07 November 2025
13:01 WIB
Art for Children, Ruang Anak Membangun Seni Masa Depan
Program Art for Children (AFC) yang digagas Dinas Kebudayaan DIY jadi ruang bagi anak-anak untuk mengembangkan potensi seni dan menyiapkan mereka menjadi maestro di masa depan.
Editor: Satrio Wicaksono
Penari Yogyakarta Tini Handonowari (kiri) tampil menari saat Jogja Joged di Ndalem Kaneman, Yogyakarta. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
JAKARTA - Lewat program Art for Children (AFC), Dinas Kebudayaan (Khundo Kabudhayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ingin melahirkan seniman-seniman muda berkarakter. Diharapkan, pengembangan potensi yang tepat dan selasar bisa menjadikan mereka sebagai maestro seni masa depan.
"AFC bukan sekadar membentuk seniman, tidak untuk membentuk pelaku-pelaku seni yang luar biasa, melainkan mencetak generasi muda yang unggul secara karakter dan budipekerti," kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi Pratiwi pada pembukaan Pameran dan Pentas Akhir AFC 2025 di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Menurut dia, meski AFC tidak dimaksudkan untuk membentuk seniman-seniman masa depan, namun bukan mustahil jika nanti dari AFC ini lahir maestro seni hebat.
"AFC tidak untuk membentuk seniman, tetapi kalau nanti 10 tahun, 20 tahun ke depan akan muncul maestro-maestro hebat dari AFC, itu merupakan bonus yang luar biasa," katanya.
Ia mengatakan, yang terpenting dari program AFC adalah prosesnya bukan semata-mata menghasilkan karya seni. Dalam proses pembelajaran selama 10 bulan, anak-anak diajarkan untuk berempati, belajar kebersamaan, berani berekspresi dan mengeluarkan ide gagasan tanpa batas.
"Kebudayaan adalah kebahagiaan, kebudayaan adalah kegembiraan. Di AFC tidak ada karya yang kecil, tidak ada imajinasi yang salah. Apa yang dipelajari di sini menjadi bekal yang luar biasa untuk hidup mereka ke depan," katanya.
Dian meyakini lulusan AFC akan menjadi SDM dan manusia-manusia Yogyakarta yang unggul secara karakter dan budi pekerti, bahkan menjadi manusia yang sangat beradab, berkebudayaan, dan menjadi manusia-manusia pilihan.
Ia juga mengapresiasi keputusan para orang tua yang telah mempercayakan putra-putrinya bergabung dengan AFC.
"Keputusan tersebut sebagai keputusan yang bijaksana dan mulia karena menentukan nasib dan masa depan anak-anak," katanya.
Para lulusan AFC, kata dia, nantinya dapat menjadi generasi yang sangat berkarakter, menginspirasi anak-anak lain, dan tumbuh berkembang menjadi generasi muda yang beradab. Ia juga mengungkapkan rasa syukur atas antusiasme masyarakat terhadap program ini.
"Ini adalah generasi-generasi emas yang luar biasa, yang cukup banyak titipan warisan yang akan kita titipkan ke mereka ke depan," katanya.
Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Rara Purwiyati mengatakan, program AFC tahun ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.
"Jumlah pendaftar mencapai 1.394 anak. Dari jumlah tersebut, 959 anak dinyatakan lolos pendaftaran dan 880 anak berhasil mengikuti seluruh proses pembelajaran hingga akhir," katanya.
Menurut dia, para peserta AFC belajar dan berkreasi di 12 cabang seni, meliputi kelas vokal, ensemble musik, tari klasik, tari kreasi baru, teater, pantomim, komedi anak, karawitan, sastra anak, seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi, serta kriya batik.
"Anak-anak tidak hanya belajar dan berkreasi, tetapi juga menunjukkan kreativitas, belajar bekerja sama, berani mengekspresikan diri, dan tentu saja bergembira dalam prosesnya," katanya.