c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

05 Mei 2021

17:18 WIB

Berbagi Hamper Di Hari Raya, Ajang Pamer atau Silaturahmi?

Menjelang Hari Raya Idul Fitri mulai berseliweran unggahan story Instagram yang menampilkan hamper-hamper kiriman kerabat

Penulis: Chatelia Noer Cholby

Editor: Yanurisa Ananta

Berbagi Hamper Di Hari Raya, Ajang Pamer atau Silaturahmi?
Berbagi Hamper Di Hari Raya, Ajang Pamer atau Silaturahmi?
Hampers unik dan menarik yang dapat digunakan di momen hari hari perayaan. Sumberfoto: Shutterstock /dok

JAKARTA – Momentum Hari Raya Idulfitri memang tak lepas dari kebiasaan memberikan bingkisan untuk keluarga, kerabat, sampai rekan kerja. Jika sebelumnya bingkisan hari raya disebut parsel, kini masyarakat awam menyebutnya hamper. Hamper adalah bingkisan hadiah yang ditata rapi di sebuah wadah.

Nah, berbagi hamper ini sedang naik daun dan menjadi gaya hidup terkini, terutama di Jakarta. Hal itu terlihat dari mulai banyaknya unggahan story di media sosial menjelang hari raya. Masing-masing memamerkan hamper pemberian orang lain sambil mengucapkan terima kasih.

Pemaknaan saling berbagi hamper juga beragam. Sebagian orang menganggapnya sebagai media merekatkan Kembali silaturahmi. Sebagian lain menilai berbagi hamper hanya ajang pamer di sosial media.

Pemilik usaha dessert box, The Great Things, Jihan Kianis bercerita hamper buatannya mulai banyak dipesan sekitar tiga tahun belakangan.

“Bingkisan tersebut dikemas secantik mungkin agar makin berkesan bagi penerima,” ujar Jihan kepada Validnews, Rabu (5/5).

Tidak hanya makanan, hamper bisa juga berupa pakaian, perlengkapan ibadah, atau pernak pernik lainnya. Harganya pun beragam, sesuai dengan isi dan kemasan hamper.

“Harga hamper kue yang saya jual sekitar Rp35 ribu hingga Rp100 ribu sudah ditata rapi ke dalam kotak lengkap dengan pita dan ada kartu ucapan juga,” ujar Jihan.

Menurut Jihan, kartu ucapan menjadi bagian penting karena menyambung lidah antara pemberi dan penerima. Karena itu, hamper dianggap sebagai salah satu simbol silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri.

Dari segi bisnis, Jihan menganggap berbagi hamper bisa juga menjadi momen memperkenalkan produk dagangan ke banyak orang, khususnya bagi pebisnis pemula. Seperti yang dilakukannya di masa awal menjalankan usaha.

“Tujuannya biar mereka mengetahui dan merasakan kue-kue buatan saya. Harapannya agar mereka juga bisa memesan kue di toko saya,” tuturnya.      

Senada, Jessica Fitri Fortuna (23) mengatakan tren memberi hamper di Ibu Kota kian menanjak. Di tempat Jessica bekerja, tidak jarang rekan-rekannya saling mengirimkan hamper di hari raya.

“Saya juga lihat di media sosial seringkali orang-orang posting kiriman hamper dari teman-temannya,” cetus Jessica.

Bagi Jessica, memberikan hamper sebagai usaha mempererat tali silaturahmi kepada teman maupun rekan kerja. Singkatnya, momen tersebut menjadi tanda bahwa pengirim masih ingat dengan penerimanya.

Lain Jessica, lain juga Dicky Kadarmawan (24). Pekerja konsultan ini menilai tren bagi-bagi hamper sebagai ajang pamer status sosial di medsos, khususnya di kalangan selebgram.

“Saya melihat di Instagram banyak selebgram saling mengirimkan hamper dengan jumlah banyak. Harga hampernya juga terbilang mahal. Lalu, mereka saling membuat story memperlihatkan kiriman dari sesama kalangannya,” ungkap Dicky.

Pemaknaan pemberian hamper di hari raya memang berbeda-beda bagi setiap orang. Namun pada dasarnya, tujuan utama pemberian hamper adalah untuk mempererat silaturahmi, terlepas dari maksud-maksud lainnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar