c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

15 Agustus 2024

20:11 WIB

Angsle, Wedang Kuah Santan Khas Malang Yang Menyehatkan

Meski tidak menggunakan jahe sebagai bahan kuah, Angsle tetap dapat memberikan kesan hangat untuk tubuh saat dinikmati.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Rendi Widodo

<p>Angsle, Wedang Kuah Santan Khas Malang Yang Menyehatkan</p>
<p>Angsle, Wedang Kuah Santan Khas Malang Yang Menyehatkan</p>

Kudapan wedang angsle khas Malang. Shutterstock/Ariyani Tedjo

JAKARTA - Wedang menjadi salah satu jenis minuman tradisional di Indonesia yang cukup populer karena selain nikmat, juga memiliki khasiat dari segi kesehatan yang baik bagi tubuh. Wedang secara umum menggunakan bahan utama jahe yang dapat memberikan nuansa hangat saat dinikmati.

Menariknya jika berkunjung ke Malang, ada satu jenis wedang yang terbilang unik karena sama sekali tidak menggunakan bahan jahe pada kuahnya, yakni wedang angsle.

Sebagai hidangan yang juga tersebar ke kawasan Jawa Timur lainnya seperti Surabaya atau Lumajang, wedang angsle diyakini sebagai santapan turunan dari wedang ronde. Di mana isiannya terdiri dari beberapa komponen manis seperti petulo (putu mayang), kacang hijau, ketan putih, mutiara, potongan roti, dan irisan buah kolang-kaling.

Sekadar informasi, petulo merupakan komponen yang dibuat dari bahan tepung beras, tapioka atau tepung sagu, sehingga teksturnya lembut saat masuk ke mulut.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, berbeda dengan wedang ronde, wedang angsle sama sekali tidak menggunakan jahe, serai, atau gula jawa, melainkan kuah santan yang dicampur dengan daun pandan serta vanili.

Meski begitu wedang angsle tetap dapat memberikan sensasi menenangkan bagi tubuh saat dikonsumsi dalam keadaan hangat.

Bahkan dalam sebuah penelitian berjudul “Aspek Budaya pada Tradisi Kuliner Tradisional di Kota Malang sebagai Identitas Sosial Budaya (Sebuah Tinjauan Folklor)” karya Arif Budi Wurianto, wedang angsle dimasukkan sebagai salah satu minuman penyegar yang baik untuk dikonsumsi sehari-hari, dijual, maupun dihidangkan untuk acara-acara khusus.

Sementara itu berdasarkan catatan pakar kuliner Sisca Soewitomo dalam buku “Step by Step 60 Resep Suguhan Legit Manis ala Sisca Soewitomo” proses pembuatan wedang angsle membutuhkan waktu sekitar satu jam, di mana bahan utama wedang perlu dimasak bersama dan didiamkan supaya aroma dan rasanya lebih meresap.

Dalam proses pembuatan kuahnya, santan perlu direbus bersama daun pandan, gula pasir, dan garam. Selama merebus proses mengaduh harus dilakukan secara terus-menerus dan perlahan agar santan tidak pecah.

Setelah mendidih, kuah dapat disajikan dalam mangkuk dan ditambahkan isian layaknya sagu mutiara, kacang hijau, tape singkong, roti tawar, nasi ketan, petulo, dan dilengkapi dengan taburan kacang goreng.

Penjual Wedang Angsle di Malang
Tak dimungkiri jika popularitas wedang angsle yang tak sebesar wedang ronde membuat santapan satu ini terbilang susah susah gampang ditemui. Biasanya wedang angsle dijual bersamaan dengan wedang ronde, tapi tak semua pedagang wedang ronde menjual menu wedang angsle.

Mengutip IndonesiaKaya, ada beberapa tempat legendaris yang sudah berjualan angsle sejak lama. Misalnya saja Ronde Titoni yang berlokasi di Jalan Zainul Arifin, tak jauh dari alun-alun Kota Malang.

Sudah beroperasi sejak 1948, selain tentu saja menjual wedang ronde di sini menyediakan wedang angsle yang tak kalah nikmat dengan harga hanya Rp10.000. Bahkan pengunjung dapat memilih sendiri isian angsle sesuai selera yang diracik dan disajikan di depan meja.

Selain kedai Ronde Titoni, ada juga kedai Angsle Pak Solikin yang berlokasi di Pasar Polehan Blimbing, Malang, yang sudah berjualan sejak tahun 1976. Menariknya, saat ini kedai tersebut dikelola oleh putranya yang tetap mempertahankan penggunaan arang untuk membuat angsle.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar