04 Juli 2025
11:26 WIB
Cara Atasi Anak Tantrum Karena Gawai
Anak yang tantrum ketika dibatasi waktu bermain gadget jadi tanda kalau sudah kecanduan. Perlu strategi agar anak bisa lepas dari adiksi terhadap gawai.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi anak kecil perempuan bermain gawai. Freepik
JAKARTA - Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun sudah sangat akrab dengan gadget dalam aktivitas keseharian. Memberikan gadget kepada anak sering dilakukan oleh kebanyakan orang tua saat anak sedang rewel.
Harapannya ketika anak sedang rewel, maka bisa kembali tenang karena fokus bermain gadget. Dan sayangnya cara ini sebenarnya menjadi bumerang. Kebiasaan ini kemudian membuat anak kecanduan.
Psikolog klinis dan keluarga, Pritta Tyas menyampaikan, anak yang mengalami tantrum karena gawai bisa jadi tanda awal kecanduan atau adiksi.
"Harus ada yang dibetulkan dulu, berarti mungkin dia udah ada tanda-tanda adiksi, kalau sampe tantrum, ya," ujar Pritta.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan. Gejala lain adiksi gawai seperti anak kehilangan minat untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya diminati, hingga sulit memikirkan apa yang bisa dilakukannya selain bermain dengan gawai.
Gejala tersebut timbul akibat anak kekurangan gerak, kurang bermain di luar ruangan sehingga dia hanya bisa memikirkan permainan yang melibatkan ponsel. "Orang tuanya mungkin kurang mendampingi atau terlalu kecil usia ketika dikasih gawai," katanya dikutip dari Antara.
Baca juga: Jangan Abai Soal Waktu Tidur Anak
Pritta menyampaikan, ketika anak sudah mengalami gejala itu orang tua sebaiknya mengambil gawai tersebut. Langkah yang bisa dilakukan orang tua ketika menghadapi tantrum adalah pastikan keamanan anak hingga ikut menemaninya.
Setelah itu, biarkan anak meluapkan emosinya seperti membiarkan menangis hingga tunggu sampai dia tenang, lalu bisa memberikan bantuan secara fisik. "Validasi emosinya. Tunggu sampai dia lebih tenang," imbuh Pritta.
Dirinya menyarankan anak sebaiknya baru mulai menonton konten digital dengan pendampingan pada usia minimal 3 tahun, dengan durasi 15 menit sekali dan maksimal 1 jam per hari.
Kemudian, anak diperbolehkan memainkan gawai disarankan pada usia 4-5 tahun. Sedangkan untuk memiliki gawai sendiri sebagai hak milik, idealnya pada usia 8-9 tahun, ketika anak sudah mulai sekolah dan membutuhkan perangkat pribadi untuk tugas-tugasnya.
Pritta menambahkan, dalam mencegah anak mengalami adiksi gawai, hal yang bisa dilakukan orang tua adalah harus mencari alternatif kegiatan lain seperti mengajak bermain di luar ruangan atau bermain sesuatu yang tidak menatap layar, serta bisa menjelaskan pada anak terkait fitur yang akan diterapkan dalam penggunaan gawai seperti parental control (kontrol orang tua).
"Harus ada kesepakatan bahwa misalnya gawai ini tidak dibawa ke dalam kamar, hanya boleh digunakan di ruang keluarga atau di kamar orang tuanya dan batas penggunaan maksimal pada jam berapa," kata sang psikolog.