c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

04 November 2021

08:00 WIB

BRIN-Unpad Sukses Uji Praklinis Kandidat Vaksin Pasif Covid-19

Vaksin yang dikembangkan dari kuning telur tersebut mampu menghambat replikasi virus di tubuh.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Satrio Wicaksono

BRIN-Unpad Sukses Uji Praklinis Kandidat Vaksin Pasif Covid-19
BRIN-Unpad Sukses Uji Praklinis Kandidat Vaksin Pasif Covid-19
Peneliti sedang melakukan penelitian terhadap IgY, kandidat vaksin pasif Covid-19. Sumber foto/BRIN.

JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Universitas Padjajaran (Unpad), sukses menyelesaikan uji praklinis kandidat vaksin pasif covid-19. Vaksin tersebut dikembangkan dari Immunoglobulin Y (IgY), yaitu antibodi spesifik yang ada dalam kuning telur ayam.

Uji praklinis tersebut dilakukan dengan teknologi nuklir dengan metode radiolabeling, melalui Pusat Riset Teknologi Nuklir Terapan (PRTNT) – Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) yang berada di bawah BRIN. 

Uji praklinis menunjukkan hasil bahwa IgY secara positif mampu terakumulasi pada organ vital tempat penempelan virus SARS-CoV-2 sehingga diperkirakan juga akan bereaksi positif pada virus covid-19.

Peneliti PRTNT, Hendris Wongso mengatakan, tim peneliti telah berhasil memproduksi IgY spesifik sebagai antibodi Covid-19, melalui pemurnian unsur. Sehingga dengan begitu, siap dikembangkan menjadi vaksin.

“IgY yang dihasilkan dalam telur ayam SAN (specific antibody negative) ini telah berhasil dimurnikan menggunakan metode kromatografi afinitas. Kemudian IgY anti-Covid-19 ini juga telah terbukti dapat berinteraksi dengan antigen protein spike virus SARS-CoV-2 pada uji imunoreaktivitas,” ungkap Hendris dalam siaran resmi BRIN, Rabu (3/11).

Ia menjelaskan tentang proses uji praklinis yang memanfaatkan senyawa radioaktif. Dalam proses uji praklinis, antibodi dari kuning telur tersebut ditandai dengan senyawa radioaktif I-131 atau yang di dunia sains dikenal dengan radiolabeling. Antibodi itu kemudian diterapkan pada hewan percobaan, untuk pengujian.

“IgY yang dilabeli kemudian diberikan kepada hewan percobaan, kemudian dilakukan pengujian dengan mengambil organ dari hewan tersebut dan diteliti untuk melihat seberapa besar antibodi tersebut menyebar di setiap organ,” terangnya.

Dari situlah kemudian didapatkan hasil bahwa IgY mampu terakumulasi di organ vital tersebut. IgY yang menempel pada organ sekitar tempat virus berpotensi menetralisasi virus. Sehingga dengan begitu, ia dianggap berpotensi menjadi vaksin pasif covid-19.

Hendris menjelaskan, jika IgY mampu menempel dengan baik dan bereaksi terhadap virus covid-19, maka ia bisa menghambat replikasi virus di tubuh. Dengan begitu, seseorang yang terinfeksi virus akan bisa lebih cepat pulih.

“Pasien dapat sembuh lebih cepat tanpa menimbulkan keparahan yang menyertai covid-19. Selain itu, penelitian ini juga akan menjadi landasan bagi pengembangan diagnostik dan terapeutik berbasis IgY untuk penyakit infeksi dan kanker di Indonesia,” kata Hendris.

Kepala ORTN, Agus Sumaryanto, mengatakan uji praklinis terhadap IgY merupakan keberhasilan para peneliti di lingkungan PRTNT bersama para mitranya dalam mencari solusi penanganan covid-19. 

Karena itu, BRIN pun akan terus mendukung dan memfasilitasi berbagai penelitian di bidang kesehatan yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Ia juga mengetengahkan peran teknologi nuklir dalam proses uji praklinis kandidat vaksin pasif covid-19 kali ini. Menurut Agus, teknik nuklir dalam uji praklinis tidak saja khusus untuk obat covid-19, namun juga berpotensi diterapkan dalam pengembangan berbagai jenis obat lainnya.

“Capaian ini juga menjadi bukti bahwa teknologi nuklir mempunyai peran dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya dalam penanganan Covid-19,” tambahnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar