c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

12 November 2025

08:59 WIB

Ahli BRIN Sebut Kadar Zat Berbahaya Vape Lebih Rendah Dari Rokok Biasa

Hasil BRIN menyatakan, temuan bahwa kadar zat berbahaya pada rokok elektrik atau vape lebih rendah dari rokok konvensional bisa menjadi landasan untuk membicarakan kebijakan baru terkait tembakau.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Ahli BRIN Sebut Kadar Zat Berbahaya Vape Lebih Rendah Dari Rokok Biasa</p>
<p id="isPasted">Ahli BRIN Sebut Kadar Zat Berbahaya Vape Lebih Rendah Dari Rokok Biasa</p>

Penjual meneteskan cairan pada rokok elektrik di salah satu toko di Pekayon, Jakarta Timur, Selasa ( 27/12/2022). Antara Foto/Asprilla Dwi Adha.

JAKARTA - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap temuan terbaru tentang rokok elektrik berbasis cairan alias vape. Hasil kajian laboratorium terbaru menunjukkan bahwa kadar zat berbahaya atau toksikan pada vape ternyata jauh lebih rendah dibandingkan rokok konvensional.

"Hasil kajian kami menunjukkan bahwa emisi dari rokok elektrik mengandung kadar toksikan yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok konvensional," ungkap Peneliti Ahli Utama BRIN, Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, dalam pemaparannya di Jakarta, Selasa (11/11), dilansir dari Antara.

Bambang menjelaskan bahwa penelitian dilakukan terhadap 60 sampel vape dari berbagai merek dan kadar nikotin yang beredar di pasaran, serta tiga jenis rokok konvensional sebagai pembanding. Pengujian difokuskan pada sembilan senyawa toksikan utama sebagaimana ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni formaldehida, asetaldehida, akrolein, karbon monoksida, 1,3-butadiena, benzena, benzo[a]pyrene, serta dua nitrosamin spesifik tembakau (NNN dan NNK).

"Meskipun beberapa senyawa seperti formaldehida dan benzoapyrene masih terdeteksi, jumlahnya signifikan di bawah kadar yang ditemukan pada rokok biasa," kata Bambang Prasetya.

Hasil laboratorium menunjukkan bahwa kadar formaldehida pada emisi rokok elektrik tercatat 10 kali lebih rendah, akrolein 115 kali lebih rendah, dan benzena hingga 6.000 kali lebih rendah dibandingkan rokok konvensional. Sementara karbon monoksida, 1,3-butadiena, NNN, dan NNK tidak terdeteksi sama sekali.

Baca juga: Rokok Konvensional Ataupun Elektronik Sama-sama Tingkatkan Risiko Stroke

Menurut Bambang, temuan tersebut memberikan dasar ilmiah penting untuk memahami profil toksikologi produk tembakau alternatif di Indonesia. Ia menilai bahwa meski vape berpotensi memiliki risiko yang lebih rendah, produk ini tetap memerlukan pengawasan mutu, pelabelan akurat, serta standardisasi pengujian yang sesuai dengan protokol internasional.

"Temuan ini menjadi langkah awal dalam membangun fondasi ilmiah kebijakan tembakau di Indonesia. Dengan data yang objektif, pemerintah dan masyarakat dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dan berbasis bukti," ujarnya.

Bambang menambahkan, penelitian ini diharapkan menjadi pijakan awal bagi kolaborasi riset lintas sektor, sekaligus memperkuat kapasitas pengujian nasional. Ia juga menekankan pentingnya hasil riset tidak berhenti di laboratorium, melainkan dimanfaatkan dalam penyusunan kebijakan publik yang melindungi kesehatan masyarakat dan tetap mendorong inovasi industri yang bertanggung jawab.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar