kabupaten Demak cukup banyak, termasuk mahasiswanya juga banyak.
Dewan juri dalam perlombaan tersebut melibatkan sejumlah akademisi yang juga peneliti dari berbagai kampus ternama di Jateng.
Ia menjelaskan lomba ini menjadi bagian dari langkah awal untuk mendorong budaya riset di Demak. Beberapa contoh temuan yang dinilai potensial, antara lain sabun dari daun belimbing, pemanfaatan kulit pisang untuk menjernihkan minyak, serta pengelolaan limbah plastik dengan metode biotensi. Selain itu, dia menyebut Bapperida Demak juga masih membutuhkan banyak tenaga peneliti, mengingat saat ini baru memiliki satu orang peneliti. Untuk mengatasi keterbatasan ini, pihaknya membuka peluang kolaborasi dengan institusi pendidikan dan universitas.

Puluhan Miliar
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang), di kesempatan berbeda menyebutkan, segera menyalurkan pendanaan sebesar Rp47,1 miliar melalui kegiatan penandatanganan kontrak tiga skema program unggulan.
"Ini bukan hanya soal pencairan dana, tetapi penguatan ekosistem riset dan inovasi yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masyarakat," kata Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdiktisaintek Fauzan Adziman melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Fauzan, dikutip dari Antara, menjelaskan program ini merupakan bagian dari kelanjutan pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Batch I yang telah mencapai Rp1,47 triliun.
Baca juga: Mendikti Nilai Indonesia Butuh Riset Dasar Untuk Menguasai Teknologi
Green Manufacturing: Masa Depan Industri Ramah Lingkungan Di Indonesia
Diketahui, pendanaan Program PUI-PT Lanjutan Tahun 2025 diberikan kepada lembaga yang telah menunjukkan kinerja unggul dan kontribusi strategis.
Beberapa penerima antara lain Universitas Airlangga, Universitas Telkom, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Riau, dan Institut Teknologi Bandung dengan fokus pada inovasi di bidang kesehatan, keantariksaan, disabilitas, teknologi digital, dan isu-isu kebencanaan.
Adapun alokasi Batch II mencakup tiga skema utama: Rp25,7 miliar untuk Program Penelitian (375 proposal dari 110 perguruan tinggi), Rp17,2 miliar untuk Program Pengabdian kepada Masyarakat (496 proposal dari 399 institusi), dan Rp4,2 miliar untuk mendukung sembilan lembaga Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUI-PT) terpilih.
"Pendanaan tersebut tersebar di 38 provinsi, mencerminkan komitmen Kemdiktisaintek terhadap pembangunan berbasis riset yang inklusif dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia," ujar Fauzan.
Fokus utama Program Penelitian Batch II diarahkan pada penguatan kapasitas riset di politeknik dan akademi, Sementara itu, Program Pengabdian kepada Masyarakat menekankan pada upaya pemberdayaan masyarakat berbasis hasil riset yang aplikatif dan kontekstual, serta tersebar di berbagai kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.