27 Agustus 2025
09:31 WIB
Air Putih Itu Penting, Tapi Perlu Dibatasi Pada Pasien Penyakit Ginjal
Seseorang dengan gangguan ginjal disarankan tidak minum air putih secara berlebihan karena organ ginjal telah mengalami penurunan fungsi.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Ilustrasi Gelas Berisi Air Putih. Shutterstock/dok.
JAKARTA - Selama ini saran-saran kesehatan selalu konsisten menyebutkan kalau air putih penting untuk menjaga fungsi tubuh. Setiap orang disarankan mengonsumsi air putih secara cukup setiap harinya demi memastikan hidrasi terpenuhi, yakni sekitar dua liter per hari.
Namun saran itu tak berlaku bagi penderita penyakit ginjal. Sebagaimana disampaikan Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ali Khomsan MS, seseorang dengan gangguan ginjal memang disarankan tidak minum air putih secara berlebihan karena organ ginjal telah mengalami penurunan fungsi.
"Kalau sudah mengalami gangguan ginjal, maka minum air putih memang tidak boleh berlebihan karena ginjal sudah kehilangan atau mengalami kekurangan kemampuan untuk menyaring cairan,” ujar dilansir dari Antara, Rabu (27/8).
Kelebihan meminum air putih bagi pasien penyakit ginjal, kata dia, cairan tersebut tidak akan masuk ke ginjal dan justru akan menyebabkan gangguan kesehatan, sehingga harus memperhatikan batas konsumsi air minum.
Sementara bagi orang yang sehat, tidak ada masalah dalam mengonsumsi air putih dengan takaran yang disarankan yakni sebanyak dua liter per hari.
"Acuannya kurang lebih juga adalah bahwa setiap kalori makanan yang kita konsumsi itu harus memasukkan sayuran 1 cc sehingga dijadikan pedoman orang awam secara umum kita memerlukan 2.000 kalori makanan setara dengan yang kita harus minum dua liter air putih," jelasnya.
Baca juga: Pentingnya Air Murni Untuk Menjaga Kesehatan Organ Vital
Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RA Adaninggar Primaria Nariswari menyebutkan kebiasaan jarang meminum air putih dapat menjadi faktor risiko yang mengharuskan seseorang melakukan terapi cuci darah (hemodialisis) meskipun masih usia muda.
"Biasanya pasien muda yang melakukan cuci darah karena tidak suka atau jarang minum air putih," katanya.
Dokter Ningz, sapaan akrabnya, mengatakan kebiasaan jarang meminum air putih dapat menyebabkan peradangan pada ginjal dan merupakan risiko awal dari penyakit diabetes, yang kelak juga akan berdampak pada fungsi ginjal.
Ginjal yang sudah kehilangan fungsinya, kata dia, mengakibatkan seseorang harus melakukan terapi cuci darah untuk mengembalikan kualitas hidupnya, karena darah yang kotor dan tak tersaring melalui ginjal dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.