c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

KULTURA

20 Agustus 2025

18:41 WIB

BRIN Kukuhkan Lima Profesor Riset Baru

Pengukuhan profesor riset adalah wujud nyata kontribusi positif BRIN dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang unggul.

Editor: Rikando Somba

<p>BRIN Kukuhkan Lima Profesor Riset Baru</p>
<p>BRIN Kukuhkan Lima Profesor Riset Baru</p>

Ilustrasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengukuhkan profesor riset kepada peneliti ahli utama BRIN, Jakarta. Badan Riset dan Inovasi Nasional

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengukuhkan lima orang profesor riset baru. Kelima profesor riset tersebut adalah Siti Nurul Aisyiyah (kepakaran kimia), Roni Ridwan (kepakaran bioteknologi pakan), Novrita Idayanti (kepakaran elektronika), Imam Kambali (kepakaran nuklir), dan Gadang Prioyotomo (kepakaran teknik metalurgi).

Profesor riset merupakan gelar kehormatan yang dianugerahkan kepada para peneliti dan perekayasa alih utama yang telah mencapai jenjang tertinggi dalam karir risetnya

"Saya mengucapkan selamat kepada Majelis Pengukuhan Profesor Riset BRIN, atas kerja kerasnya berhasil menyelesaikan tugas promosi kepada lima peneliti ahli utama menjadi profesor riset. Setelah melalui proses akademik yang komprehensif, maka hari ini Majelis Profesor Riset melaksanakan sidang terbuka untuk mengukuhkan lima profesor riset yang baru di BRIN," kata Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian dalam kegiatan pengukuhan profesor riset di Jakarta, Rabu (20/8).

Momen Istimewa
Amarulla mengatakan pengukuhan profesor riset merupakan wujud nyata kontribusi positif BRIN dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang unggul.

"Gelar ini bukan sekedar simbol prestasi, melainkan bentuk pengakuan atas kecakapan, keahlian, kepakaran, profesionalisme, dan dedikasi yang mendalam dalam bidang ilmu pengetahuan sesuai dengan kepakaran atau keahliannya," ujar Amarulla.

Jabatan ini, katanya, merupakan suatu komitmen yang mendalam terhadap riset dan penelitian serta inovasi, di mana para profesor riset harus menjadi seorang teladan bagi periset lain di Indonesia.


"Merupakan suatu keniscayaan bagi seorang periset untuk mendiseminasikan hasil risetnya, sebagai bentuk dari tanggung jawabnya sebagai periset dan penghargaan atas apa yang telah dicapainya, serta pengakuan dari publik atas hasil risetnya," ungkapnya.

Amarulla menilai pengukuhan profesor riset ini menjadi istimewa, karena bertepatan dengan momentum HUT ke-80 RI dan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-30 yang diperingati sebagai momentum penguatan daya saing bangsa melalui riset dan inovasi.

Menurutnya, tahun ini merupakan saatnya untuk meneguhkan semangat penguatan ekosistem riset dan inovasi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. "Saya berharap para peneliti ahli utama dan juga para perekayasa ahli utama dapat segera melaksanakan orasi profesor riset pada sidang terbuka berikutnya. Majelis Profesor Riset BRIN secara konsisten dapat mengukuhkan profesor riset baru yang berkualitas, guna mewujudkan keunggulan manusia Indonesia." tutur Amarulla Octavian.

Terkait riset,  Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto di kesempatan berbeda  menekankan peran perguruan tinggi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi Tanah Air berbasis sains dan teknologi.

"Indonesia harus meningkatkan kapasitas teknologinya secara drastis untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah. Di sinilah kampus berperan sebagai pusat riset dan pengembangan, bekerja sama dengan industri sebagai lokomotif hilirisasi," kata Mendiktisaintek Brian Yuliarto di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BRIN Riset Diversifikasi Pangam Dari Beras Warna 

                   Percepat Ekosistem Gim Dalam Negeri, BRIN Komersialisasi Platform GANA

Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Telkom University, Bandung, pada 19 Agustus 2025.

Mendiktisaintek menggarisbawahi urgensi bagi kampus untuk menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi, menerapkan hasil riset menjadi teknologi yang bisa digunakan oleh seluruh pemangku kepentingan secara kolaboratif.

Menteri Brian mengapresiasi proyek insinerator hasil riset tim dosen Program Studi Sarjana Teknik Fisika Telkom University yang diberi nama Telurator.

Dikutp dari Antara, Telurator telah diserahkan dan diterapkan di sembilan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Desa Tarumajaya, Kertasari, Bandung, Jawa Barat Telurator menjadi contoh inovasi yang mendukung produktivitas masyarakat tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan. "Insinerator sampah ini bagus sekali, karena bukan hanya untuk belajar, tetapi juga bisa langsung dipakai oleh masyarakat," ujar Mendiktisaintek.

Menteri Brian berharap praktik baik ini bisa direplikasi di kampus lain maupun pemerintah daerah.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar