14 Agustus 2021
13:16 WIB
Penulis: Dwi Herlambang
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Pada tahun 1982, perusahaan mainan asal Jepang, Tamiya Shoji & co meluncurkan tiga jenis permainan untuk anak laki-laki yaitu mobil remote control, aeromedlling, dan Tamiya Mini 4WD. Nama terakhir, adalah salah satu mainan yang paling meledak di seluruh antero bumi, termasuk di Indonesia hingga saat ini.
Mini 4WD adalah miniatur mobil dengan mesin sebagai alternatif dari berbagai jenis miniatur mobil plastik di pasaran, yang umumnya tak bermesin. Mobil Tamiya Mini 4WD merupakan mainan mobil-mobilan bongkar pasang tanpa remote control, yang cara pengoperasiannya menggunakan dua buah baterai dan dinamo kecil sebagai sumber penggerak empat roda.
Sejak peluncurannya, Mini 4WD memang langsung mendapatkan tempat di hati anak-anak muda. Kepopuleran itu semakin menggila setelah Tamiya menugaskan perusahaan penerbitan Shogakukan, untuk membuat manga (komik khas Jepang) berjudul Dash! Yonkuro pada tahun 1987 hingga 1992. Di luar dugaan, serial ini semakin mendongkrak minat anak-anak untuk bermain Mobil Tamiya Mini 4WD.
Sampai pada akhirnya, pada tahun 1994 serial Mini 4WD kembali dibuat yang diberi judul Bakusou Kyoudai Let’s & Go!!. Komik itu bercerita tentang Retsu dan Go Saeba, yang berjuang untuk memenangkan Mini 4WD-nya di arena balap. Dua Mini 4WD yang paling dikenal dari serial itu adalah Vanguard Sonic dan Victory Magnum.
Baca juga: Merakit Tamiya Balap Kelas STB
Khusus anak-anak Indonesia, serial ini menjadi hal yang paling ditunggu ketika hari Minggu tiba. Bagaimana tidak, mereka rela bangun pagi untuk menonton di salah satu stasiun TV swasta. Setelah menonton, mereka akan bermain bersama teman-temannya sambil menenteng Mini 4WD yang mereka miliki.
Seiring berjalannya waktu, popularitas permainan Mobil Tamiya Mini 4WD di Indonesia tidak pernah luntur. Meskipun serial animenya sudah tidak lagi diputar di stasiun TV, regenerasi para pemainnya terus berlangsung dan tidak akan pernah mati. Hal itu terjadi karena permainan ini bisa dimainkan oleh seluruh kalangan dengan mudah.
Menurut Ketua Komunitas Mini4 WD Samarinda, Reno Apriadi, meskipun regenerasinya berjalan, akan tetapi keberadaan Mini 4WD juga pernah terpuruk. Hal itu karena banyaknya permainan lain yang juga masuk setelah Tamiya, seperti beyblade dan crush gear.
“Momen turun (popularitasnya) biasanya pada saat awal regenerasi pemain. Misalnya ada yang pensiun karena sudah berkeluarga jadi nggak bebas lagi. Ada juga karena kerjaan. Range umur pemainnya adaah dari 18 tahun hingga 40 tahun,” kata Reno kepada Validnews, Sabtu (14/8).
Baca juga: Brand Streetwear Amerika Rilis Tamiya Legendaris Cyclone Magnum
Meski begitu, penurunan itu tidak pernah berlangsung terlalu lama, karena memori akan serial anime Dash! Yonkuro dan Let’s & Go!!, membawa kembali anak-anak untuk bermain Tamiya. Bahkan, Reno menjelaskan puncak popularitas Tamiya Mini 4WD di Indonesia terjadi pada tahun 2016-2017. Pada saat itu, perlombaan standard Tamiya Boks (STB) dan standard Tamiya original (STO) hampir setiap minggu digelar.
“Dan setiap tahun diadakan kejuaraan nasional dengan hadiah ratusan juta,” ujarnya.
Sayangnya, karena kondisi pandemi covid-19, kini kejuaraan-kejuaraan itu sudah tidak lagi bisa digelar. Ini yang menyebabkan permainan Mobil Tamiya Mini 4WD lesu, karena para pemain baru belum bisa bergabung dan bermain bersama.
Kini, para pemain Mini 4WD hanya bisa bermain di trek sekitaran rumah mereka masing-masing dan tentu saja dengan memperhatikan protokol kesehatan. Ia pun berharap semoga kondisi ini cepat berlalu dan Mini 4WD terus eksis di Indonesia. “Biar semakin bergairah lagi pencinta Tamiya Indonesia,” tandasnya.