c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

KULTURA

04 Agustus 2025

14:51 WIB

Belajar Bareng Maestro, Tak Sekadar Ilmu Tapi Menimba Laku Hidup

Belajar Bareng Maestro (BBM) bukan hanya menjadi kesempatan buat para senima mendapat ilmu seni tapi juga bagaimana meneladani laku kehidupan para maestro. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Belajar Bareng Maestro, Tak Sekadar Ilmu Tapi Menimba Laku Hidup</p>
<p>Belajar Bareng Maestro, Tak Sekadar Ilmu Tapi Menimba Laku Hidup</p>

Parade musik keroncong Keroncong adalah salah satu jenis musik Indonesia yang menggunakan alat musik petik, suling dan vokal. Sumberfoto: Shutterstock/dok

JAKARTA - Lewat program Belajar Bareng Maestro (BBM), Kementerian Kebudayaan ingin melestarikan dan melindungi pengetahuan serta ekspresi seni budaya kepada seniman-seniman muda.

Sebagai upaya menjembatani ekosistem kebudayaan dan pendidikan inklusif yang tak terbatas pada pewarisan pengetahuan dan keterampilan, tapi laku hidup dari pada maestro.

Program ini dihararapkan dapat meningkatkan kompetensi dan kreativitas para seniman muda, mewariskan keterampilan, memberikan keteladanan, dan menularkan kesuksesan serta sebagai internalisasi nilai-nilai budaya dari para maestro.

Dalam pelaksanaannya , seluruh seniman muda yang terpiih diwajibkan untuk tinggal bersama para maestro di padepokan, rumah atau workshop, selama kurang lebih tiga minggu. Format unik ini memberi kesempatan pendalaman praktik seni secara langsung dan pengalaman hidup bersama maestro sesuai disiplin seni masing-masing.

Tahun ini, program BBM diikuti oleh 60 seniman muda berusia 18–25 tahun, yang terpilih dari 573 pendaftar dari 189 perguruan tinggi di 31 provinsi. Para peserta menjalani residensi mulai 20 Juli hingga 18 Agustus 2025 di enam bidang seni yang dibimbing langsung oleh maestro Indonesia, yaitu sastra bersama Gus TF Sakai (Padang Panjang); pedalangan bersama Ki Purbo Asmoro (Solo); seni teater bersama Iman Soleh (Bandung); seni tari bersama Didik Nini Thowok (Yogyakarta); seni musik keroncong bersama Sundari Soekotjo (Jakarta); dan seni lukis bersama Nasirun (Yogyakarta).

Bagi pesertabelajar bersama maestero keroncong, Sundari Soekotjo, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon berharap agar mereka mampu mengembangkan juga merawat musik keroncong Indonesia.

"Musik keroncong adalah bagian tak terpisahkan dari identitas musik Indonesia. Ia lahir dari proses akulturasi yang wajar, tetapi memiliki jiwa yang sepenuhnya Indonesia. Perjalanan keroncong dalam sejarah musik kita begitu panjang, bahkan sejak abad ke-16," ujarnya.

Adapun program BBM musik keroncong digelar bersama maestro Sundari Soekotjo di Jaya Suprana Institut. Program Belajar Bersama Maestro merupakan bagian penting dari manajemen bakat di bidang kebudayaan yang diluncurkan Juli lalu.

Menurutnya, kesempatan ini sangat berharga bagi seniman-seniman muda. Dia juga berharap dapat menjadi jembatan bagi generasi berikutnya untuk melestarikan keroncong, bahkan kedepannya dapat menjadi maestro di bidangnya.

"Saya berharap para peserta didik hari ini dapat menjadi jembatan untuk generasi mendatang dalam merawat dan mengembangkan musik keroncong. Semoga suatu saat nanti, keroncong dapat menjadi kontribusi penting Indonesia bagi peradaban dunia," harapnya.

Pada tahap kedua ini, para peserta diarahkan untuk menciptakan karya seni baik secara mandiri maupun kolaborasi. Kemudian pada tahap akhir, yakni presentasi atau Panen Karya, para peserta diarahkan untuk mempresentasikan, mempertunjukkan, atau memamerkan hasil karya seni mereka di ruang publik.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar