c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

KULTURA

20 Agustus 2025

15:18 WIB

Anak Muda Didorong Promosikan Wisata Gastronomi Indonesia

Anak muda memiliki kekuatan sebagai agen pemajuan dan promosi wisata gastronomi Indonesia lewat kerja-kerja riset hingga promosi kreatif di ruang digital.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Anak Muda Didorong Promosikan Wisata Gastronomi Indonesia</p>
<p id="isPasted">Anak Muda Didorong Promosikan Wisata Gastronomi Indonesia</p>

Ilustrasi dodol, kuliner khas Indonesia. Shutterstock/ZahyMaulana.

JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata (Wamnpar) Ni Luh Puspa mengajak para anak muda untuk turut mempromosikan potensi gastronomi Indonesia. Hal ini disampaikan dalam kuliah umum bersama Poltekpar di lingkungan Kemenpar yang digelar secara hybrid pada Selasa (19/8).

Ni Luh mengungkapkan, anak muda memiliki kekuatan besar untuk menjadi agen promosi wisata Indonesia. Terlebih di era digital, dengan hanya mengusap layar gadget, mereka bisa mengangkat potensi yang ada dan menyebarkannya secara instan di kalangan pengguna media sosial.

"Adik-adik ini adalah bagian dari aktor utama pembangunan gastronomi Indonesia. Melalui inovasi, riset, dan dedikasi, saya percaya adik-adik dapat melahirkan gagasan-gagasan segar yang menjadi cita rasa baru bagi dunia," ungkap Ni Luh Puspa dikutip dari siaran pers, Rabu (20/8).

Kuliah umum yang digelar Kemenpar mengangkat tema "The Power of Gastronomy Tourism: How Local Flavors Fuel Economic Growth and Global Appeal". Tema ini menyoroti bahwa gastronomi saat ini bukan sekadar menyuguhkan pengalaman kuliner yang berbeda, tetapi telah menjadi kekuatan budaya dan ekonomi yang nyata.

Melalui gastronomi pula setiap hidangan dibalut dengan narasi yang kuat dari hulu ke hilir meliputi proses budidaya bahan pangan, distribusi, cara memasak, hingga presentasi yang sarat makna. Di setiap langkah, tersimpan cerita tentang tanah, kerja keras petani, warisan leluhur, dan nilai-nilai lokal yang menyatu dalam satu piring sajian.

Salah satu ciri khas utama kuliner Nusantara adalah kekayaan rempah-rempah, yang tidak hanya memperkaya rasa, tetapi juga membawa jejak sejarah, identitas, dan potensi ekonomi bangsa. Rempah adalah DNA kuliner Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki karakteristik bumbu dan rasa yang unik, menjadikan setiap masakan bukan hanya santapan, tetapi pernyataan budaya.

"Inilah yang membedakan apa itu wisata gastronomi dari wisata kuliner biasa. Dan inilah daya tarik wisata yang menjadi kekuatan Indonesia," kata Wamenpar Ni Luh Puspa.

Tercatat kinerja ekspor rempah Indonesia juga tumbuh positif dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia menempati peringkat keempat dunia sebagi produsen rempah dengan pangsa pasar global 10,1 persen.

Kemenpar sendiri telah merumuskan sejumlah program unggulan, termasuk memajukan potensi pariwisata gastronomi, di samping sektor kebugaran dan bahari yang juga jadi fokus pemajuan.

Ni Luh menyorot kekuatan cerita, yang bisa disajikan oleh para anak muda kreatif, untuk menarasikan kuliner Indonesia. Menurutnya, makanan khas Indonesia tidak bisa dilepaskan dari konteks budaya. Dari upacara kelahiran, pernikahan, hingga kematian, selalu ada makanan sebagai pengikat makna.

"Ini adalah kekuatan naratif yang tidak dimiliki semua negara. Maka dari itu, wisata gastronomi Indonesia harus dibangun bukan hanya dengan rasa, tapi juga melalui cerita, nilai, dan identitas," ujarnya.

Baca juga: Potensi Kuat Wisata Kebugaran, Gastronomi Dan Bahari

Kemenpar juga melakukan berbagai program kolaboratif, di antaranya kerja sama dengan UN Tourism dan Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk memproyeksikan Ubud sebagai prototipe destinasi gastronomi dunia. Kuliner dan rempah Nusantara juga dipromosikan ke pasar global melalui program Indonesia Spice Up The World.

Di tahun ini, Kemenpar juga akan menggelar Barista Innovation Challenge tingkat Asia Tenggara, yang menjadi panggung strategis untuk mempromosikan kopi-kopi lokal unggulan Indonesia.

"Ini bukan hanya promosi rasa, tetapi bentuk nyata dari diplomasi lintas budaya yang saling memperkaya," kata Ni Luh.

"Mari kita bangun bersama destinasi gastronomi yang memiliki daya tarik autentik, berbasis keberlanjutan, dan tentu saja berdaya saing global. Mari kita posisikan Indonesia sebagai kekuatan kuliner dunia. Bukan hanya dengan rasa tapi dengan cerita, nilai, dan juga semangat kolaborasi," imbuhnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar